Kisah Dua Perempuan Dijual ke Malaysia Rp 35 Juta, Kerja 20 Jam Sehari Hingga Disiksa Majikan
Vera mengaku selama di Malaysia diminta bekerja selama 20 jam dalam satu hari. Mulai dari bangun pukul 03.00 hingga tidur pukul 00.00 WIB.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kondisi Nica (22) dan Vera (22) masih nampak trauma saat disambangi Tribun Sumsel di kediaman kawasan Sekip, Palembang, Rabu (6/11/2019) malam.
Nica nampak lemas, sementara Vera sudah bisa melempar senyuman.
Kedua gadis asal Sumsel itu baru saja selamat dari cengkeraman sindikat perdagangan manusia di Malaysia.
Vera menuturkan pertama kali mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari kolom pencarian Laman facebook miliknya.
Vera pun langsung men-chat dan disambut dengan baik.
"Saya chat dia, dia bilang kami mau dipekerjakan di Malaysia sebagai karyawan restoran. Kami setuju asal resmi dan tidak dijadikan pembantu rumah tangga," ungkapnya.
Baca: Polisi Tangkap Pria yang Sengaja Masukkan Kucing ke Dalam Mesin Cuci hingga Tewas
Baca: Baby Sister Ini Lakukan Permintaan Pacar yang Memintanya Mencuri Emas Milik Majikan
Baca: Video 2 Pria Masukkan Kucing ke Mesin Cuci hingga Tewas Sempat Viral, Kini Pelaku Dipenjara 34 Bulan
Keduanya pun selanjutnya melengkapi beragam berkas hingga akhirnya orang yang mengaku agensi mengirimkan tiket penerbangan.
Vera dan Nica pun berangkat dari SMB 2 menuju ke Bandara di Surabaya, Jatim.
Di Surabaya, mereka dijemput suami istri, AG dan LN yang kemudian menginap di rumahnya.
Usai mengurus paspor di kantor imigrasi kawasan Jawa Timur, mereka pun berangkat menuju Batam.
"Kami baru diberitahu sesaat mau berangkat ke Batam, saya akan bekerja di kedai sementara sepupu saya CH sebagai baby siter, saya marah tapi tak dihiraukan lagi," kata RA.
Keduanya berpisah di pelabuhan menuju ke Malaysia. Nica berangkat terlebih dahulu sementara RA belakangan.
Di Malaysia keduanya pun ditempatkan di rumah berbeda kemudian disalurkan kembali.
Vera mengaku selama di Malaysia diminta bekerja selama 20 jam dalam satu hari.
Mulai dari bangun pukul 03.00 hingga tidur pukul 00.00 WIB.
Pekerjaannya mulai dari bersih-bersih rumah, memasak, dan menjadi buruh di toko.
"Majikan saya disana itu punya toko, saya bangun jam 3 subuh, menyapu, mengepel, memasak. Kemudian berangkat ke toko, diminta memikul beberapa karungan gula dan beras," katanya.
"Kemudian pulang jam 5 sore, dan melanjutkan pekerjaan di rumah, mulai dari memasak, menyetrika, masak makan malam dan lain sebagainya, majikan saya bilang kamu makan setelah kami makan, kamu tidur setelah kami tidur," katanya.
Vera mengaku berulangkali mendapatkan perlakuan kasar majikannya, mulai dari ditendang, diinjak, dijewer bahkan disiram air kotor.
Majikan menganggap Vera tak patuh dan kerap melawan sehingga berbuat kasar.
Bahkan, Vera sempat disiram air bekas air cucian daging babi karena majikan menganggap melawan perintahnya.
Dia mengaku tidak bisa berkomunikasi karena ponselnya disita oleh majikan.
Baca: Terlalu Sering Ikuti Tren Konsumsi Makanan Manis, Gadis Ini Idap Diabetes hingga Alami Kebutaan
Baca: Tak Tahu Hamil, ART di Palembang Melahirkan Sambil Berdiri, Bayi Jatuh ke Lantai Kamar Mandi
"Semakin melawan saya semakin dianiaya, saya dimasukkan ke kamar, ditendang, ditampar bahkan diinjak menggunakan sepatu hak tinggi, hingga tempurung kaki memar-memar," katanya.
Majikan pun sempat mengembalikannya ke agensi, beberapa hari di agensi dirinya kembali disiksa saat diserahkan kepada majikan baru.
Majikan kedua juga melakukan hal yang sama, bahkan sempat hendak dibuang ke hutan.
"Saya dibangunkan jam 01.00 dibawa ke mobil, lalu mau dibuang ke hutan. Saya melawan dan berontak. Katanya saya sudah dibeli Rp 35 juta. Kalau mau bebas saya harus membayar dulu uang itu," jelasnya.
Beruntung Vera dan Nica berhasil diselamatkan setelah keduanya mengelabui majikan saat diajak untuk memperpanjang paspor di Batam. (jhn)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Kisah Pilu 2 Gadis Sumsel Dijual ke Malaysia, Kerja 20 Jam, Disiksa & Dibuang, Dibeli 35 Juta
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.