SDN Gentong 1 Pasuruan Ambruk, Polisi Tetapkan 2 Tersangka
Polisi telah tetapkan dua tersangka atas ambruknya SD Negeri Gentong 1 Pasuruan, yang menewaskan dua orang.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Polisi telah menetapkan dua tersangka atas ambruknya SDN Gentong 1 Pasuruan, Sabtu (10/11/2019).
Dua tersangka berinisial D dan S tersebut juga ditahan karena bertanggung jawab pada konstruksi gedung sekolah.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Luki Hermawan, menyebutkan konstruksi gedung sekolah tersebut tidak sesuai spesifikasi.
"Konstruksi bangunan ini (gedung SD Negeri Gentong 1 Pasuruan, red) sudah gagal konstruksi dan ngawur."
"Tinggal nunggu rubuhnya," ujarnya dalam wawancaranya yang ditayangkan Kompas TV.
Baca: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Ambruknya SD di Pasuruan, Indikasi Korupsi dan Kemungkinan ASN Terseret
Baca: SD Negeri Gentong Ambruk, Nadiem Sambangi Keluarga Korban Meninggal, Ayah Korban: Saya Mengikhlaskan
Pernyataan tersebut Luki sampaikan saat meninjau SDN Gentong 1 Pasuruan pada Sabtu siang.
Mengutip dari Tribunnews.com, penetapan kedua tersangka tersebut dilakukan setelah tim yang dibentuk untuk menyelidiki kasus ini sudah menyelesaikan penyelidikan.
Diketahui, kedua tersangka ditangkap di Kediri.
Keduanya merupakan pihak swasta.
Untuk sementara, keduanya dijerat dengan pasal 359 atas kelalaiannya yang membuat orang lain meninggal dunia.
Ambruknya gedung sekolah tersebut terjadi pada Selasa (5/11/2019).
Baca: Mendikbud Tinjau Kerusakan SD Negeri Gentong Pasuruan, Nadiem: Kejadian Ini Tidak Dapat Saya Terima
Baca: RESPON Wawalikota Pasuruan ke Siswa Pasca Atap SDN Gentong Ambruk, Pakai Trauma Healing & Akupuntur
Akibat peristiwa ambruknya atap kelas di SD Negeri Gentong, Pasuruan, satu orang siswa dan seorang guru meninggal dalam kejadian tersebut.
Sementara itu, terdapat 11 murid yang dirawat di rumah sakit karena mengalami luka tertimpa reruntuhan gedung kelas.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut.
Ia mengatakan, kejadian ini merupakan hal yang tidak dapat diterima olehnya.
"Saya melihat ini adalah suatu hal yang tidak bisa saya terima. Harusnya kita melakukan yang lebih baik lagi dari semua pihak," ujar Nadiem dalam wawancara yang ditayangkan Kompas TV.
Nadiem menyebutkan, seluruh pihak, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, harus dapat bekerja sama dan bergotong royong.
Menurutnya, pemerintah harus dapat memastikan kejadian nahas ini tidak terulang lagi.
"Karena keamanan guru, murid, dan orang tua harus menjadi nomor satu, agar kita dapat belajar dengan aman dan senang," kata Nadiem.
Muhajir Effendy Berjanji Percepat Pembangunan Ulang Sekolah
Menteri Koordinator Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy meninjau SDN Gentong 1 Pasuruan, Jawa Timur.
Kunjungan tersebut ia lakukan dengan didampingi Pelaksana Tugas Walikota (PLT) Pasuruan Raharto Teno, Sabtu (9/11/2019).
Dalam tayangan Kompas TV, saat meninjau SD Negeri Gentong 1 Pasuruan, eks Mendikbud ini menyebut akan segera berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mempercepat pembangunan ulang sekolah.
"Untuk sekarang ini, untuk bangunan yang swakelola, baik itu unit sekolah baru maupun ruang kelas baru, itu didamping SMK jurusan Konstruksi atau perguruan tinggi yang memiliki jurusan Teknik Bangunan yang terakreditasi," jelas Muhajir dalam wawancara yang ditayangkan Kompas TV.
Dengan melibatkan tim ahli dari SMK maupun perguruan tinggi dalam pembangunan ulang sekolah ini, Muhajir berharap konstruksi bangunan dapat diawasi.
Selain itu, ia pun berharap penyalahgunaan dapat dihindari.
Hal tersebut juga menjadi upaya antisipasi supaya kejadian serupa tidak terulang kembali.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Eka Fitriani)