Istri Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Ditangkap, Begini Tanggapan Mantan Pimpinan Jamaah Islamiyah
Pasca ledakan bom bunuh diri, istri pelaku ditangkap. Nasir Abbas berpendapat peran perempuan dalam jaringan kelompok radikal dan teroris besar.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, mengatakan Densus 88 sudah mengamankan seorang perempuan yang diduga istri sang pelaku, Kamis (14/11/2019).
Hal ini berdasarkan dari hasil pemeriksaan beberapa saksi dan analisa temuan di TKP.
"Setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam oleh Densus 88, ternyata DA adalah statusnya istri dari pada RMN atau pelaku," terangnya di Kompas TV.
Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, meskipun di dalam manifest atau data pribadi MNS hingga data result dukcapil yang bersangkutan statusnya belum menikah, tapi dalam pemeriksaan dan temuan di lapangan, pelaku sudah beristri.
Dari hasil pemeriksaan, istrin pelaku justru terpapar radikalisme lebih dahulu.
Ditangkapnya istri pelaku bom bunuh diri di Medan, menurut mantan pimpinan Jamaah Islamiyah Nasir Abbas menunjukkan bahwa peran perempuan dalam jaringan kelompok radikal dan teroris tidak bisa lagi dianggap sebelah mata.
"Berarti menunjukkan bahwa wanita yang berperan dalam memengaruhi dan wanita kita melihat sudah mulai menjadi berani dilibatkan. Bukan hanya dilibatkan, jangan-jangan wanita yang mau melibatkan diri," ujar Nasir Abbas.
Hal tersebut diduga karena adanya dorongan keyakinan yang keliru.
Nasir Abbas menjelaskan, wanita tersebut tidak mengira itu keliru tapi dia meyakini benar.
Ia juga menambahkan paparan radikalisme negatif ini sekarang sudah menjalar kepada ibu-ibu.
"Kita nggak tahu berapa banyak ibu-ibu yang sudah terkena ini. Oleh karena itu sekarang, bukan hanya kepada mantan napi kita melakukan pencerahan, tetapi juga kepada ibu-ibu, istri-istri, wanita-wanita yang berpotensi mengembangkan faham tersebut," tuturnya menambahkan.
Nasir mengambil contoh, ledakan bom di Sibolga kemarin yang ikut membuat bom itu istrinya, yang memasang jebakan itu istrinya, sehingga kemudian yang meledakkan rumah tersebut bersama anaknya juga istrinya.
Di sisi lain, Presiden Jokowi melalui juru bicaranya Fadjroel Rahman mengatakan akan mengejar dan menangkap siapapun yang terlibat dalam serangan bom bunuh diri di Medan dan aksi teror lainnya.
Presiden menurut Fadjroel juga meminta polisi mengungkap kasus serangan di Medan secepatnya.
"Kepolisian segera bertindak cepat sesuai dengan perintah bapak presiden yang disampaikan secara langsung tadi di Sentul untuk menyelidiki identitas, aktivitas dari pelaku kalaupun ada kelompok atau jaringan yang terkait dari pelaku tersebut," terang Fadjroel.
Lebih lanjut, presiden tegas mengatakan tidak akan memberikan toleransi apapun kepada segala jenis terorisme.
Beliau mengatakan bahwa pelaku atau kelompoknya akan dikejar, ditangkap dan diadili dengan sistem hukum yang berlaku.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)