Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terdengar Suara Ledakan dan Getaran Gempa dari Gunung Lemongan Lumajang

Gunung Lemongan merupakan salah satu gunung api aktif di Jawa Timur, selain ada Gunung Semeru, Ijen, Bromo, Kelud, juga Gunung Raung

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Terdengar Suara Ledakan dan Getaran Gempa dari Gunung Lemongan Lumajang
ist/wikipedia
Gunung Lemongan di Kabupaten Lumajang. Warga sekitar merasakan adanya gempa disertai suara kencang 

Laporan Wartawan Surya Sri Wahyunik

TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Warga di kaki Gunung Lemongan, Lumajang dikejutkan suara mirip ledakan yang disertai gempa, Rabu (13/11/2019).

Dari laporan relawan Laskar Hijau Lumajang yang dikirimkan ke Surya, suara ledakan dan gempa ini terus terasa hingga malam hari sekitar pukul 21.00 Wib.

Dari hasil pantauan relawan Laskar Hijau, ledakan dan gempa tersebut terasa di Desa Sumber Petung Kecamatan Ranuyoso, Desa Papringan dan Tegalrandu Kecamatan Klakah, serta Desa Salak Kecamatan Randuagung.

Ketua Laskar Hijau, A'ak Abdullah Al-Kudus, ledakan terdengar dan gempa pertama kali dirasakan sekitar pukul 09.30 Wib. Peristiwa serupa beberapa kali terjadi hingga pukul 21.00 Wib.

Laskar Hijau mencatat adanya tanah retak di Dusun Berca Desa Sumberpetung, dan dua rumah mengalami keretakan di Blok Sumur Desa Sumberpetung.

Baca: BMKG: Gempa Guncang Buleleng Bali dengan Kekuatan 5.1 M, Tak Berpotensi Tsunami

"Kalau sampai tadi malam masyarakat akhirnya terus waspada, karena takut tidur di dalam rumah. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Pos Pantau Gunung Lemongan," ujar A'ak kepada Surya, Kamis (14/11/2019).

Berita Rekomendasi

Gunung Lemongan merupakan salah satu gunung api aktif di Jawa Timur, selain ada Gunung Semeru, Ijen, Bromo, Kelud, juga Gunung Raung.

Hasil dari koordinasi itu menyebutkan memang terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Lemongan. Namun status Gunung Lemongan berada di level Normal.

"Kejadian ini mirip dengan kejadian pada tahun 2012, yakni gempa terjadi selama berhari-hari. Namun Alhamdulillah tidak sampai terjadi bencana alam," imbuhnya.

Menurut A'ak, gempa bumi dan erupsi gunung api merupakan 'sunatullah'.

"Seharusnya kita bersyukur karena hal tersebut menandakan bahwa bumi kita ini masih hidup. Jika masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api mendapatkan edukasi yang cukup tentang erupsi gunung api beserta dampaknya, maka insyaallah dapat meminimalkan risiko bencana," imbuhnya.

Baca: Gempa Bumi Magnitudo 6,6 Guncang Filipina Selatan


Aktivis lingkungan ini menegaskan, gunung api akan memberikan sinyal yang bisa ditangkap oleh alat deteksi yang ada di pos pantau bila akan erupsi.

Oleh karena itu, dia berharap Pemerintah Kabupaten Lumajang memperkuat pengetahuan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lemongan dan Gunung Semeru untuk meningkatkan kapasitas Destana (Desa Tangguh Bencana) sebagai upaya pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.

Sedangkan Kepala Pos Pantau Gunung Lemongan, Susanto membenarkan, telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Lemongan. Namun demikian status Gunung Lemongan masih dinyatakan normal.

Dari hasil evaluasi Badan Geologi, menyebutkan, Gunung Lemongan hingga 13 November 2019 berada pada level I (Normal). Pengamatan dilakukan selama 1 Januari hingga 13 November 2019 menyebutkan gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati.

Aktivitas kegempaan para periode yang sama didominasi oleh gempa-gempa tektonik (Gempa Tektonik Jauh, Gempa Tektonik Lokal, dan Gempa Terasa).

Pada 9 November 2019, terjadi peningkatan jumlah, mencapai 254 kejadian gempa tektonik lokal dan berlanjut hingga 13 November 2019, yang diikuti oleh getaran tremor dengan amplitudo maksimum 3-30 mm, serta tiga kali gempa terasa dengan intensitas II-III MMI.

Gempa Terasa dirasakan oleh penduduk yang berada di sektor barat-barat daya Gunung Lemongan, yaitu Sumberpetung, Tegalrandu, dan Papringan.

Badan Geologi juga menyebutkan rekomendasi terkait status Gunung Lemongan, antara lain, masyarakat di sekitar Gunung Lemongan diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Lemongan, serta mengikuti perkembangan aktivitas gunung itu yang dikeluarkan oleh BPBD setempat.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur, dan BPBD Kabupaten Lumajang.

Ketiga, meminta Pemda Lumajang dan BPBD agar berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Lemongan di Gunung Meja Desa Tegalrandu Kecamatan Klakah, Lumajang, atau dengan PVMBG di Bandung.

Gunung Lemongan, merupakan satu daru dua gunung api aktif yang berada di Kabupaten Lumajang dan satunya adalah Gunung Semeru.

Gunung Lemongan merupakan gunung api aktif bertipe stato, yang dicirikan oleh terdapatnya pusat-pusat erupsi parasitik yang berjumlah sekitar 60 pusat erupsi berbentuk kerucut vulkanik, dan maar (ranu) yang tersebar di sekeliling gunung api. Erupsi vulkanik parasitik itu terjadi para periode pra-sejarah.

Gunung Lemongan merupakan salah satu gunung yang unik di dunia, karena karakter letusannya tidak di puncak, melainkan di bagian bawah-bawahnya.

Oleh karena itu banyak terdapat ranu (maar) dan gunung kecil (bocha).

Total jumlahnya sekitar 60 titik bekas erupsi gunung Lemongan.

Pada periode 1799-1899 gunung Lemongan tercatat sebagai gunung paling aktif di Indonesia.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Warga Sekitar Gunung Lemongan Lumajang Dengar Suara Ledakan dan Getaran Gempa dari Gunung

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas