Sarif Pasrah dan Tetap Mengimami Salat Magrib di Masjid Saat Gempa, Anak Istrinya Mengungsi
Karena saat itu telah memasuki waktu salat Magrib, ia pun memutuskan untuk tetap menjalani ibadah di salah satu masjid kawasan Desa Pengastulan.
Editor: Dewi Agustina
Luka robek ini ia dapatkan saat hendak lari ke luar dari rumah untuk menyelamatkan diri.
Saat lari itu tangannya tergores besi hingga robek.
Baca: Terkait Gempa Malut dan Sulut, BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami
Baca: Peringatan Dini BMKG Jumat, 15 November 2019: Ini Wilayah Berpotensi Hujan Petir & Angin Kencang
Ia pun langsung dilarikan oleh keluarga ke Puskesmas I Gerokgak untuk menjalami perawatan.
Sementara korban kedua ialah Rajenah asal Desa Patas, Kecamatan Gerokgak.
Wanita berusia 52 tahun ini mengalami luka robek pada bagian bibir sepanjang dua centimeter.
"Saat itu dia (Rajenah) sedang lari, namun kemudian tersandung dan jatuh. Bibirnya robek," terangnya.
Saat dilarikan ke rumah sakit, kata dr Yogi, Rajenah dalam keadaan syok.
Tensinya naik hingga 170.
Setelah mendapatkan penanganan, kedua korban kini telah diperbolehkan pulang.
"Setelah diberi obat dan dijahit, lagi dua hari mereka kembali ke sini untuk kontrol dan membersihkan luka," terangnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Gempa Bumi Dangkal di Buleleng 5,0 SR, Sarif Trauma Gempa Dahsyat 1976 di Seririt