Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Amankan Pengendara Becak Motor Angkut Bangkai Babi yang akan Dibuang di Parit

Petugas membututi lalu ketika pelaku akan membuang bangkai babi langsung dilakukan penangkapan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Amankan Pengendara Becak Motor Angkut Bangkai Babi yang akan Dibuang di Parit
Dok. Polrestabes Medan
Sinar Hati Bulolo ditangkap polisi saat hendak membuang bangkai babi di parit di Desa Helvetia 

dr Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD, FINASIM, M.H.(Kes), mengatakan, Meskipun Hog Cholera atau Classical Swine Fever (CSF) tidak menular dari babi ke manusia.

"Namun tindakan pembuangan bangkai babi terinfeksi akan menyebabkan pencemaran air yang dapat menimbulkan atau berpotensi mengakibatkan gejala penyakit infeksi lainnya pada manusia. Seperti diare, demam, penyakit kulit, dan lainnya terutama pada warga di sekitar aliran sungai," ujarnya, Jumat (15/11/2019).

Lanjut dosen di Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU ini, mengatakan, hog cholera itu sendiri merupakan penyakit infeksi pada babi, yang sebetulnya hanya menjangkiti babi yang sangat menular. 

Adapun tingkat kesakitannya (morbiditas) dan kematiannya (mortalitas) hampir mencapai 100 persen.

"Penyebabnya adalah infeksi Pestivirus yang masuk dalam famili Flaviviridae. Terdapat bermacam-macam strain virus ini dengan tingkat virulensi mulai dari rendah, sedang sampai dengan virulensi tinggi yang dapat menyebabkan wabah," jelasnya.

Tidak hanya di aliran sungai, beberapa bangkai babi juga ditemukan di darat, seperti yang terjadi di kawasan Helvetia pada Jumat (15/11/2019) pagi.

Hingga kini pelaku-pelaku pembuangan bangkai babi masih belum berhasil diungkapkan pihak kepolisian.

Berita Rekomendasi

Terkait pencemaran yang berupa virus virus dan penyakit ini endemis di Asia, serta juga ada didapati di beberapa belahan dunia lain Restuti menegaskan, hog cholera tidak bisa menjangkiti manusia dan juga tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia. 

"Dagingnya yang dimakan juga tidak akan menularkan pada manusia," katanya.

Namun untuk pencegahan penyakit, kata Restuti, upaya-upaya kontrol penyakit ini umumnya dilakukan oleh berbagai negara adalah melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak babi dengan virus yang dilemahkan (attenuated vaccine). 

Kemudian melarang atau mengontrol dengan sangat ketat impor hewan babi yang hidup, impor daging babi segar, impor daging babi yang tidak diproses dengan pemanasan yang adekuat, juga impor bahan-bahan biologi terkait babi, misalnya embrio dan cairan semen babi.

"Mau nya ada penegasan untuk larangan peternak memberi makan babi dengan makanan sisa, sampah makanan yang tidak dimasak, melarang pembuangan sampah yang dilakukan melalui kapal di pelabuhan. Kemudian dalam tahap eradikasi di tempat terjangkit wabah, hewan babi yang terpapar dan yang terinfeksi harus dimusnahkan dan dikuburkan atau dibakar. Pergerakan babi di area yang terjangkit juga dibatasi serta dilakukan tindakan disinfeksi terhadap tempat dan fasilitas yang terjangkit," jelasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, 

berdasarkan data yang diperolehnya, saat ini wabah hog cholera telah terjadi di 11 Kabupaten di Sumatera Utara. 

Di mana ditemukan 4.682 ekor babi yang mati karena hog cholera, dari jumlah populasi babi di Sumut sebanyak 1,2 juta ekor. (mft/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Tertangkap Hendak Buang Bangkai Babi, Tukang Becak Ini Mengaku Dijanjikan Upah Rp500 Ribu

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas