Jauh dari Kebakaran di Gunung Lawu, Warung Pecel Tertinggi di Tanah Jawa 'Mbok Yem' Tetap Beroperasi
Sempat terjadi kebakaran di Hutan Gunung Lawu, Jumat (15/11/2019), warung pecel legendaris di puncak Gunung Lawu bernama 'Mbok Yem' masih berjualan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
Pasalnya, selain meyimpan mitos mistis, Gunung Lawu juga memiliki cuaca yang ekstrem.
Bisa dipastikan Mbok Yem sudah bersahabat dengan angin kencang selama bertahun-tahun saat berjualan.
Bahkan pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus 5 derajat.
Untuk menempuh warung makan Mbok Yem ini, diperlukan waktu pendakian sekira 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem mengingat curamnya lajur pendakian.
Untuk itu, hanya mereka yang punya stamina tinggi untuk bisa mencapainya.
Mbok Yem mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu.
Ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya, Mbok Yem dibantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki.
"Untuk stok dagangan saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ungkapnya kepada Kompas.com.
Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.
"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu lebaran," paparnya, sembari menyiapkan makanan untuk para pendaki.
Baca: 438 Tim Gabungan Dikerahkan Padamkan Kobaran Api di Gunung Lawu
Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 orang pendaki.
Mbok Yem juga menuturkan ada dua waktu dimana warungnya dipadati pembeli, yakni saat 17 Agustus dan bulan Suro.
Makanan yang dijual di warung Mbok Yem ini terbilang cukup murah, hanya berkisar Rp 10.000 saja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.