Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Tusuk Gurunya Karena Memendam Cinta, Pelaku Sempat Pura-pura Muncul di TKP: Ada apa ya ?

Kasus murid tusuk guru di Srandakan, Bantul menimbulkan luka serius, pelaku sempat menanyakan apa yang sedang terjadi sesaat setelah menusuk korban.

Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Setelah Tusuk Gurunya Karena Memendam Cinta, Pelaku Sempat Pura-pura Muncul di TKP: Ada apa ya ?
Tribun Jogja/ Azka Ramadhan
Kapolsek Srandakan, Kompol B Muryanto, menunjukkan TKP kasus penusukan yang masih terdapat berkas darah, di Poncosari, Srandakan, Bantul, Kamis (21/11/2019) 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pelajar SMA berusia 16 tahun nekat menusuk gurunya di Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pelajar berinisial CB nekat menusuk gurunya WP (34) saat sedang tidur di rumahnya pada Rabu (20/11/2019) malam.

Menurut keterangan Kapolsek Srandakan, Kompol Muryanto, pelaku melakukan hal tersebut karena mencintai sang guru.

Diketahui, pelaku yang merupakan anak didik dari korban tidak pernah mengungkapkan perasaannya secara langsung.

Hingga terjadi peristiwa yang membahayakan nyawa WP, yang sudah memiliki suami tersebut.

Menurut Kompol Muryanto, korban langsung dibawa ke RS UII Bantul untuk diberi pertolongan.

Namun karena luka yang dialami sangat membahayakan korban, sehingga malam itu juga dirujuk ke RS. Sardjito, Sleman untuk dilakukan tindakan medis.

Berita Rekomendasi

"Lukanya itu sangat membahayakan karena di ulu hati dan saat itu kondisi korban sangat kritis serta mengalami trauma," ujarnya kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon.

Ada informasi tambahan saat korban hendak dibawa kerumah sakit sang pelaku datang dan menanyakan apa yang sedang terjadi dengan korban.

"Saat mau dibawa ke rumah sakit si pelaku itu datang lagi dan bilang 'ada apa ya pak' lalu dibiarkan karena konsentrasinya saat itu menolong korban yang sedang kritis," ujar Kompol Muryanto.

Namun setelah semakin banyak orang berdatangan, pelaku pergi menggunakan sepeda motor yang diparkir disebelah barat rumah korban untuk kabur kerumahnya.

Pada malam itu menurut Kompol Muryanto warga dan pihak berwajib heboh untuk mencari si pelaku.

TKP kasus penusukan yang masih terdapat berkas darah, di Poncosari, Srandakan, Bantul, Kamis (21/11/2019). (kiri) (Kolase Tribunjogja.com | picsart.com)
TKP kasus penusukan yang masih terdapat berkas darah, di Poncosari, Srandakan, Bantul, Kamis (21/11/2019). (kiri) (Kolase Tribunjogja.com | picsart.com) (Kolase Tribunjogja.com/picsart.com)

"Heboh orang nyari semua, tim sampai kita turunkan dari Polres dan dari Polsek, malam itu kita cari, dan paginya baru ditemukan pelaku di rumahnya,"

Pelaku meninggalkan telepon genggam dan pisau bekas tusukan di kamar sang korban sehingga pihak kepolisian lebih mudah menemukan pelaku.

Saat ditemukan di rumahnya, pelaku tidak melawan dan mengakui semua perbuatannya.

"Saat ditangkap pelaku mengakui perbuatannya ia mengatakan 'iya saya yang menusuk' setelah kita interogasi," paparnya.

Ditanya mengenai alasan penusukan tersebut pelaku pun menepis jika sang guru telah mempermalukan atau kasar kepadanya.

"Ternyata sang pelaku itu mencintai korban, namun korban pun tidak merasa dicintai karena muridnya itu banyak sampai ratusan, kan janggal kan itu"

Saat ditanya alasan membawa pisau dari rumah, pelaku pun tidak menjawab.

"Pelaku mengatakan jika ia berteman dengan akun facebook korban namun tidak pernah berkomunikasi jadi hanya menaksir dalam diam saja," tutur Muryanto.

Ia mengatakan jika tidak tahu persis bagaimana hubungan antara guru dan murid tersebut

Diketahui ibu guru WP (34) yang masih menjadi pegawai hohorer tersebut mengajar di dua sekolah yang berbeda.

Sehingga dia memiliki ratusan murid yang pernah ditemuinya.

Sebagai informasi dari keterangan Kompol Muryanto, menurut tetangga korban sebelum kejadian, ada seorang anak yang mencari rumahnya ibu WP dimana.

"Ada yang nanya rumahnya dimana gitu terus ditunjukan rumahnya dan sampai saat ini kita juga belum tahu persis siapa warga tersebut," paparnya.

Akibat kejadian tersebut, pisau dapur sepanjang 7 cm melukai perut korban dan menimbulkan luka cukup dalam.

Hingga kini kondisi korban masih kritis dan mengalami trauma takut bertemu orang.

"Sampai saat ini kondisinya masih kritis dan masih diobservasi tim medis,"

"Kita juga belum berani untuk menanyakan keterangan dari korban karena korban sendiri kalau lihat orang masih takut," ujar Kompol Muryanto.

Pihak kepolisian pun menghargai hal tersebut sehingga belum bisa mendapatkan keterangan dari korban.

"Kami menghargai betul jadi sekitar 2 atau 5 hari kami baru menengoknya," paparnya kepada 

Menurut keterangan Kapolsek Srandakan, pelaku sebelumnya tidak mempunyai riwayat kriminal.

"Sejauh ini belum ada, kita sudah cek di polsek-polsek dan polres terdekat pun tidak pernah ada nama itu,"

Saat ditanya apakah ada gangguan psikologi dari pelaku, Kompol Muryanto mengaku belum mengetahuinya.

"Kayaknya tidak ya, kemarin juga guru BP nya hadir dan katanya anaknya baik-baik saja," tegasnya.

(Tribunnews.com/Inza Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas