Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Atlet Senam Indonesia Dipulangkan dari Ajang SEA Games karena Tidak Perawan, Urusan Bakal Panjang

Anggota Komisi X DPR RI Abdul Hakim Bafaqih bakal mempertanyakan kejadian tersebut

Editor: Willem Jonata
zoom-in Atlet Senam Indonesia Dipulangkan dari Ajang SEA Games karena Tidak Perawan, Urusan Bakal Panjang
TRIBUNJATIM.COM
KONI Jatim Sebut Atlet Kediri yang Dicoret dari SEA Games Masih Perawan, Ungkap Sebab Sebenarnya 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus SAS, atlet senam Indonesia yang harusnya berlaga di ajang SEA Games 2019 asal Kediri yang dipulangkan karena dituding tidak perawan, berbuntut panjang.

Anggota Komisi X DPR RI Abdul Hakim Bafaqih bakal mempertanyakan kejadian yang menimpa Shalfa Avirila Sania (17), atlet senam asal Kota Kediri, yang difitnah tim pelatihnya sudah tidak perawan.

"Kami akan menanyakan masalah ini langsung ke Kemenpora sebenarnya ada apa di dalam tubuh KONI. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi," tandas Abdul Hakim Bafaqih, usai menemui Shalfa dan keluarganya di rumah dinas Wali Kota Kediri, Minggu (1/12/2019).

Diungkapkan, tudingan yang diterima atlet senam asal Kota Kediri sangat memprihatinkan.

"Anaknya masih muda dan punya prestasi 49 medali yang diraih mulai kelas 2 SD sampai sekarang," jelasnya.

Baca: Dituduh Tidak Perawan dan Dipulangkan dari Ajang SEA Games, Atlet Senam SAS Malu dan Ogah ke Sekolah

Baca: Atlet Senam yang Dituduh Tidak Perawan Temui Wali Kota Kediri, Pengacara Beberkan Adanya Intimidasi

Baca: Atlet SEA Games Dipulangkan karena Dituding Tak Perawan, Hotman Paris Geram & Sindir Pedas Pejabat!

Abdul Hakim Bafaqih telah melihat tayangan vidio saat Shalfa bertanding juga memiliki performa yang bagus.

"Jangan sampai karena hal-hal yang tidak jelas sudah diserang soal tidak perawan," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Diharapkan ke depan atlet yang mendapatkan pembinaan KONI dapat berlatih lebih nyaman. Jangan sampai proses mau bertanding saja sudah dipersulit.

"Kejadian seperti ini jangan sampai dialami oleh atlet lainnya," jelasnya.

Pihak Kemenpora yang merupakan mitra dari Komisi X harus melakukan investigasi kasus pemulangan Shalfa, atlet senam artistik. Karena pemulangan atlet telah menjadi polemik di masyarakat, yang merugikan atlet dan keluarganya.

Kemenpora juga harus mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan dalam peristiwa ini, agar kesimpang-siuran informasi bisa terklarifikasi.

“Adik Shalfa masih sangat muda, usianya baru 17 tahun, ia berhak meraih masa depannya. Saya mendengar ia sudah tidak mau menjadi atlet senam dan malu untuk kembali ke sekolah. Jangan sampai permasalahan ini menghancurkan masa depannya,” ungkapnya.

Untuk itu Abdul Hakim Bafaqih akan berkomunikasi dengan pihak Kemenpora, tidak dalam rangka intervensi, tapi menanyakan kepada Menteri Pemuda dan Olah Raga.

Baca: Jadwal SEA Games 2019 Cabang Esports, Mobile Legends hingga Dota 2

"Karena dari media saya mendapatkan informasi yang berbeda, antara pengakuan orang tua atlet dan tim pelatih,” jelasnya.

Dikatakan, pencoretan pemain memang menjadi hak pelatih, kalau alasannya karena indisipliner. Apakah tahapan peringatan ini sudah pernah dilakukan.

Namun kalau alasannya karena faktor keperawanan, merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). "Bagaimana bisa seorang atlet dicoret karena tidak perawanan.

Baca: Nelangsa Atlet Senam Kediri yang Dituduh Tak Perawan, Minta Pihak Pencoreng Nama Baiknya Minta Maaf

Tapi ini pengakuan ibunya, maka kami perlu mendengar dari pelatih apa benar alasan ini yang dipakai untuk mencoret," tanya Abdul Hakim Bafaqih.

Sementara Imam Muklas,SH, pengacara keluarga Shalfa berterima kasih kepada Walikota dan Abdul Hakim Bafaqih, anggota DPR RI Komisi X karena mendapatkan dukungan yang menjadi semangat dan modal penting untuk memperjuangkan hak-hak atlet Shalfa.

"Terima kasih atas dukungan yang telah diberikan kepada atlet Shalfa," jelasnya.

Hal lain disampaikan oleh KONI Jatim. 

Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim membantah bahwa pemulangan atlet senam lantai inisial SAS asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur karena tidak perawan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Harian KONI Jatim, M Nabil.

Berdasarkan laporan yang diterima dari pelatih Timnas, setelah melakukan penyelidikan, atlet inisial SAS dipulangkan karena tidak perawan sama sekali tidak benar.

Menurut M. Nabil, pencoretan dilakukan pada atlet inisial SAS karena atlet berusia 17 tahun itu melakukan tindakan indisipliner.

"Jadi intinya tidak karena status keperawanan. Ini soal kedisiplinan, terutama soal prestasi, karena setiap cabang olahraga ada standarnya masing-masing," terang M Nabil, Jumat (29/11/2019).

Sebelumnya beredar kasus pemulangan atlet Senam Lantai yang diproyeksikan untuk SEA Games Filipina inisial SAS yang dipulangkan akibat pernyataan bahwa SAS tidak perawan.

M Nabil menegaskan, isu itu sama sekali tidak benar, karena pihaknya sudah membuktikan dengan melakukan tes secara medis.

"Sudah kita buktikan, dan hasilnya dia itu masih perawan," tambahnya.

Hasil Tes Keperawanan Kuak Fakta Soal Atlet SEA Games asal Kediri yang Dipulangkan Siapa yang Salah?

Keluarga SAS, atlet senam yang dipulangkan dari SEA Games karena dituduh tidak perawan menemui Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di rumah dinas Jl Basuki Rachmad, Minggu (1/12/2019).

Kedatangan SAS ditemui langsung Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bersama dengan jajaran pejabat Pemkot Kediri.

Terlihat juga Ketua KONI Kota Kediri Maria Korongara.

Ikut menemui keluarga SAS, tim pengacaranya Imam Muklas bersama dengan instruktur senamnya yang ada di Kediri.

Pada pertemuan yang berlangsung tertutup juga hadir anggota DPR RI asal Kota Kediri dari Fraksi PAN Abdul Hakim Bafagih.

Imam Muklas sebelumnya menyebutkan, tim pengacara menuntut dilakukan investigasi terkait kejadian yang menimpa SAS.

Karena sebelumnya, SAS mendapatkan intimidasi dari tim pelatih untuk mengakui sudah tidak perawan.

Sehingga pihak-pihak yang yang telah melontarkan isu keperawanan harus diusut tuntas.

Tim penasihat hukum keluarga atlet senam SEA Games dituduh tak perawan SAS, juga menolak dengan tegas penjelasan PB Persani dan Kemenpora yang menyebutkan pencoretan atlet senam asal Kota Kediri karena penurunan prestasi dan tidak berkaitan dengan masalah keperawanan.

"Apa yang kami terima berbanding terbalik. Tidak mungkin keluarga SAS menyampaikan masalah ini kepada teman media kalau tidak karena masalah virginitas," ungkap Imam Muklas,SH, penasehat hukum keluarga SAS kepada awak media, Sabtu (29/11/2019).

Sebelumnya PB Persani menyebutkan jika SAS mengalami penurunan prestasi sehingga posisinya digantikan oleh Yogi Layla Rahmafani.

Imam Muklas menyebutkan, pihaknya siap untuk mengungkap semua bukti yang sebenarnya. "Ada intimidasi dari pihak tim pelatih supaya adik kita SAS mengaku bahwa dia tidak perawan," jelasnya.

Karena alasan tersebut yang membuat pihak keluarga bergerak untuk melakukan tes keperawanan di RS Bhayangkara Kediri.

Imam Muklas menambahkan, setelah hasil tes keperawanan disampaikan kepada tim pelatih ternyata meragukan hasilnya. "Ini sangat konyol," tandasnya.

Hasil tes keperawanan yang dilakukan tim medis RS Bhayangkara Kediri pada 20 November mendapatkan hasil jika SAS masih perawan.

Selain itu proses pemulangan SAS juga sangat tidak manusiawi. "Ada 49 medali dan penghargaan yang pernah diraih adik Shalfa. Apa tidak ada cara yang lebih manusiawi," ungkapnya.

Selama ini SAS tinggal sendiri di Gresik dan pihak keluarga dipanggil untuk langsung menjemput dan membawa pulang.

"Saat keluarga datang tidak ada tim pelatih yang memberikan penjelasan yang sangat bijaksana. Ini yang sangat kami sayangkan," tandasnya.

Imam Muklas menyebutkan, jika sekarang terjadi permasalahan terkait isu keperawanan justru mempertanyakan ada apa dan kenapa ?

"Akibat tuduhan tersebut adik SAS kondisinya drop dan tidak masuk sekolah. Pihak keluarga sekarang terus mendorong supaya adik SAS tetap mau sekolah," jelasnya.

Menyusul kejadian itu, tim pengacara tetap menuntut agar siapa pihak yang telah menyebarkan terkait isu virginitas untuk diusut. "Kami minta pelakunya diusut sampai tuntas," tegasnya.

Sebelumnya keluarga SAS melalui tim pengacara telah melayangkan pengaduan kepada Presiden Jokowi, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, KONI dan Persani yang menaungi atlet senam.

"Kami memohon agar kejadian ini tidak terulang kembali. Selain itu ada tindakan tegas dan investigasi yang dilakukan oleh internal Persani," ungkapnya.

Investigasi yang perlu dilakukan internal Persani berkaitan dengan pengelolaan dan pembinaan atlet senam serta isu virginitas sebagai salah satu prasyarat bagi atlet yang berlaga di Sea Games.

Berita ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul KONI Jatim Sebut Atlet Kediri yang Dicoret dari SEA Games Masih Perawan, Ungkap Sebab Sebenarnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas