Rungkuk Meratus Kenalkan Budaya dan Tradisi Dayak Pitap
Melalui Rungkuk Meratus, peserta diajak menikmati dan mengenal bagaimana adat serta budaya masyarakat adat Dayak Pitap di Desa Ajung.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, PARINGIN - Menjadi event nasional yang pertama kali digelar di Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalsel, Rungkuk Meratus berhasil mengundang antusias peserta dan masyarakat.
Acara yang diadakan sejak 1 hingga 3 November 2019 tersebut berlangsung meriah. Bahkan pesertanya pun berasal dari luar daerah.
Mereka kebanyakan adalah penggiat alam yang tertarik akan kehidupan budaya dan adat suku dayak.
Melalui Rungkuk Meratus, peserta diajak menikmati dan mengenal bagaimana adat serta budaya masyarakat adat Dayak Pitap di Desa Ajung.
Dibalut melalui sharing camp, pergelaran Rungkuk Meratus membuat peserta merasakan tinggal di Desa Ajung yang warganya merupakan asli Suku Dayak Pitap.
Peserta pun mulai mengikuti dan dikenalkan beberapa kegiatan tahunan dari suku dayak di bawah pegunungan meratus tersebut.
Puluhan tenda tentunya menghiasi area event Rungkuk Meratus di Desa Ajung. Selain itu, kegiatan juga dirangkai beberapa hiburan, baik traditional maupun modern.
Puncak dari acara Rungkuk Meratus yakni melihat kebudayaan masyarakat Dayak Pitap perihal manugal atau bercocok tanam.
Begitulah yang disampaikan oleh Inisiator kegiatan Rungkuk meratus PT Adaro Indonesia, Dwi Priyatno Jatmiko.
Lelaki yang akrab disapa Koko ini menerangkan, kata Rungkuk adalah bermakna pondok yang biasanya didirikan masyarakat Dayak Pitap saat musim bercocok tanam.
Jelasnya, ketika manugal, warga adat dayak Pitap akan tinggal di hutan hingga beberapa waktu dan mendirikan pondok-pondok sebagai peristirahatan.
Nah berawal dari kebudayaan itu, lantas, acara Rungkuk Meratus dikemas sedemikian rupa mengikuti pola adat Suku Dayak Pitap.
Panitia penyelenggara juga mendirikan pondokan yang mereka sebut rungkuk sebagai konsep dari kegiatan tersebut.
"Jadi melalui kegiatan ini, kami mengajak peserta untuk menginap di ladang masyarakat. Melihat bagaimana warga setempat bercocok tanam dan melihat permaian traditional masyarakat dayak," ucap Koko.