Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Walikota Batu Keluhkan Sampah Popok, Berharap Ada Fatwa Ulama Larang Buang Sampah Popok di Sungai

Ia berujar petugas kebersihan daerahnya setiap minggu harus membersihkan aliran sungai Brantas yang melewati Kota Batu dari sampah popok bayi.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Walikota Batu Keluhkan Sampah Popok, Berharap Ada Fatwa Ulama Larang Buang Sampah Popok di Sungai
Larasati Dyah Utami
Dewanti Rumpoko, Kamis, (5/12/2019) pada peringatan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) 2019, di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, BATU - Walikota Batu, Dewanti Rumpoko keluhkan sampah popok yang kerap terlihat di aliran sungai Brantas yang mengalir di daerahnya.

Ia berujar petugas kebersihan daerahnya setiap minggu harus membersihkan aliran sungai Brantas yang melewati Kota Batu dari sampah popok bayi.

"Setiap minggu, pampers dan lain sebagainya itu, Alhamdulillah masih banyak kami temukan. Tapi mudah-mudahan kedepannya, tidak ada lagi," ujarnya Kamis, (5/12/2019) pada peringatan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) 2019, di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur.

Baca: Viral Paus Sperma Jantan Mati dengan 100 Kg Sampah di Perutnya

Dewanti mengatakan, petugas kebersihan di pemerintahannya sudah menyiapkan tempat sampah khusus untuk popok bayi, akan tetapi masyarakat masih kerap membuang sampah popok di sungai.

"Kami sebetulnya sudah menyiapkan tempat sampah khusus Pampers, tapi saya tidak tahu kenapa Pampers itu lebih senang dibuang di sungai," ujarnya.

Karena seringnya sampah popok mengotori aliran sungai, Walikota Batu itu berharap ada fatwa dari para ulama maupun para Kyai agar tidak membuang sampah popok di sungai.

Baca: Komitmen Indonesia Tangani Sampah Laut, 26 Dubes Ikut Aksi Bersih Pantai Bareng Menteri KLHK

Berita Rekomendasi

"Mungkin kita harus bekerja sama dengan para ulama dan kiayi untuk membuat fatwa kalau membuang Pampers itu dosanya tidak terampuni. Supaya mereka takut membuang Pampers," canda Dewanti.

Untuk mengatasi sampah-sampah popok tersebut, pemerintah kota Batu bekerjasama dengan kelompok di dinas lingkungan hidup (DLH) membuat kerajinan pot dari sampah popok.

Dihadapan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Dewanti juga meminta dinas KLHK agar pot dari popok tersebut dipajang di setiap sudut Kota Batu.

Baca: Aksi Bersih Pantai, Siti Nurbaya: Ini Aksi Konkret RI Respons Dunia Menjaga Ekosistem Laut

"Alhamdulillah di Kota Batu, juga sudah ada kelompok yang bisa menjadikan pampers itu pot-pot yang indah. Saya juga minta pada dinas KLHK, agar semua popok itu nantinya menghiasi kota Batu dari Pampers-pampers berwarna-warni," ujarnya.

Kedepannya Dewanti berharap hasil karajinan dari popok bayi tersebut dapat menjadi kerajinan khas Provinsi Jawa Timur, khususnya kota Batu.

Lebih lanjut, Walikota Batu itu berharap wilayahnya bisa bersih dan terbebas dari sampah popok maupun sampah lainnya.

"Mudah-mudahan nanti ada kepala daerah yang lain yang bisa membeli Pampers dari kota Batu. Sehingga Jawa Timur nanti ikonnya pampers, tapi maksudnya supaya lingkungan bisa bersih dari pampers

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas