Begini Kronologi Pembunuhan Terhadap Abel oleh Keponakan di Sikka
Pelaku menebas leher korban sebanyak tiga kali dan kepala korban sebanyak dua kali selain dua kali di bagian punggung korban
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Eginius Mo'a
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Kepala Kepolisian Resort Sikka, AKBP Rickson Situmorang, S,IK menjelaskan kematian Gabriel Sina (63) akrab disapa Abel Mo'a.
Gabriel dibunuh oleh EJ (35) di Kebun Polosono, Desa Kolisia A, Kecamatan Magepanda, Sikka, Sabtu (7/12/2019) pagi.
Rickson Situmorang, menjelaskan awalnya EJ membakar rumput di kebun miliknya.
Gabriel Sina datang ke kebun lewat bawah kemudian marah-marah kepada terlapor.
"Kau bikin apa disini? Terlapor menjawab, "Saya bersih-bersih kebun," kata Rickson Situmorang menirukan dialog pelaku dan korban.
Selanjutnya korban langsung mengayunkan parang ke arah wajah terlapor mengalami luka robek karena terdesak, EJ melakukan perlawanan.
Baca: Tegur Pemotor Ugal-ugalan yang Nyaris Menabraknya, Dosen Muda di Kupang Babak Belur Dikeroyok
Pelaku menebas leher korban sebanyak tiga kali dan kepala korban sebanyak dua kali selain dua kali di bagian punggung korban.
Setelah menghabisi korban, EJ langsung menuju ke Pos Polisi Ndete untuk mengamankan diri.
Tim identifikasi Polres Sikka turun ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara dan membawa korban ke RSUD dr.TC.Hillers Maumere.
Klaim batas lahan yang tak terselesaikan di Polosono, Desa Kolisia A, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Pulau Flores membawa korban nyawa.
Gabriel Sina yang akrab disapa Abel Mo'a (63), meregang nyawa di kebunya, Sabtu (7/12/2019) pagi diduga dihabisi oleh EJ (35) yang bertatus keponakan.
Putra korban, Roby Mo'a menuturkan batas lahan yang kini digarap ayahnya di Polosono diduga digeser belasan meter oleh EJ. Kejadian ini berlangsung sejak tahun 2018.
"Mereka geser dan cangkul jadi kebun sayur. Saya duga batas lahan digeser ini menjadi sumber masalah sampai bapa dibunuh oleh EJ," kata Roby kepada pos-kupang.com, di RSUD Maumere.
Baca: Tak Punya Duit untuk Bawa ke Rumah Sakit, Raymudus Pilih Menghabisi Nyawa Pacarnya yang Lagi Sakit
Roby mengaku tidak punya firasat buruk, ayahnya akan dibunuh oleh EJ. Selama hidup, kata Roby, ayahnya tidak memiliki musuh. Ia juga tak menceritakan apapun kepadanya.
Hari Sabtu pagi, kata Roby, dia dan istrinya mencangkul petak sawah dijadikan kebun sayur. Pada saat bersamaan, ayahnya dan ibu tirinya Edita Keron juga ke kebun memetik kacang panjang dijual ke pasar.
Menurut Roby, ibu tirinya tidak menyadari ketika dia sedang mengikat kacang panjang, suaminya dibantai. Ia mengaku tidak mendengar suara ribut.
"Mama (tiri) ikat kacang panjang di pondok. Bapa pergi putar kincir air. Mungkin pada saat itulah dia bunuh. Dari pihak kami tidak ada yang melihat bapa dibunuh," ujar Roby.
Adik kandung korban, Herman Ranu, juga menduga masalah batas lahan diklaim oleh pelaku menjadi sumber pembunuhan kakaknya. Batas lahan miliknya digeser beberapa meter dari posisi semula.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Sebelum Gabriel Sina Dibunuh Sempat Adu Mulut dengan Keponakan di Kebun Polosono Sikka