Dana Tali Asih Bekas Anak Asuh Resosialisasi Rowosari Atas Diduga Disunat
LBH APTIK duga ada kejanggalan pemberian uang pesangon kepada 126 mantan anak asuh resosialisasi dari seharusnya Rp 6 juta hanya terima Rp 2 juta
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Rahdyan Trijoko Pamungkas
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) menerima pengaduandugaan pemotongan dana tali asih bekas anak asuh resosialisasi Rowosari Atas atau sering disebut Gambilangu (GBL).
Paralegal LBH APIK, Ruli Mawarti menuturkan adanya kejanggalan pemberian uang pesangon kepada 126 mantan anak asuh resosialisasi.
Kejanggalan tersebut adalah adanya pemberian pesangon yang tidak tepat sasaran dan tidak sesuai dengan nominal diberikan pemerintah sebesar Rp 6 juta.
"Ada 39 warga bukan anak asuh yang menerima pesangon. Mereka hanya mendapatkan Rp 2 juta. Ada juga 1 anak asuh yang hanya mendapatkan pesangon Rp 2 juta," jelasnya, Jumat (6/12/2019).
Menurutnya, hasil penelusuran ketua resos diduga menyita buku tabungan dan kartu ATM 40 orang tersebut lalu diberikan uang pesangon sebesar Rp 2 juta secara tunai.
"Uang pesangon sejumlah Rp 2 juta itu diberikan secara tunai dengan alasan sisanya diberikan kepada PEDILA yang tidak memperoleh pesangon dari Dinas Sosial Kota Semarang," terangnya.
Sementara, kata dia, 86 anak asuh yang menerima pesangon penuh sebesar Rp 6 juta juga diduga masih dipotong oleh ketua pengurus resos.
Alasan pemotongan tersebut juga masih sama yaitu untuk diberikan yang tidak mendapatkan.
"Ternyata PEDILA yang tidak mendapatkan pesangon dari pemerintah tidak diberikan tali asih sama sekali oleh terduga Ketua Pengurus Resos," ujarnya.
Ia menduga terdapat penyelewangan dana pesangon oleh pengurus resos.
Pihaknya menelusuri lebih dalam perkara tersebut.
"Oleh karena itu kami LBH APIK Semarang, Lentera Asa, Koalisi Perempuan Indonesia, dan PKBI Jawa Tengah, merupakan lembaga yang mendampingi proses hukum dari PEDILA yang melaporkan kasus tersebut, agar hak- haknya dapat terpenuhi," tukasnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Muthohar, menuturkan proses pembagian dari verifikasi dan validasi yang telah dilakukan oleh Kementerian Sosial.
"Dana itu juga berasal dari Kementerian sosial dan telah ditanda tangani oleh ibu pengasuh," ujarnya.
Menurutnya, data anak asuh yang berada di Gambilangu kota Semarang sebanyak 130 orang.
Namun setelah diverifikasi jumlah anak asuh yang menerimanya hanya 126 orang.
"Yang tidak mendapatkan itu dia tidak mempunyai KTP dan telah pulang ke daerahnya, " tutur dia.
Informasi yang diterimanya, anak asuh menerima pesangon secara sukarela memberikan uang untuk diberikan anak asuh yang tidak menerima.
Hal tersebut merupakan wujud solidaritas.
"Saya tidak tahu apa-apa.
Ternyata yang menerima itu solidaritas memberikan uang.
Itu informasi dari ibu pengasuh, " ujarnya.
Ia menepis adanya salah sasaran pemberian pesangon.
Data yang diterimanya tersebut telah disepakati oleh ibu pengasuh.
"Data itu dari awal verifikasi dan telah disepakati oleh ibu pengasuh, " tukasnya. (rtp)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ruli Dapat Laporan Ada Pemotongan Dana Tali Asih eks PSK Gambilangu, Dinsos Sebut Tak Tahu Apa-apa
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.