25 dari 30 Early Warning System di Zona Rawan Bencana Tanah Longsor Wilayah Gunungkidul Rusak
Sebanyak 25 dari 30 Early Warning System (EWS) yang ada di zona rawan bencana tanah longsor di wilayah utara Gunungkidul mengalami kerusakan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Sebanyak 25 dari 30 Early Warning System (EWS) yang ada di zona rawan bencana tanah longsor di wilayah utara Gunungkidul mengalami kerusakan dan dua lainnya hilang dicuri.
Praktis, hanya ada tiga yang masih berfungsi.
Data tersebut diperoleh berdasarkan pendataan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul, Agus Wibowo Arifianto mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan pengecekan dan hasilnya hanya tiga yang masih berfungsi.
"Penyebab kerusakan bermacam-macam, salah satunya EWS rusak dikarenakan adanya sarang semut yang ada di EWS lalu juga ada beberapa yang mengalami kerusakan aki, lalu ada juga EWS yang rusak karena tertimbun longsor di daerah Desa Girijati, Purwosari," jelasnya, Selasa (3/12/2019).
Baca: Soal Mitigasi Bencana, BPPT: Rancangan Perpres Multi Hazard Early Warning System Sangat Penting
Baca: DPR Sambut Baik Kerja Sama EWS Gempa dan Tsunami dengan Jepang
Baca: LIPI: Lebih Baik Persiapkan Evakuasi Mandiri Secara Matang Daripada Bergantung Pada Alat
Dia menjelaskan BOBD Gunungkidul tidak bisa serta merta melakukan perbaikan hal tersebut dikarenakan EWS sudah dihibahkan, sehingga kewenangan pemeliharaan berada di masing-masing desa yang mendapatkan bantuan EWS.
"Kami hanya memberikan imbauan kepada warga agar melakukan pengecekan secara rutin. Jika ada kerusakan bisa memanfaatkan dana desa untuk perbaikan," katanya.
Tidak hanya EWS longsor saja yang mengalami kerusakan, EWS untuk deteksi tsunami yang berada di kawasan pantai selatan juga mengalami kerusakan.
"Ada delapan EWS yang dipasang BNPB tetapi karena terjangan Badai Cempaka pada 2017 akhir membuat alat tersebut rusak. Kami sudah melaporkan kerusakan kepada BNPB namun hingga sekarang belum ada rencana perbaikan," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki menambahkan, adanya EWS sebagai upaya membantu dalam kesiapsiagaan bencana.
Untuk penanggulangan, BPBD terus melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan memperluas jaringan desa tangguh bencana.
"Memang belum semua desa menjadi destana, tapi pembentukan akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun depan ada enam desa yang akan dijadikan destana," katanya.
Edi juga berharap memasuki masa pancaroba masyarakat untuk berhati-hati terutama adanya potensi angin kencang yang merata di seluruh wilayah.
"Angin kencang menjadi salah satu yang diwaspadai agar tidak menjadi hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian," ungkapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mayoritas EWS di Gunungkidul Alami Kerusakan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.