Fake Chat Pijat Plus Makin Menyebar Jadi Alasan Rektor IAIN Solo Bawa Kasus ke Jalur Hukum
Rektor IAIN Surakarta, Mudofir Abdullah, memiliki beberapa alasan membawa kasus fake chat ke ranah hukum.
Editor: Noorchasanah A
TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso
TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Rektor IAIN Surakarta, Mudofir Abdullah, memiliki beberapa alasan membawa kasus fake chat ke ranah hukum.
Mudofir mengatakan, pihaknya pertama kali mendapatkan kabar soal fake chat pijat plus yang menggunakan foto dirinya pada 28 November 2019.
Saat itu pihaknya sedang berada di Lombok.
Mudofir kemudian memerintahkan drivernya melakukan konsultasi ke Indosat Purwosari (sempat klarifikasi lewat Facebook atas kekeliruan menyebut Kartasura) dan diketahui nomor aman dan tidak di-hack.
"Pada 29 November setelah penelusuran, saya memastikan ini fake chat bukan hack melalui aplikasi Android lalu saya tulis di Facebook hari itu juga," papar Mudofir.
Pihaknya mengaku memaafkan terkait kasus ini.
Namun, setelah ada penyebaran pesan ini, pihaknya merasa ada usaha gigih dari pembuat fake chat untuk melakukan pencemaran nama baiknya.
Pihaknya merasa Jalur hukum adalah cara paling transparan untuk menemukan pelaku dan motifnya.
"Agar tidak terulang menimpa siapapun," terang Mudofir.
Pihaknya juga menjelaskan, bagi yang belum mengenal aplikasi fake chat, akan mudah dapat mempercayai screenshoot ini.