Hujan Belum Merata, BPBD Gunungkidul Tetapkan Status Darurat Kekeringan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menaikkan status ke darurat kekeringan sejak tanggal 25 November lalu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Menginjak bulan Desember ini, hujan belum turun secara merata ke seluruh wilayah Gunungkidul.
Hal ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menaikkan status ke darurat kekeringan sejak tanggal 25 November lalu.
Kepala BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, setidaknya hingga memasuki musim hujan kali ini ada lima kecamatan yang memohon bantuan droping air bersih karena hujan yang turun belum merata.
"Status dinaikkan ke darurat kekeringan sejak tanggal 25 November karena memang anggaran kita untuk droping air sudah habis dan hujan belum merata kesemua daerah," katanya, Selasa (11/12/2019).
Ia mengatakan, memasuki bulan Desember kali ini, ada 5 kecamatan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan droping air dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
Baca: Belasan Ular Kobra Muncul Resahkan Warga Kepek Gunungkidul hingga Sempat Mengungsi ke Desa Lain
Baca: Mulai Mekar di Musim Penghujan, Ini Fakta Bunga Amarilis yang Sempat Hebohkan Media Sosial
"Kelima kecamatan itu ada Girisubo, Rongkop, Paliyan, Panggang, dan Purwosari," ujarnya.
Edy mengatakan saat ini intensitas hujan memang sudah mulai naik, namun dirinya belum bisa memastikan apakah intensitas hujan yang mulai meningkat sudah turun secara merata di Gunungkidul.
"Memang sudah lumayan intensitas hujannya tetapi kan kita belum mengetahui apakah bak penampungan air hujan milik warga sudah terisi atau belum, untuk itu kami kemarin menginformasikan kepada kawan-kawan camat, daerah mana yang masih membutuhkan droping air,” katanya.
Setelah ada laporan dari kecamatan, barulah pihaknya mencari anggaran tambahan untuk melakukan droping air.
Ia mengatakan tambahan anggaran bisa melalui anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) atau bisa saja melalui pihak ketiga.
"Terakhir droping sekitar minggu lalu karena masih ada sisa dari anggaran droping air," ujarnya.
Sementara itu Camat Girisubo, Agus Riyanto membenarkan bahwa di Girisubo hingga Bulan Desember hanya hujan satu kali sehingga masyarakat belum bisa memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca: Masa Tanggap Darurat Kekeringan di Trenggalek Diperpanjang Hingga 31 Desember 2019
Baca: Heboh di Lamongan Air Sumur Bor Nyembur Hingga 4 Meter di Rumah Warga, Saat Disulut Langsung Menyala
"Belum hujan di Girisubo hanya satu kali pada malam Minggu itupun tidak deras dan hanya sebentar, sehingga masyarakat belum bisa sama sekali memanfaatkan air hujan," ungkapnya.
Agus menuturkan Kecamatan Girisubo memiliki anggaran untuk sendiri untuk droping air yaitu mencapai 600 tangki dan sudah habis sejak akhir Bulan Oktober.
"Untungnya dari pihak ketiga masih ada yang memberikan bantuan air bersih, kita juga sudah mengusulkan ke BPBD untuk dilakukan tambahan droping air lagi," ucapnya.
Dia berharap kedepan dengan adanya sumber-sumber air di daerah Girisubo bisa dimanfaatkan secara maksimal sehingga kebutuhan air bersih bisa tercukupi.
"Dengan memanfaatkan sumber air, agenda rutin tahunan kekeringan ini bisa teratasi. Selain itu juga memaksimalkan perpipaan dari PDAM maupun dari kegiatan Pamsimas desa," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hujan Belum Merata di Gunungkidul, BPBD Tetapkan Status Darurat Kekeringan