Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pria Dilarikan ke UGD Karena Detak Jantung Tidak Lazim, Akui Hobi Minum Kopi, Ini Kata Dokter

Seorang pria menceritakan pengalamannya mengalami kondisi detak jantung berdebar tidak lazim. Ia mengaku punya kebiasaan meminum kopi. Ini kata dokter

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Wulan Kurnia Putri
zoom-in Kisah Pria Dilarikan ke UGD Karena Detak Jantung Tidak Lazim, Akui Hobi Minum Kopi, Ini Kata Dokter
Tangkapan Layar Twitter @Rachmatputera_
Ilham R Putera, melalui akun Twitter pribadinya, bercerita soal pengalamannya mengalami kondisi detak jantung berdebar tidak lazim. Ia mengaku punya kebiasaan meminum kopi. (Tangkapan Layar Twitter @Rachmatputera_) 

TRIBUNNEWS.COM - Media sosial Twitter ramai oleh unggahan seorang pria yang mengalami kondisi jantung berdebar secara tidak lazim.

Menurutnya, satu penyebab kondisinya tersebut adalah kebiasaannya meminum kopi.

Karena kondisi tersebut, ia pun harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD).

Kisah itu menjadi viral saat Ilham Rachmat Putera membagikan pengalaman pribadinya melalui akun Twitter, @Rachmatputera_, pada Kamis (12/12/2019).

"Sedikit berbagi cerita dan pengalaman bagi kalian pencipta dan penikmat secangkir kopi,

beberapa hari lalu sekitar pukul 00.30 WIB saya mengalami jantung berdebar yg tidak lazim melainkan detak yg sangat tidak teratur,

mengakibatkan kondisi tubuh saya terasa sangat tidak nyaman," tulis Ilham di Twitter.

Berita Rekomendasi

"Karena hal ini saya dilarikan ke UGD RS Al-Islam dan diberikan perawatan akibat keluhan tersebut serta diberi tambahan oxygen untuk kelancaran pernafasan," sambungnya.

Cuitannya tersebut mengundang banyak respon dari warganet.

Hingga Sabtu (14/12/2019) sore, cuitannya sudah disukai lebih dari 19 ribu orang dan dibagikan sekitar 12 ribu orang.

Saat dihubungi Tribunnews.com, Ilham mengaku sempat mengonsumsi es kopi berukuran besar di sebuah kedai kopi yang berlokasi di Bandung pada Selasa (10/12/2019).

"Mulanya pada hari Selasa, saya terakhir makan sekitar jam 13.30 WIB, memakan bakso, selanjutnya sekitar pukul 15.30 WIB saya mengonsumsi es kopi dengan ukuran large di salah satu kedai kopi di Bandung sambil belajar di kedai kopi tersebut," terang Ilham dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/12/2019).

Ilham mengaku, saat itu kampusnya sedang memasuki masa ujian akhir semester.

Karenanya, Ilham seringkali mengunjungi kedai kopi untuk belajar.

Selanjutnya, Ilham menuturkan, sekitar pukul 21.00 WIB, dirinya tiba di rumah sepulang dari kedai kopi.

Ia pun mulai merasa perutnya tidak nyaman.

"Saya makan nasi dengan nugget, porsinya tidak cukup banyak karena perut saya terasa mual," tutur Ilham.

"Sebelum makan, saya sempat mencoba memuntahkan karena saya merasa mual-mual," sambungnya.

Tidak lama setelah makan, Ilham pun muntah dan mulai merasakan keringat dingin hingga merasa cemas.

Sampai akhirnya, Ilham merasa jantungnya berdetak tidak beraturan.

Sekujur tubuhnya pun lemas.

"Sekujur tubuh saya terasa lemas dimulai dari lemasnya tangan kiri saya sampai ke bagian kepala serta sekujur tubuh," jelas Ilham.

"Hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk membawa diri saya ke UGD RS Al Islam sekitar pukul 00.30, Rabu (11/12/2019).

Melakukan Pemeriksaan di Rumah Sakit

Di rumah sakit, Ilham mengaku melakukan pengecekan tensi dan suhu tubuh.

"Untuk mengetahui penyebab atas keluhan saya tersebut, mulanya saya dicek tensi dan suhu tubuh saya berkisar 36 derajat celcius, dengan detak atau denyut nadi yang tidak normal, melainkan cukup cepat ditambah rasa sesak pada dada bagian kiri yang menyulitkan saya untuk bernapas," terangnya.

Kemudian, Ilham menyampaikan, dokter memberinya obat penurun frekuensi detak jantung.

Tak hanya itu, Ilham pun mendapatkan penambahan oksigen untuk memperlancar pernapasannya.

Setelah merasa membaik, sekitar pukul 04.00 WIB, Ilham meminta untuk pulang dari rumah sakit karena harus mengikuti ujian di kampus.

"Sekitar pukul 04.00 WIB, saya meminta pulang dari RS dikarenakan saya pada pukul 09.00 WIB, di hari yang sama, harus mengikuti ujian kampus," kata Ilham.

Karena dokter menilai kondisinya sudah tidak memerlukan penanganan serius, dokter pun mengizinkannya pulang.

Dokter sempat menyampaikan bahwa kondisi Ilham tersebut diduga karena mengonsumsi kopi.

Namun ada pula dugaan pengaruh telat makan.

"Beliau (dokter) menyampaikan bahwa diagnosa dokter karena telat makan atau mengonsumsi kopi merupakan penyebab keluhan saya tersebut," jelasnya.

Ilham pun akhirnya pulang dengan mendapatkan dua jenis obat, yaitu terdiri dari enam butir obat lambung dan enam butir obat yang harus diminum jika jantungnya kembali berdebar tidak normal.

Mengaku Pencinta Kopi

Kepada Tribunnews.com, Ilham mengaku bahwa dirinya merupakan pencinta kopi.

Ia pun seringkali mengonsumsi kopi, terutama yang berjenis es kopi dari berbagai kedai kopi favoritnya.

"Sering sekali (mengonsumsi kopi), kebetulan saya pencinta kopi juga," kata Ilham.

"Cuman, kopi yang saya konsumsi berjenis es kopi dari berbagai kedai kopi yang berbeda," sambungnya.

Ilham mengaku, saat ini kondisinya telah membaik.

Meskipun, terkadang debaran jantung yang tidak normal itu masih timbul.

"Alhamdulillah saat ini kondisi saya sudah cukup baik, walaupun terkadang saya masih merasa ada perdebaran jantung (tidak normal) yang terkadang masih timbul," tutur Ilham.

Ilham mengaku, semenjak kejadian tersebut, dirinya mulai mengurangi mengonsumsi kopi ataupun minuman-minuman yang mengandung kafein cukup tinggi.

Jika keluhan jantungnya masih dirasakan, Ilham mengatakan, dirinya harus melakukan cek rekap jantung.

"Semenjak kejadian tersebut saya mengurangi konsumsi kopi atau sejenisnya yang mengandung tingkat kafein yang cukup tinggi," kata Ilham.

"Jika ke depannya keluhan saya tersebut semakin parah mungkin saya akan cek rekap jantung dan konsultasi kembali ke dokter," sambungnya.

Sebelum kejadian ini, Ilham mengaku sedang sering-seringnya minum kopi.

Pasalnya, saat itu dia sedang memasuki masa-masa ujian akhir semester di kampus sehingga lebih sering berkunjung ke kedai kopi.

"Kebetulan lagi pekan ujian jadi saya sering nongkrong di kedai kopi sambil belajar," cerita Ilham.

"Mungkin dalam seminggu bisa mencapai delapan cup kopi, itu yang dari kedai, belum ditambah dengan kopi sachet," tambahnya. 

Ia pun menyebutkan bahwa meminum kopi sudah menjadi rutinitasnya.

Pendapat Dokter

Saat dikonfirmasi oleh Tribunnews.com, seorang Dokter Umum, dr. M Fiarry Fikaris, membenarkan kondisi tersebut bisa disebabkan oleh pola konsumsi kopi.

Lebih lanjut, Dokter Umum dari RSUD Pandanarang Boyolali ini menyampaikan kopi merupakan suatu minuman yang mengandung kadar kafein tinggi.

Sedangkan kafein adalah zat yang memiliki fungsi sebagai stimulan sistem saraf.

Karena saraf pusat terstimulasi oleh kafein, kondisi jantung berdebar tidak normal itu terjadi.

Tak hanya dapat menyebabkan jantung berdebar secara tidak normal, Fiarry menyebutkan, hal itu juga dapat menimbulkan gejala keringat dingin hingga nyeri kepala.

"Pada saat sistem saraf pusat terstimulasi, gejala yang sering muncul adalah berdebar-debar, keringat dingin, kewaspadaan meningkat, nyeri kepala, cemas, dan sebagainya," terang Fiarry pada Tribunnews.com dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/12/2019).

Fiarry menyampaikan, pada umumnya, kafein aman untuk dikonsumsi tubuh.

Bahkan, kafein juga dapat memberi manfaat bagi tubuh.

Namun, Fiarry memberi catatan, kafein harus dikonsumsi dengan dosis yang tepat.

"Pada umumnya kafein merupakan zat yang aman pada tubuh, dengan dosis maksimal satu hari sebanyak 400mg, setara dengan tiga hingga empat gelas kopi," jelas Fiarry.

"Apabila diminum dengan dosis wajar, kafein dapat bermanfaat bagi tubuh," sambungnya.

Fiarry menegaskan, setiap orang memiliki batasan masing-masing dalam mengonsumsi kopi

Hal itu dipengaruhi oleh faktor genetik, berat badan, hingga obat-obatan yang dikonsumsi.

Maka, menurut Fiarry, penting bagi setiap orang untuk memperhatikan batasan tubuhnya dalam menerima kafein.

"Saran saya, perlu diperhatikan bahwa toleransi tiap orang terhadap kafein berbeda," tutur Fiarry.

"Hal ini dipengaruhi oleh genetik, berat badan, dan obat-obatan yang diminum, sehingga penting untuk mengetahui batasan anda dalam mengonsumsi kopi atau kafein," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas