VIRAL Video Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir, BMKG Jelaskan Penyebabnya
Beredar video hujan lebat disertai angin kencang dan petir. BMKG paparkan penjelasan mengenai penyebab c
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin, M.Si menanggapi beredarnya video viral yang manayangkan kejadian hujan deras disertai angin kencang dan petir.
Diketahui, video kejadian tersebut berlokasi di Tegal Besar, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Menurut Miming, secara umum di Indonesia, hujan lebat yang disertai angin kencang dan kilat atau petir dapat terjadi dari sistem awan CB (cumulonimbus).
Sistem awan CB ini juga menyebabkan beberapa kasus ekstrem di sebagian wilayah, yaitu terjadinya hujan es dan puting beliung.
"Tetapi yang perlu dipahami adalah tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung," kata Miming saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (19/12/2019).
Ia menerangkan, terdapat kondisi tertentu lainnya yang bisa menjadi penyebab terjadinya fenomena puting beliung.
Faktor lain yang menjadi penyebab puting beliung di antaranya yaitu kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu dan mengindikasikan udara sangat tidak stabil.
Selain itu, kondisi angin di sekitarnya juga dapat menjadi penyebab.
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Hingga Februari Mendatang
Miming menyampaikan potensi cuaca ekstrem seperti kejadian tersebut memang perlu diwaspadai hingga Februari 2020.
Pasalnya, sebagian besar wilayah Indonesia sudah mulai memasuki musim hujan pada Desember 2019.
"Puncak musim hujan diprediksikan dapat terjadi pada bulan Januari-Februari, sehingga potensi cuaca ekstrem seperti kejadian hujan lebat dengan disertai angin kencang dan kilat atau petir masih harus diwaspadai hingga Februari mendatang," terang Miming dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12/2019).
Lebih lanjut, Miming mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem.
Berikut imbauan dari BMKG, yang disampaikan Miming, untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem ini:
1. Tebang Pohon Rimbun dan Tinggi yang Rapuh
Miming menyebutkan, untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem, masyarakat perlu menebang pohon-pohon rimbun dan tinggi yang rapuh.
Hal itu berguna untuk mengurangi beban berat pada pohon sehingga dapat meminimalisir kemungkinan pohon itu tumbang.
"Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut," kata Miming.
2. Perkuat Atap Rumah
Selanjutnya, Miming mengimbau masyarakat untuk memperkuat atap rumahnya.
Pasalnya, atap rumah yang rapuh akan sangat mudah terhempas angin puting beliung maupun kencang.
"Memperkuat bagian atap rumah yang rapuh karena sangat mudah sekali terhempas oleh puting beliung atau angin kencang, sedangkan atap rumah yang permanen, kemungkinannya kecil untuk terhempas," terangnya.
3. Hindari Daerah Berawan Gelap
"Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, padahal sebelumnya cerah, sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut," jelasnya.
4. Segera Berlindung Saat Berada di Luar
Jika mengalami kondisi hujan lebat disertai angin kencang saat berada di luar rumah, Miming mengimbau masyarakat untuk segera berlindung.
Miming menyampaikan, fenomena tersebut terjadi dalam waktu cepat.
"Cepat berlindung dalam ruangan yang kokoh, hindari berdiri di dekat pepohonan yang berpotensi roboh, atau menjauh dari lokasi kejadian," tutur Miming.
"Karena fenomena tersebut sangat cepat terjadi," sambungnya.
5. Aktif Mencari Informasi Cuaca dan Peringatan Dini dari BMKG
Selain itu, Miming mengimbau masyarakat untuk aktif dalam mencari informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG itu menyampaikan, masyarakat dapat mengakses informasi tersebut melalui kontak langsung maupun dengan mengakses media sosial resmi milik BMKG.
"Masyarakat diimbau untuk selalu update informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG, dapat melalui kontak langsung, kanal informasi web bmkg.go.id, atau media sosial @InfoBMKG," terangnya.
Miming menyampaikan, terdapat indikasi umum yang dapat digunakan untuk mengenali terjadinya potensi cuaca ekstrem.
Potensi cuaca ekstrem tersebut seperti hujan lebat disertai angin kencang, kilat atau petir, puting beliung, hingga hujan es.
Viral di Media Sosial
Video yang menayangkan kejadian hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang menimbulkan ledakan tersebut viral di media sosial.
Ledakan yang terlihat dalam video diduga berasal dari sebuah trafo.
Bersamaan dengan ledakan itu, terdapat lembaran seng dari atap sebuah toko yang melayang ke jalan.
Bahkan, saat kejadian tersebut, tampak dua kendaraan yang masih melintasi jalan.
Video tersebut viral saat diunggah akun Twitter Anonim, @tubbirfess, yang diambil dari unggahan akun Twitter @Noblesseed, pada Rabu (18/12/2019).
Hingga Kamis (19/12/2019) malam, video tersebut telah ditayangkan lebih dari 580 ribu kali dan dibagikan lebih dari 19 ribu kali.
Sebelumnya, akun Instagram @media.jember telah mengunggah video amatir tersebut pada Jumat (13/12/2019).
Dalam unggahannya, akun tersebut menginformasikan bahwa kejadian itu berlokasi di Tegal Besar, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Lokasi kejadian Pakem terjadi ketika hujan dan angin puting beliung melanda daerah tegal besar dan sekitarnya," tulis akun tersebut.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)