Puji Senang Dapat Ranjang Lipat dari Menteri Bintang
Cerebral palsy atau lumpuh otak adalah gangguan otak non progresif yang mengakibatkan kaku pada keempat anggota geraknya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Puji Astuti setiap hari hanya bisa tergolek lemah pada ranjang kayu di rumahnya yang sangat sederhana.
Tak ada aktivitas lain yang bisa dilakukannya selain berbaring.
Itu lantaran cacat cerebral palsy dan microcephaulus yang diidapnya sejak lahir 19 tahun silam.
Cerebral palsy atau lumpuh otak adalah gangguan otak non progresif yang mengakibatkan kaku pada keempat anggota geraknya yang diakibatkan oleh otak dan jaringan didalamnya tidak berkembang secara sempurna sehingga berukuran lebih kecil.
Bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya, penderita mikrosefali dengan cerebral palsy akan mengalami gangguan perkembangan secara fisik maupun kognitif (kemampuan anak untuk berpikir dan memahami hal baru).
Orang tua Puji hanya seorang petani miskin di Dusun Sengrong, Desa Terban, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sehingga, tak ada yang bisa dilakukan keluarganya untuk mengobati Puji.
Namun pada Jumat (20/12) siang kemarin, rumah Puji yang sederhana tiba-tiba ramai dikunjungi orang.
Mulai dari ibu-ibu PKK berseragam batik, hingga aparat kepolisian bersenjata laras panjang memadati rumah berdinding kayu tersebut.
Namun tak hanya mereka, siang itu Puji kedatangan tamu istimewa. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawanti.
Bintang datang tak sendiri. Ia didampingi Siti Atikoh Suprianti, istri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Selain itu tampak pula Bupati Semarang Mundjirin ES. Bintang sengaja datang jauh-jauh ke kediaman Puji untuk memberikan hadiah istimewa kepada perempuan penyandang disabilitas itu. Sebuah bed (ranjang) yang bisa diatur untuk duduk, persis ranjang untuk pasien di rumah sakit.
”Kami tak pernah bermimpi rumah ini akan dikunjungi oleh Ibu Menteri,” kata Tasiem, orang tua Puji, yang langsung menggendong putri kesayangan mereka itu ke ranjang baru tersebut.
Di ranjang baru yang bisa didorong dan dilipat tersebut, Puji bisa berbaring atau duduk. Ia juga bisa melihat orang-orang lewat di depan rumahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.