Fakta-Fakta WNI Pekerja Kapal Pesiar Ditemukan Tewas Gantung Diri
Jenazah ditemukan pertama kali oleh teman sekamarnya yang juga Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Arifraja
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Jenazah pekerja kapal pesiar asal Bali Komang Sutrisna Putra (26) rencananya akan diaben pada 27 Desember 2019 mendatang.
Hal itu diketahui setelah Tribun Bali menemui Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral (Disnaker ESDM) Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Arda.
"Rencananya akan diaben pada tanggal 27 (Desember 2019). Jadi tanggal itu kalau tidak salah ngaben langsung," kata Arda di kantornya, Senin (23/12/2019)
Informasi tersebut Arda dapatkan ketika ikut langsung mengantarkan jenazah ke rumah duka di Banjar Sirang, Desa Pakraman Macang, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali kemarin.
Pihaknya mengaku memfasilitasi pemulangan jenazah dari Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai setelah berkoodinasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok.
"Kita H-1 sudah diberi tahu oleh KBRI jadwal pemulangannya, pesawat yang digunakan termasuk tibanya (di bandara) jam berapa," tuturnya.
Pihaknya mengantar jenazah tidak sendirian, melainkan juga ikut bersama Kepala Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Denpasar dan juga Disnaker Karangasem beserta agen yang memberangkatkan.
Setelah jenazah tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, jenazah langsung diberangkatkan pukul 15.55 Wita dan tiba di rumah duka sekitar pukul 17.30 Wita.
Diinformasikan Anggota DPRD Bali
Arda mengatakan, dirinya pertama kali mengetahui adanya PMI yang meninggal setelah mendapatkan informasi dari anggota DPRD Bali, Grace Anastasia Surya Widjaja pada Kamis lalu.
Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya Arda ditelpon oleh I Nengah Yasa Adi Susanto selaku agen pengirim yang bersangkutan ketika berangkat pertama kali.
"Sebenarnya Pak Adi itu kan penyaluran pas dia berangkat pertama. Sekarang dia kan berangkat mandiri. Pertama kali berangkat Pak Adi ini yang memfasilitasi sehingga tahu persis dia. Pas mau berangkat dia juga yang ngetes," tutur Arda.
Mendapatkan kabar tersebut, Arda langsung mengumpulkan beberapa pihak terkait guna mengatasi masalah ini.