Wayan Ana Lawan 100 Warga yang Marah di Mesuji, Kepala pun Dibacok
Wayan Ana jadi korban kemarahan warga yang berjumlah 100 orang ketika mendatangi rumahnya, kemarin.
Editor: Hendra Gunawan
"Unsur TNI Polri langsung mengamankan lokasi dan korban sudah bisa diselamatkan dari amukan massa," kata Zahwani Pandra Arsyad.
Zahwani Pandra Arsyad menegaskan, peristiwa tersebut hanya terjadi dalam satu kelompok lantaran dipicu aksi klaim dan penyetopan bajak oleh Wayan Ana di lahan fasum Kelompok Karya Tani yang sedang dibajak oleh warga.
"Hanya salah paham saja," tutup Zahwani Pandra Arsyad.
Polda Lampung memastikan akan melakukan penyelidikan dalam aksi pengeroyokan di Register 45 Mesuji.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, pascakejadian pihaknya langsung melakukan upaya-upaya untuk meredam amukan massa termasuk melakukan penyelidikan.
"Kami juga lakukan penyelidikan di samping membantu korban," tutur Zahwani Pandra Arsyad, Selasa 24 Desember 2019.
Selain penyelidikan, lanjut Zahwani Pandra Arsyad, pihaknya juga melakukan pendekatan guna menyelesaikan permasalahan ini.
"Lokasi di sana sudah kondusif dan kami lakukan juga pendekatan persuasif," tutup Zahwani Pandra Arsyad.
Bentrok 2 Kelompok
Sebelumnya kawasan Register 45 Mesuji Lampung sempat bergolak.
Terjadi bentrok berdarah di kawasan Register 45 Mesuji Lampung, Rabu (17/7/2019).
Bentrokan melibatkan dua kelompok masyarakat, yaitu Kelompok Mesuji Raya melawan Kelompok Mekar Jaya Abadi.
Kelompok Mekar Jaya Abadi merupakan masyarakat yang bermukim dan mengolah tanah di Register 45 di dalam wilayah Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.
Sedangkan, Kelompk Mesuji Raya bermukim di wilayah Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
Dua kelompok masyarakat ini terlibat saling serang menggunakan senjata tajam dan senjata api rakitan.
Akibat bentrok di Register 45 Mesuji ini, empat orang dikabarkan tewas dan tujuh orang mengalami luka-luka.
Empat warga Pematang Panggang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, menjadi korban dalam bentrokan berdarah di Register 45, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Rabu (17/7/2019).
Keempat warga OKI Sumsel tersebut merupakan anggota Kelompok Mesuji Raya, yang sebelumnya terlibat bentrok dengan Kelompok Mekar Jaya.
Perihal jatuhnya korban tewas yang merupakan warga OKI dibenarkan Kapolres OKI, Sumsel Donni Eka Saputra.
"Korban warga kita (OKI), ada empat orang, semuanya meninggal dunia," kata Donni Eka Saputra.
Ia mengatakan, TKP berada di wilayah Lampung, yakni di Register 45 Kabupaten Mesuji.
Sehingga, perkara ditangani Polres Mesuji.
Keempat warga OKI yang tewas tersebut, tiga orang sudah teridentifikasi, yakni bernama Dali, Rowi, dan Abdul Roni.
Rowi dan Roni bersaudara.
Sementara, satu korban tewas lainnya belum teridentifikasi.
Kapolsek Mesuji, OKI, Sumsel AKP Dharmanson, didampingi Kanit Intelkam, Aipda Azhari Dinata, membenarkan ada empat warga Pematang Panggang Mesuji, OKI, Sumsel yang menjadi korban bentrok di Lampung.
“Dari empat korban tewas, tiga sudah teridentifikasi sebagai warga OKI. Dua di antaranya sudah dibawa ke rumah duka, yakni korban Abdul Roni dan Rowi. Mereka bersaudara kandung. Sedangkan, korban Dali masih dalam perjalanan menuju rumah duka,” tutur Darmanson.
Bentrok ini dipicu masalah penyitaan traktor.
Seorang warga dengan menggunakan traktor membajak tanah, yang masuk dalam kawasan Register 45.
Tanah yang dibajak dilaporkan milik anggota Kelompok Mekar Jaya.
Warga berkumpul dan menyita traktor tersebut.
Warga yang tadinya mengoperasikan traktor, kemudian pulang.
Tak lama kemudian, ia kembali bersama puluhan orang dari Kelompok Mesuji Raya.
Massa dari dari Mesuji Raya tersebut ada yang membawa parang.
Bahkan, ada yang membawa senjata api rakitan.
Mereka mendatangi massa dari Kelompook Mekar Jaya yang menyandera traktor.
Aksi berdarah tak terhindarkan.
Heboh Video Pemenggalan
Kawasan Register 45 Mesuji Lampung ini menjadi wilayah yang selalu penuh dengan konflik.
Kawasan Register 45 diisi para pendatang yang disebut perambah. Di sisi lain, ada perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Tahun 2011, kawasan Register 45 menjadi bahan perbincangan di level nasional.
Ini dipicu laporan Lembaga Adat Megow Pak ke DPR RI.
Megow Pak ketika itu datang didampingi Mayjen (Purn) TNI Saurip Kadi.
Mereka melaporkan soal dugaan pembantaian terhadap 30 petani di Mesuji Lampung sejak pemerintahan SBY.
Laporannya disertai foto dan video pembantaian yang diduga dilakukan Pamswakarsa yang dibekingi perusahaan sawit asal Malaysia PT Silva Inhutani.
Ketua Tim Advokasi Lembaga Adat Magoupak, Bob Hasan menjelaskan mengenai kronologis adanya pembantaian dan kekerasan sadis di Lampung.
Awalnya, kata Bob terjadi saat sebuah perusahaan bernama PT. Silva Inhutani milik warga negara Malaysia bernama Benny Sutanto alias Abeng bermaksud melakukan perluasan lahan.
Hal itu dilakukan sejak tahun 2003, namun upaya PT. Silva Inhutani membuka lahan untuk menanam kelapa sawit dan karet selalu ditentang penduduk setempat.
"Penduduk yang tadinya menanam sengon, albasia dan lainnya menolak,"jelas Bob.
Akhirnya PT Silva Inhutani membentuk PAM Swakarsa yang juga dibekingi aparat kepolisian untuk mengusir penduduk.
Pascaadanya PAM Swakarsa terjadilah beberapa pembantaian sadis dari tahun 2009 hingga 2011.
Kurang lebih 30 orang sudah menjadi korban pembantaian sadis dengan cara ditembak, disembelih dan disayat-sayat.
Sementara ratusan orang mengalami luka-luka dan diantara mereka ada yang mengalami trauma dan stres berat.
"Kejadian terjadi di Mesuji dan Sodong di Lampung paling ujung juga Tulangbawang. Kalau penyembelihan itu terjadi awal Januari 2011,rincian korban 30 orang yang tewa sejak 2009-2011 dan ada beberapa orang stress karena melihat anggota keluarganya dibantai di hadapannya,"jelas Bob.
Saat agenda pertemuan, video pembantaian dipertontonkan, dalam video itu terlihat gambar adanya pembantaian sadis.
Beberapa korban dari masyarakat ada yang disembelih kepalanya kemudian tubuhnya digantung di tiang.
Video itu sempat diragukan kebenarannya karena diduga terjadi di Thailand.
Perkelahian Kelompok Preman Rebutan Lahan Register 45
Dua kelompok asal Sungai Camba, Mesuji dan Sungai Ceper Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan bentrok pada Sabtu (20/6/2015) malam. Pada bentrok saat itu, seorang warga tewas.
Kepala Kepolisian Ressort Mesuji Ajun Komisaris Besar Trisna saat itu mengatakan, bentrok yang berujung tewasnya seorang warga itu dipicu perebutan lahan dengan lokasi Kampung Sido Rukun Register 45 Mesuji.
"Ini murni perkelahian antar dua kelompok preman dari Sungai Camba dan Sungai Ceper OKI. Persoalannya tidak lain, ya soal lahan itu," kata Trisna.
"Awalnya Mastori, kelompok Sungai Cambai berkelahi dengan kelompok Sungai Ceper. Karena tidak berimbang kemudian salah satu kelompok mengadu ke teman-temannya, kemudian malam hari menyerang tapi salah sasaran," tambah Trisna.
Pada penyerangan itu, pelaku yang diduga kelompok Sungai Ceper berjumlah lebih dari tujuh orang melakukan penembakan terhadap Warso sesuai salat tarawih.
Akibatnya Warso tewas dan Santo (38) mengalami luka berat. "Santo mengalami luka tembak di perut dan luka tusuk di punggung," ujar Tisna.
Bentrok antar dua kelompok warga yang merenggut satu korban tewas itu bermula ketika sekitar pukul 15.00 WIB, ada sekelompok orang yang belakangan diketahui warga Sungai Ceper, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, mendatangi salah satu warga perambah bernama Sayuti.
Kedatangan warga asal OKI disebut-sebut ingin menguasai lahan yang digarap Sayuti.
Namun Sayuti menolak menyerahkan lahan garapannya di kawasan hutan negara dan berusaha melawan.
Namun, karena kalah banyak, ia lalu menghubungi Matsori, ketua kelompok di kawasan Register 45 Mesuji.
Setibanya Matsori di tempat Sayuti, pertikaian meruncing hingga terjadi perkelahian yang menyebabkan Daman, warga kelompok Sungai Ceper, terluka bacokan di bagian perut.
Melihat salah satu anggotanya terluka dan merasa terdesak, kelompok ini meninggalkan lokasi.
Mendapati kelompok penyerang terluka, kelompok Sungai Buaya berjaga- jaga di pintu masuk menuju areal kelompok itu.
Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, sebagian warga terutama anak-anak dan wanita kemudian diungsikan ke tempat yang aman.
Selepas salat tarawih, Susanto dan Warso serta beberapa orang lainnya berjaga-jaga di sekitar lokasi keributan.
Tak lama berselang, datang tujuh orang menghampiri mereka.
Merasa takut karena kalah jumlah, warga yang berjaga-jaga di kawasan register tadi langsung kabur menyelamatkan diri.
Saat itulah terdengar suara letupan senjata api.
Beberapa saat kemudian, terdengar kabar satu warga atas nama Susanto tewas tertembak.
Sementara satu warga lainnya atas nama Warso terluka parah terkena sabetan senjata tajam. (tribunlampung.co.id/hanif mustafa/endra zulkarnain)
Artikel ini telah tayang di Tribun Lampung dengan judul Duel Maut Wayan vs 100 Warga pada Bentrok di Register 45 Mesuji Lampung,Kepala Dibacok, Ini Nasibnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.