Semalaman Puja Tak Bisa Tidur Hingga Mendengar Kabar Ibu dan Adiknya Tewas dalam Perjalanan Pulang
Semalaman Puja tak bisa tidur hingga akhirnya mendengar kabar ibu dan adiknya tewas dalam perjalanan pulang dari Bengkulu ke Palembang.
Editor: Dewi Agustina
Beberapa hari sebelum mengalami kecelakaan maut, Nyimas Fitria (40) sempat menunjukkan perilaku yang berbeda dari biasanya.
Keanehan itu dirasa Puja (18) anak kandung Nyimas Fitria, sebagai pertanda sebelum akhirnya sang ibu tewas dalam kecelakaan Bus Sriwijaya di Pagaralam.
"Mungkin keanehan sikap ibu, sebagai pertanda musibah ini. Saya juga tidak menyangka," ujar Puja.
Dikatakan Puja, selama ini sang ibu memang memiliki karakter yang pendiam.
Namun sesekali ia masih suka untuk berbincang dengan tetangganya.
Hal ini tidak terlihat lagi sejak beberapa hari belakangan.
Ibunya lebih banyak mengurung diri di rumah dan bahkan sudah sangat jarang berbincang dengan orang lain.
"Saya sempat tanya, kenapa ibu lebih diam sekarang. Terus dijawab, tidak apa-apa cuma capek saja," ujarnya.
Puja mengaku, ia teringat dengan pesan terakhir Nyimas Fitria terhadapnya.
Baca: UPDATE Kecelekaan Bus Sriwijaya: Identitas 35 Korban Tewas hingga Tanggapan Manajemen Sriwijaya
Baca: Hari Kedua Evakuasi Bus Sriwijaya, Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan 7 Korban yang Tenggelam
Dalam percakapan melalui video call dua hari sebelum kecelakaan, Nyimas sempat mengatakan ingin memulai hidup dari awal bersama anak-anaknya.
Sebab sudah hampir satu tahun ini, Nyimas telah berpisah dengan suaminya.
"Ibu ajak saya kerja di katering. Selain itu ibu menyarankan saya buka usaha online shop. Kecil-kecilan juga tidak apa-apa yang penting saya ada usaha sendiri. Ibu ajak kami mulai kehidupan baru," ucapnya.
Selama hidupnya, Nyimas dikenal sebagai sosok yang pekerja keras dan bertanggung jawab bagi anak-anaknya.
Dengan bekerja sebagai pembuat pempek, dalam sehari ia bahkan bisa membuat 30 kg yang seluruh hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.