Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Fakta Pembunuhan Sopir Taksi Online, Pelaku Jerat Leher hingga Tusuk Korban 13 Kali

5 fakta pembunuhan sopir taksi online, Ruslan Sani di Palembang. Pelaku menjerat leher korban hingga menusuk korban sebanyak 13 kali.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
zoom-in 5 Fakta Pembunuhan Sopir Taksi Online, Pelaku Jerat Leher hingga Tusuk Korban 13 Kali
IST
Ilustrasi pembunuhan - Fakta Pembunuhan Sopir Taksi Online, Pelaku Mejerat Leher hingga Menusuk Korban Sebanyak 13 Kali 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang supir taksi online bernama Ruslan Sani, warga Kecamatan Sako, Palembang, Sumatera Selatan tewas setelah dirampok dan mendapatkan 13 luka tusukan di tubuhnya.

Pelaku pembunuhannya yakni Abib Samudra alias Iwan dan Sulaiman.

Saat dimintai keterangan oleh polisi, kedua pelaku mengaku sebenenarnya tidak memiliki niat membunuh korban.

"Cuma mau memberi pelajaran, tidak sampai ada niat membunuh. Dia melawan dan mencoba menusuk saya, tapi saya tahan dan balikkan pisau kena perutnya," papar Sulaiman dikutip dari Kompas.com.

Ia hanya dendam kepada korban, Ruslan Sani karena telah menabrak keponakannya dan tidak bertanggungjawab.

Berikut fakta mengenai pembunuhan sopir taksi online di Palembang sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:

1. Kronologi kejadian

Kondisi tubuh Sani, korban jiwa pelaku begal, ketika dibawa ke Ruang Forensik RS Bhayangkara Palembang.
BERITA TERKAIT

Kondisi tubuh Sani, korban jiwa pelaku begal, ketika dibawa ke Ruang Forensik RS Bhayangkara Palembang. (Handout)

Kasus pembunuhan ini berawal dari keponakan Iwan yang menjadi korban tabrak lari.

Iwan lantas menghapalkan jenis dan plat mobil Ruslan Sani, yakni Toyota Avanza BG 1442 RP.

Dibantu Sulaiman, Iwan mengincar Ruslan Sani dengan cara memesan taksi online

Mengetahui mendapat pesanan dari Iwan, Ruslan Sani membatalkan pesanan hingga 20 kali.

Bahkan ia sampai diblokir pihak penyedia aplikasi.

"Saya sempat beberapa kali pindah untuk mencari korban ini (Ruslan Sani). Setelah titik pesanan saya arahkan ke Jalan Kolonel Atmo baru diterima."

"Saya dan Sulaiman langsung naik ke mobil," kata Iwan masih dilansir dari sumber yang sama, Senin (30/12/2019).

Di dalam mobil, Iwan duduk di samping Ruslan Sani, sedangkan Sulaiman duduk di belakang kursi kemudi.

Kemudian, Iwan bertanya kepada Ruslan Sani soal pertanggungjawaban atas penabrakan keponakannya.

Namun menurut Iwan, Ruslan Sani justru marah kepadanya, lantas ia pun menjerat leher korban.

Ruslan Sani melawan dan mencoba menusuk Iwan dengan menggunakan pisau.

"Waktu saya jerat (leher) dia melawan dan mengambil pisau mencoba menusuk saya. Pisau itu saya ambil dan tusukan ke dia," ungkap Iwan.

2. Pelaku dipergoki warga

Dua pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap Ruslan Sani (43), sopir taksi online (taksol) di Gandus pada Sabtu (28/12/2019) malam kini diamankan di Mapolrestabes Palembang.

Dua pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap Ruslan Sani (43), sopir taksi online (taksol) di Gandus pada Sabtu (28/12/2019) malam kini diamankan di Mapolrestabes Palembang. (Tribunsumsel.com/Agung Dwipayana)

Ruslan yang telah mengalami luka tusuk mencoba keluar dari mobil, ia juga berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.

Teriakan korban membuat kedua pelaku menjadi panik.

Kemudian pelaku berencana membuang korban di kawasan Perumahan Griya Asri, Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus Palembang, Sumatera Selatan.

Namun, saat pelaku akan membuang korban, aksinya dipergoki warga hingga akhirnya mereka dikejar oleh massa.

3. Pelaku sembunyi di rawa-rawa

Pelaku melarikan diri dengan membawa mobil korban yakni Toyota Avanza dengan nomor polisi BG 1442 RP.

Saat berada di Jembatan Pulo Kerti, dari atas jembatan pelaku atas nama Sulaiman berhasil ditangkap oleh polisi dan warga yang mengejarnya.

Sementara itu, pelaku bernama Iwan melompat dari atas jembatan dan bersembunyi ke rawa-rawa.

Setelah dikepung polisi dan warga, Iwan yang bersembunyi di rawa-rawa selama dua jam akhirnya memilih menyerahkan diri.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setiyadi mengatakan, sebelumnya warga Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus Palembang, melapor ada yang membuang mayat, kepolisian pun segera menindaklanjuti dan melakukan pengejaran.

"Warga melapor ada yang membuang mayat, setelah itu langsung ditindaklanjuti dan dilakukan pengejaran," kata Kombes Pol Anom Setiyadi dikutip dari Kompas.com, Minggu (29/12/2019).

4. Motif pelaku

Menurut keterangan Kombes Pol Anom Setiyadi, motif kedua pelaku membunuh Ruslan Sani yakni karena ingin menguasai mobil milik korban.

Awalnya, Iwan hanya dendam karena korban telah menabrak keponakannya.

Saat Iwan akan meminta pertanggungjawaban, korban malah marah kepadanya.

"Hasil pemeriksaan, kedua pelaku ini ingin menguasai kendaraan korban dengan menyamar sebagai penumpang," ujarnya Kombes Pol Anom Setiyadi.

5. Korban tewas dengan 13 luka tusukan

Polisi melakukan pemeriksaan terhadap jasad Ruslan Sani, dari hasil pemeriksaan ditemukan ada luka di bagian kepala, leher, dan dada.

Dokter forensik juga menemukan ada luka di pelipis kiri yang diduga berasal dari senjata api.

"Kami mencurigai ada luka tembak di bagian pelipis kiri korban. Tapi apakah itu bersarang atau hanya serpihan saja, kita tidak bisa memastikannya karena tadi hanya melakukan pemeriksaan luar," kata Kombes Pol Anom Setiyadi.

Sementara itu, 13 luka tusukan pisau juga ditemukan di tubuh korban.

(Tribunnews.com/R Agustina)(Kompas.com/Aji YK Putra)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas