Smartphone Terbaru Dimiliki Warga Kecamatan Ini namun Tidak Bisa Bermedsos, Ini Pemicunya
Warga dari empat desa dalam kawasan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang harus ‘menyeberang’ ke daerah atau kecamatan lainnya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Beutong Ateuh Banggalang, salah satu kecamatan di Nagan Raya. Kecamatan yang terletak di kawasan pergunungan serta sering diselimuti kabut tebal hingga masih cukup asri pemandangannya.
Hanya saja, untuk sisi teknologi, kecamatan itu hingga kini masih terisolir jaringan internet dan layanan paket data.
Praktis kondisi ini membuat warga dari empat desa dalam kawasan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang harus ‘menyeberang’ ke daerah atau kecamatan lain sekedar hanya untuk menikmati layanan media sosial (medsos) seperti Facebook, Instragram, Twitter, atau WhatsApp.
Pasalnya, di daerah mereka hanya bisa menerima dan menelepon menggunakan jaringan provider Telkomsel.
Penduduk yang berada di desa pedalaman Nagan Raya itu sangat berharap dibangun fasilitas telekomunikasi oleh pemerintah sehingga ke depan bisa ikut menikmati kecanggihan teknologi informasi.
“Selama ini, bila ingin berkomunikasi dengan penduduk di daerah lain, kami hanya dengan telepon atau pesan SMS saja,” kata Hasan Jami, Keuchik Blang Puuk, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Rabu (1/1/2020).
Baca: Kronologi Hingga Pengakuan Lengkap Camat di Tangerang Viral Marahi Relawan Banjir
Baca: Viral Kisah Dramatis Penyelamatan Seekor Anjing dari Terjangan Banjir
Baca: Geger Kemunculan Buaya di Sungai Sidoarjo
Keuchik Hasan mengungkapkan, penduduk di desanya sejauh ini belum dapat merasakan manfaat kencanggihan teknologi seperti medsos, WhatsApp, dan fasilitas lain meski mereka sudah memiliki android dan handphone canggih lainnya.
"Fasilitas tersebut, bebernya, baru dapat digunakan ketika warga keluar dari Beutong Ateuh Banggalang. Kalau kami pergi ke kecamatan lain baru bisa terkoneksi paket data,” ujarnya.
Untuk diketahui, di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang terdapat empat desa yakni Desa Blang Puuk, Kuta Tengoh, Blang Meurandeh, dan Babah Suak. Untuk penerangan di kawasan tersebut, sudah tersedia sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Menuju Beutong Ateuh Banggalang harus menempuh perjalanan hingga 2 jam lebih dengan rute melintasi Pegunungan Singgahmata yang terjal dan berbelok. Apalagi jalan nasional itu pada sore hari dipenuhi kabut tebal sehingga semakin menyulitkan kendaraan ketika melintas. (rizwan)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kisah Warga Beutong Ateuh Banggalang, Harus ‘Menyeberang’ ke Daerah Lain untuk Bermedsos