Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bikin Heboh, Lokasi Kerajaan Agung Sejagat langsung Jadi Tempat Wisata Dadakan

Bahkan banyak dari mereka yang memanfaatkannya untuk berselfie ria di area yang dianggap sebagai Keraton tersebut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bikin Heboh, Lokasi Kerajaan Agung Sejagat langsung Jadi Tempat Wisata Dadakan
Permata Putra Sejati/Tribun Jateng
Warga foto bersama dengan punggawa Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo pada Selasa (14/1/2020). 

Selain ibunda raja terbesar Majapahit, Dyah Gitarja juga merupakan anak pendiri kerajaan tersebut, Raden Wijaya.

Tribhuwana jadi Ratu Majapahit setelah kakaknya, Jayanagara meninggal tanpa punya keturunan pada 1328.

Mengutip dari Wikipedia, Tribhuwana turun takhta pada 1350 bersamaan dengan meninggalnya sang ibu, Gayatri.

Selain istri Raden Wijaya, Gayatri adalah putri bungsu Sri Maharaja Kertanegara, raja terakhir Singhasari.

Sumpah Palapa

Pada masa Tribhuwana memimpin Majapahit, banyak peristiwa penting yang terjadi.

Sebagai seorang ratu, Tribhuwana pernah menjadi panglima dalam penumpasan pemberontakan daerah Sadeng dan Keta.

BERITA TERKAIT

Kala itu, Tribhuwana didampingi sepupunya, Adityawarman.

Pada masa Majapahit di bawah kekuasaan Tribhuwana pulalah, Gajah Mada mengucap sumpah terkenalnya, Sumpah Palapa.

Di masa pemerintahan Dyah Gitarja itu pulalah, Majapahit mulai memperluas wilayahnya sebagai upaya mewujudkan Sumpah Palapa Gajah Mada.

Saat Tribhuwana Wijayatunggadewi digantikan putranya, Hayam Wuruk, perluasan Majapahit terus dilakukan.

Namun Gajah Mada lalu disusul Hayam Wuruk meninggal dunia, kerajaan terbesar di Nusantara itu pun meredup hingga keruntuhannya di 1478.

Kini nama Dyah Gitarja menghebohkan jagat maya Indonesia di mana ia bersama suaminya, Totok Santoso Hadiningrat mengklaim sebagai keturunan Majapahit.

Berdasarkan informasi mereka telah memiliki 425 orang pengikut.

Bikin Heboh Yogya

Sebelum bikin geger dengan KAS, Totok ternyata pernah "berulah" beberapa tahun silam.

Dilansir tribunjogja.com, Totok merupakan Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara Jogja Development Commitee (DEC).

DEC merupakan organisasi yang kala itu disebut-sebut mirip dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Pada koferensi pers di Ndalem Pujokusuman, Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta Jumat (11/3/2016) silam, Totok menjanjikan bakal memberi 100-200 dolar Amerika Serikat (AS) ke tiap anggotanya.

Dana kemanusiaan itu, lanjut Totok, disalurkan melalui koperasi yang akan dibentuk.

Totok menyebut, dana itu berasal dari lembaga keuangan tunggal dunia yang bernama Esa Monetary Fund.

Lembaga yang disebut Totok punya uang tak terbatas itu berpusat di Swiss.

"Namun semua program tadi akan kami mulai tahun 2017 nanti karena sekarang masih dalam proses perizinan," kata dia kala itu.

Dilanjutkannya, untuk mempermudah penyaluran, DEC menargetkan akan mendirikan koperasi di tiap desa di DIY.

Totok juga mengklaim jika telah lebih dari 10 ribu orang yang mendaftar.

Mereka menargetkan bisa merekrut 500 ribu anggota hingga nanti menjalankan program pada tahun 2017.

Tak Jelas

Namun apa yang dijanjikan Totok dan DEC tak juga jelas.

Di akhir 2017, mengutip dari pemberitaan pitunews.com, sejumlah anggota Jogja DEC justru mengaku kecewa dan mundur teratur dari kepengurusan organisasi.

Namun demikian, masih ada anggota yang tetap bertahan jadi pengurus organisasi itu.

Alasan banyaknya pengurus yang mundur karena ketidakjelasan mengenai biaya.

Tiap kegiatan, seperti yang dikatakan pengurus yang tak mau namanya disebutkan, ia harus bayar sendiri.

Bukan hanya untuk kegiatan, namun juga ada setoran ini dan itu. (Permata Putra Sejati)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kerajaan Agung Sejagat Purworejo Jadi Objek Wisata Dadakan, Batu Prasasti Jadi Favorit Selfie

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas