Pentingnya UKM di Papua Memberdayakan Warga Lokal untuk Kurangi Kecemburuan Sosial
Jean mengajak warga Papua untuk membuka diri, menerima dan mengadaptasi budaya-budaya baru agar Papua bisa berkembang dan bersaing
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen di jurusan Ekonomi Internasional President University, Jean Richard Jokhu mengatakan, saatnya UKM di Papua tidak selalu mengambil profit atau keuntungan semata.
UKM harus memberi pemberdayaan pada warga lokal sehingga dapat mengurangi kecemburuan sosial di Papua.
"Hal yang bisa dilakukan adalah memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat lokal guna meningkatkan sumber daya manusia ( SDM) nya," kata Jean Richard Jokhu usai sidang terbuka menandai kelulusan dalam program Doktoral Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI di kampus FEB UI, Depok, Jawa Barat belum lama ini.
Disertasinya yang berjudul Faktor-faktor yang memengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Stratejik Secara Heuristik Terhadap Project Output :Studi Empirik pada UKM Konstruksi di Papua.
Baca: Temukan Markas KKB di Intan Jaya Papua, Ini Kemudian yang Dilakukan Anggota TNI
Baca: SPCI Kembali Kirim Satu Siswa dari Papua Studi ke Luar Negeri
Baca: Raline Shah Lewat Yayasannya Salurkan Bantuan untuk Bangun Asrama di Papua
Jean Richard Jokhu menoreh sejarah menjadi putra Papua termuda yang dapat menyelesaikan program S3 di usia 31 tahun.
Kepada masyarakat lokal, Jean mengajak warga Papua untuk membuka diri, menerima dan mengadaptasi budaya-budaya baru agar Papua bisa berkembang dan bersaing.
"Kalau kita terus menolak budaya-budaya baru, yang terjadi Papua malah tertinggal. Bukannya semakin bisa bersaing," kata mantan pegawai Bank Danamon ini.
Selain itu, pemerintah setempat juga harus memberikan dorongan insentif bagi perusahaan-perusahaan besar yang mau masuk ke Papua dan mau hire orang Papua supaya terjadi transfer pengetahuan.
"Sehingga masyarakat lokal semakin mandiri dan bisa maju untuk membangun Papua, kaitannya dalam menyambut era industri 4.0," katanya.
Baca: Warga Kamboja Ditemukan Tewas Tersangkut Batang Pohon di Sungai Timika
Baca: Menguak Teknik Pengasapan Mayat Suku Dani di Papua menjadi Mumi
Jean mengingatkan, keterbatasan informasi, masyarakat lokal yang repressive serta lingkungan yang dinamis tidak menjadi alasan perusahaan UKM untuk tidak melakukan proyek di Papua atau terbengkalainya proyek di Papua.
Jean mengingatkan kemampuan UKM mengambil proyek di Papua ditentukan pengalaman yakni pengalaman kemampuan berkolaborasi dengan warga lokal , ketua adat dan lain lain.
Dosen di jurusan Ekonomi Internasional President University itu berharap, masyarakat lokal juga dapat membuka diri, menerima dan mengadaptasi budaya-budaya baru agar Papua dapat berkembang dan bersaing.
Pemda Papua juga harus bisa memberikan insentif bagi perusahaan yang mau berinvestasi sambil memberdayakan warga Papua.
Rektor President University Johny Oktavian Haryanto mengatakan, hadirnya Doktor Baru tentunya menambah kekuatan akademik terutama Fakultas Bisnis yang berkomitmen menjadi salah satu Fakultas Bisnis terbaik di Indonesia.
"Hadirnya Doktor baru seperti Jean tentunya diharapkan dapat memperkuat publikasi dan penelitian di Fakultas Bisnis kampus kami guna menuju World Class University," kata Johny.