Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berbeda dengan Keraton Agung Sejagat, di Sukoharjo Telah Berdiri Kasultanan Keraton Pajang

Kasultanan Keraton Pajang berada di Dukuh Sonojiwan, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Namun keraton ini beda dengan Keraton Agung Sejagat

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Berbeda dengan Keraton Agung Sejagat, di Sukoharjo Telah Berdiri Kasultanan Keraton Pajang
TRIBUNSOLO.COM/RYANTONO PUJI SANTOSO
Suasana di sekitar kawasan Kasultanan Keraton Pajang di Kartasura, Sukoharjo Jawa Tengah, Jumat (17/1/2020). Kasultanan Keraton Pajang dipimpin Suradi Suranegoro, yang bergelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Viral munculnya Keraton Agung Sejagat (KAS) di Kabupaten Purworejo membuat masyarakat kembali mengungkit rekam jejak sejumlah keraton.

Di Kabupaten Sukoharjo juga berdiri Kasultanan Keraton Pajang, yang pernah mendapat penolakan dari sejumlah pihak Keraton Surakarta saat pendiriannya beberapa tahun lalu.

Kasultanan Keraton Pajang berada di Dukuh Sonojiwan, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Baca juga: Runtuhnya Keraton Kartasura : Harta Kerajaan Bertumpuk di Pintu Gerbang Gagal Dibawa Lari

Baca juga: Ditemukan Makam Janin Ratu di Halaman Kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat, Ini Kata Camat Godean

Kasultanan Keraton Pajang dipimpin oleh seorang warga bernama Suradi Suranegoro yang mengklaim dirinya bergelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV.

Berita Rekomendasi

Nama Hadiwijaya mengingatkan pada nama Raja Pajang Hadiwijaya (Adiwijaya) atau Joko Tingkir

Joko Tingkir (abad 16) memindahkan kekuasaan penguasa Jawa dari Kesultanan Demak ke kawasan Pajang yang berada di sekitar Kota Solo saat ini.

Menurut Suradi, kasultanannya ini eksis selama 12 tahun dan aktif melakukan berbagai kegiatan budaya dengan afiliasi budaya Keraton Pajang kuno.

“Saya tidak kenal, tidak pernah bertemu, dan tidak pernah tahu dengan orang yang mengklaim dirinya sebagai Raja Keraton Agung Sejagat,” katanya saat ditemui TribunSolo.com, Jumat (17/1/2020).

"Sebagai Sultan untuk nguri-uri budaya Keraton Pajang..."

Menurutnya ada lima hal yag mendasar yang membedakan Kasultanan Keraton Pajang dengan Keraton Agung Sejagat.

Di antaranya, Kasultanan Keraton Pajang mendapatkan surat dari KemenkumHAM pada 2011 lalu sebagai Yayasan Kasultanan Keraton Pajang, telah mendapatkan surat dari notaris, selalu melibatkan Pemerintah Daerah dalam setiap kali kegiatan, tidak meresahkan warga.

Camat Prambanan Sebut Pengikut Kerajaan Agung Sejagat Diminta Bayar Rp 2 Juta saat Direkrut

“Dan yang paling penting, kami tidak pernah menarik atau meminta iuran abdi, kami tidak menjanjikan dan tidak memaksakan pada abdi atau masyarakat," imbuhnya.

Kasultanan Keraton Pajang ini sudah eksis selama 12 tahun belakangan ini, dan hanya bergerak di bidang kebudayaan.

“Memang saya mendapat mandat sebagai Sultan untuk nguri-uri budaya Keraton Pajang,” jelasnya.

Ada tujuh kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun, yakni Peringatan Malam 1 Suro, Kirab Pusoko, Jumenengan Keraton Pajang, Napak Tilas Joko Tingkir, Haul Joko Tingkir, Wilujengan dan Syawalan.

Viral Surat Terbuka Ratu Keraton Sejagat yang Sebut Gubernur Jateng Pak Ginanjar, Ini Isi Suratnya

Jumlah pengageng keraton, abdi dalem atau kerabat sekitar 5000 orang lebih yang tersebar di Sukoharj, Malang, Surabaya, Lamongan, Gresik, Magetan dan Wonogiri.

Dari silsilah sendiri, Suradi mengclaim keturunan trah Ki Ageng Turus, yakni saudara Kebo Kanigoro, ayah dari Joko Tingkir leluhur raja raja.

Kegiatan yang seusai dilakukan Kasultanan Keraton Pajang adalah peresmian Masjid Agung Suro Jiwan.

Seusai merampungkan masjid, ada dua pembangunan fisik yang akan dilakukan yakni pembangunan Keraton dan Paseban.

Mengejutkan Ini Pernyataan Pengikut Keraton Agung Sejagat di Klaten, Sebut Sebagai Warga Negara Baik

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Makamhaji Agus Purwanto, mengatakan kegiatan di Kasultanan Keraton Pajang aman dan tidak melenceng.

“Setiap kegiatan diketahui warga sekitar, saya melihat kegiatannya masih wajar yakni kegiatan keagamaan dan kebudayaan.”

“Kegiatan yang baru saja dilakukan kemarin meresmikan Masjid, yang dihadiri sejumlah pejabat Kabupaten Sukoharjo,” Kata Agus. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas