Para Pengikut Totok Santoso dari Klaten Merasa Tertipu
Anggota tersebut mau mengikuti Raja Keraton Agung Sejagat Purworejo lantaran saat berbincang-bincang dengan Totok hatinya menjadi tenang dan tentram.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Dandim 0723/Klaten Letkol Kav Minarso membeberkan alasan para pengikut Keraton Agung Sejagat mengikuti raja mereka, Totok Santoso.
Minarso mengatakan, diketahui ada puluhan pengikut Kerajaan Agung Sejagat yang berada di Klaten.
Dia menjelaskan, pihaknya sempat berbincang dengan pengikut Kerajaan Agung Sejagat di Klaten tersebut.
Pengakuan dari anggota tersebut mau mengikuti Raja Keraton Agung Sejagat Purworejo lantaran saat berbincang-bincang dengan Totok hatinya menjadi tenang dan tentram.
"Saya sempat berbicara dengan pengikut dari Kerajaan Agung Sejagat Klaten, jadi ada rasa tenang dan tentram katanya," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Jumat (17/1/2020).
Dari pandangan Letkol Kav Minarso, para pengikut Keraton Agung Sejagat tertutup.
Bahkan jika dilihat dari segi pekerjaan, pengikut di Klaten memiliki latar belakang petani hingga ibu rumah tangga.
Baca: Sunda Empire Bukan Ormas, Polisi Siapkan Langkah Hukum jika Seperti Keraton Agung Sejagat
Baca: Tak hanya di Purworejo, Keraton Agung Sejagat di Klaten Miliki 29 Orang Pengikut
"Jadi mereka yang mengikuti Keraton Agung Sejagat karena percaya dan merasa benar," papar Letkol Kav Minarso.
"Setelah diberi penjelasan mereka merasa tertipu," ujar dia.
Dia menambahkan, mereka juga membeli seragam khas Kerajaan Agung Sejagat Rp 2 juta.
Padahal menurut Dandim, estimasi harga baju yang dibeli hanya Rp 1 juta.
"Saya rasa ada keuntungan dari baju itu," tutur dia.
Penampakan Cabang Klaten
Keraton Agung Sejagat Purworejo yang sempat menggegerkan publik, ternyata juga memiliki cabang di Kabupaten Klaten di kawasan Candi Prambanan.
Markas mereka berada di Dukuh Saren RT 14 RW 07, Desa Brajan, Kecamatan Prambanan yang menempati rumah salah satu pengikut Raja Keraton Agung Sejagat Sinuwun Toto Santoso Hadiningrat yaknu Agung Sri Rejeki.
Diketahui lokasi kerajaan tak hanya digunakan untuk tempat tinggalnya, tapi juga digunakan sebagai Sanggar Seni Awan Mukti.
Baca: Soroti Kasus Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Kriminolog UI: Itu Penjahat Profesional
Baca: 3 Pengikut Keraton Agung Sejagat di Klaten Diperiksa: Ditemukan Seragam Kerajaan dan Ada 29 Anggota
Dari pantauan TribunSolo.com di lapangan Jumat (17/1/2020), kerajaan itu terlihat sepi pasca pengikut dimintai keterangan polisi.
Namun kerajaan itu hanya berpagar kayu setinggu satu meter lebih yang dicat cokelat dan warna-warni.
Bahkan pendapa kerajaan terlihat dari luar yang cukup sederhana dengan bangunan bambu, sehingga tidak seperti biasanya pendapa yang dibangun dengan kayu jati.
Di dalam kerajaan, ada yang cukup mencolok mata yakni sebuah batu besar yang ditutup terpal.
Adapun batu tersebut seukuran dan sama dengan yang ada di Kerajaan Agung Sejagat Purworejo.
Batu prasasti bertuliskan huruf Jawa yang mereka kenal dengan Prasasti 1 Bumi Mataram.
Selain itu ada Sendang Pengutipan Sejag seperti ornamen wayang yang berada di tengah kolam setinggi dua meter.
Tampak masih baru jika dilihat dari semen yang masih putih bersih.
Namun sayangnya saat Tribunsolo.com mencoba menemui pemilik kerajaan, Agung Sri Rejeki, dia enggan ditemui.
Warga sekitar, Sri Mulyani (50) mengaku baru mengetahui kehadiran Kerajaan Agung Sejagat saat polisi berdatangan ke sanggar tersebut.
"Saya baru tahu ada kejadian ini setelah di sini ada ramai-ramai didatangi oleh polisi," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Inilah Alasan Para Pengikut dari Klaten 'Takluk' Sama Raja Keraton Sejagat Purworejo Totok Santoso