BKSDA Resor Agam Pantau Ratusan Telur Buaya Muara di Perkebunan Kepala Sawit Hingga Menetas
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat akan memantau seekor buaya muara (crocodylus porosus) setiap harinya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat akan memantau seekor buaya muara (crocodylus porosus) setiap harinya, Senin (20/1/2020).
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Resor Agam Ade Putra mengatakan bahwa ada seekor buaya ditemukan bertelur di kelapa sawit milik warga Ujung Labung, Nagari Tiku Limo Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
"Sementara, pihak BKSDA akan terus melakukan pemantauan dan monitoring perkembangan telur reptil bertubuh besar ini sampai dengan menetas," kata Ade Putra, Senin (20/1/2020).
Ade Putra menjelaskan pemantauan tersebut dilakukan setiap harinya, karena ada predator yang mengganggu telur buaya selama masa eramnya.
Ade Putra mengatakan hewan pengganggu tersebut biasanya adalah biawak, sehingga induknya sangat sensitif terhadap aktivitas mahkluk hidup lainnya.
"Monitoring yang kami lakukan setiap harinya, tidak menentu waktunya. Namun dalam setiap harinya ada dilakukan monitoring," kata Ade Putra.
Karenanya Ade Putra mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengusiknya atau mendekatinya.
"Untuk pemantauan yang kita lakukan, biasanya pada waktu pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB atau pukul 16.00 WIB," kata Ade Putra.
Baca: BKSDA Batam Belum Temukan Buaya yang Disebut Warga Sempat Muncul di Sekitar Pelabuhan Kabil
Baca: Buaya Bertelur di Perkebunan Kelapa Sawit Milik Warga, Diperkirakan Jumlah Telur 500 Butir
500 Butir Telur
Sebelumnya sekor Buaya Muara (Crocodylus Porosus) bertelur di perkebunan kelapa sawit milik warga yang mencapai 500 butir di Ujung Labung, Nagari Tiku Limo Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Resor Agam, Ade Putra kepada wartawan, Senin (20/1/2020) mengatakan bahwa buaya muaro tersebut memiliki ukuran sekitar tiga meter.
Ade Putra juga mengatakan satwa langka dan dilindungi tersebut ditemukan sedang menunggui sarang telurnya yang berjarak hanya 400 meter dari pemukiman warga setempat.
"Berdasarkan prilaku dan kebiasaan, buaya bertelur mencapai jumlah 500 butir dan menetas dalam waktu 90 hingga 110 hari, selama itu ia akan tetap menunggui telurnya," ujar Ade Putra.
Baca: Buaya Sepanjang 2 Meter tersangkut di Jaring Nelayan Sungai Besitang
Baca: Dibantu 2 Rekannya, Antonius Selamat dari Terkaman Buaya Meski Terluka di Bagian Wajah
Baca: Bocah 9 Tahun Diterkam Buaya, Kakak dan Teman-temannya Ramai-ramai Menolong
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.