Sunda Empire Disebut Bentuk Kekaisaran Matahari dan Tak Ingin Disamakan dengan Keraton Agung Sejagat
Petinggi Sunda Empire, Rangga Sasana menyebutkan Sunda Empire merupakan bentuk kekaisaran matahari.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini masyarakat digemparkan berbagai kerajaan yang muncul secara tiba-tiba.
Satu di antaranya adalah Sunda Empire, yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.
Petinggi Sunda Empire, Rangga Sasana menjelaskan soal asal usul dari kerajaannya itu.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (21/1/2020).
Dalam Sunda Empire, Rangga mengaku memiliki jabatan sebagai Sekretartis dari de Hern Zeventien.
Rangga menjelaskan, Sunda Empire merupakan satu di antara beberapa kerajaan matahari.
Kekaisaran Matahari disebutkan telah ada sejak Alexander the Great atau Alexander Agung yang merupakan Raja Kekaisaran Makedonia, Yunani.
Rangga mengatakan, kekaisaran matahari telah ada sejak 324 SM (sebelum masehi).
Mengenai jabatannya, Rangga menjelaskan de Hern Zeventien merupakan panitia 17.
Panitia 17 tersebut telah ada sejak perang dunia kedua.
Ketika itu wilayah Hiroshima dan Nagasaki di Jepang di jatuhi bom atom yang menghancurkan dua kota tersebut.
Rangga menyebutkan, akibat hal tersebut, seluruh pemerintahan di bumi dinetralkan dari nol.
"Sunda Empire, adalah satu bentuk kekaisaran matahari yang ada sejak Alexander the Great, ada dari jaman 324 sebelum Masehi itu sudah ada," terang Rangga.
"Faktor daripada jabatan saya di sini, di Sunda Empire adalah Sekretaris de Hern Zeventien."
"Adalah panitia 17 sejak perang dunia kedua, sejak bom Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan maka seluruh pemerintah bumi dinolkan," imbuhnya.
Rangga melanjutkan, ketika itu Dinasti Pajajaran Siliwangi meneruskan pemerintahan di bumi yang akhirnya diberikan pada Vatikan.
Dalam kesempatan tersebut, Rangga juga menolak untuk menyamakan Sunda Empire dengan kerajaan yang lain seperti Keraton Agung Sejagat yang ditemukan di Purworejo, Jawa Tengah.
Rangga menerangkan, Sunda Empire merupakan sebuah sistem tata negara dunia.
"Lalu pada saat itu Kekaisaran Sunda selaku pemilik atas sertifikat bumi, yaitu atas Dinasti Pajajaran Siliwangi meneruskan atas tatanan bumi diberikan kepada Vatikan," jelas Rangga.
"Jadi faktor keberadaan Sunda Empire itu jangan disamakan dengan keraton-keraton yang muncul tadi."
"Ini sebuah sistem tata negara dunia yang ada di internasional," tambahnya.
Dalam acara Indonesia Lawyers Club, Rangga juga menjelaskan mengenai petinggi dari panitia 17 atau de Hern Zeventien.
Rangga menyebutkan, sosok tersebut adalah Kekaisaran Vatikan, yang dipimpin oleh Paus Paulus.
Hingga hari ini, Paus disebutkan masih menjalankan posisinya.
Rangga menerangkan, tugas Paus sebagai seorang pemimpin akan berakhir, pada 15 Agustus 2020 mendatang.
Sehingga pihak Sunda Empire harus mempersiapkan diri untuk mengambil alih kepemimpinan dalam tatanan bumi.
Rangga juga mengungkapkan, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) serta Gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, didirikan di Bandung terlebih dahulu.
Tak hanya itu, Rangga menuturkan posisi dari PBB berada di bawah dari de Hern Zeventien.
"Siapa itu de Hern Zeventien, itu adalah Vatikan, Paus Paulus yang pada hari ini masih menjabat, pada tanggal 15 Agustus 2020, berakhir tugasnya," ujar Rangga.
"Maka kami menyiapkan sebagai Dinasti Pajajaran untuk kembali menarik apa yang menjadi tugas daripada tatanan bumi saat itu."
"PBB dan Pentagon lahir di Bandung," lanjutnya.
Rangga beberkan alasan mengapa dirinya tidak ingin Sunda Empire disamakan dengan Keraton Agung Sejagat.
Keraton Agung Sejagat dibuat oleh Totok Santoto dan permaisurinya, Fanni Aminadia.
Totok mengklaim sepihak sebagai seorang raja dan Fanni sebagai ratunya.
Hal tersebut jelas dibantah oleh Rangga.
Rangga menuturkan Sunda Empire tidak menurut pada manusia, seperti Keraton Agung Sejagat.
Kekaisaran Sunda Empire itu memiliki anggota yang berisi dari seluruh negara yang ada di dunia.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)