Terendam Banjir Setinggi 70 Cm, Jalan Raya Dayeuhkolot-Baleendah Tak Bisa Dilewati Kendaraan
Hingga kini Jalan Raya Dayeuhkolot yang mengarah ke Baleendah tidak bisa dilewati kendaraan, begitu juga sebaliknya karena terendam banjir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Hingga kini Jalan Raya Dayeuhkolot yang mengarah ke Baleendah tidak bisa dilewati kendaraan, begitu juga sebaliknya karena terendam banjir.
Jalan Raya Dayeuhkolot-Baleendah kini berubah seperti sungai berkedalaman sekitar 70 cm.
Selain itu pertokoan di daerah tersebut tidak bisa beroperasi seperti biasanya karena turut terendam banjir.
Di jalan raya Dayeuhkolot ketinggian air sekitar 60 hingga 70 centimeter, namun di dalam gang di daerah tersebut kedalaman air hingga sekitar 1,5 meter.
Sedangkan di pertokoan yang berada di bawah Masjid As-Sofia, ketinggian aikr sekitar 30 cm.
Menurut seorang pedagang yang tokonya turut terendm, Supatno (68) air mulai menggenangi Jalan Raya Dayeuh Kolot sore kemarin.
"Dari kemarin malam jalan sudah tidak bisa dilewati kendaraan," ujar Suparno, di Jalan Raya Dayeuhkolot, Minggu (26/1/2020) pagi.
Suparno mengatakan, dengan adanya banjir ia dan pedagang lainnya terpaksa tidak berjualan.
Baca: Atasi Banjir Underpass Kemayoran, Pihak Pengelola Bersinergi dengan Pemprov DKI dan Kementerian PUPR
Baca: Terendam Sejak Jumat, Underpass Gandhi Kemayoran Belum Surut Hingga Sabtu Petang
Menurutnya toko atau kios yang ada di bawah masjid yang terendam banjir berjumlah lebih dari 300, belum ditambah toko yang tepat berada di Jalan Raya Dayeuhkolot.
"Kalau barang-barang aman karena sudah disimpan di tempat yang tinggi, hanya kalau banjir begini tidak berjualan," ujar dia.
Memang kalau dipaksakan, kata Suparno, ia dan pedagang lainnya bisa membuka tokonya.
"Tapi kalau banjir gini meski buka toko siapa yang mau beli. Kalau hari-hari biasa bisa mendapat uang Rp 750 ribu per harinya, kalau banjir ya nol rupiah," ujarnya sambil sedikit tersenyum.
Suparno berharap, pemerintah bisa mengatasi banjir yang kerap merendam Dayeuhkolot.
"Inginnya gak ada banjir lagi, sehingga aktivitas tidak terganggu," kata dia.
Selain itu seorang warga yang tinggal di Jalan Kaum Dayeuhkolot, Ade Sarbini (70) mengatakan air yang mulai menggenang pemukimannya sejak sore hari.
"Sama dengan di jalan ini (Jalan Raya Dayeuhkolot) hanya bisa dibilang di sana (kampungnya) lebih dulu karena lebih rendah," kata dia.
Ade mengatakan, ketinggia air yang menggenang rumahnya mencapai sekitar 1,5 meter.
"Jadi lebih dalam yang di rumah karena posisinya lebih rendah," ucapnya.
Dari pantauan tribun kendaraan yang bisa melewati genangan air di Jalan Raya Dayeuhkolot hanya delman dan Perahu. Namun bebera pa orang juga terlihat melewatinya dengan berjalan kaki.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Jalan Raya Dayeuhkolot-Baleendah Berubah Jadi Sungai, Kendaraan Tak Bisa Lewat