Iklan Bergambar Lutfi Dinilai sebagai Bentuk Kreativitas dan Kebhinekaan
Jubir Irman Yasin Limpo, Tri Febrianto mengemukakan, iklan tersebut sebagai bentuk apresiasi acara Nasdem Days.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Iklan di media cetak yang menggunakan foto demonstran Dede Alfiandi alias Lutfi, siswa SMA yang membawa bendera merah-putih dan diedit menjadi Partai NasDem, kini jadi berbincangan di sosial media.
Jubir Irman Yasin Limpo, Tri Febrianto mengemukakan, iklan tersebut sebagai bentuk apresiasi acara Nasdem Days.
Kegiatan yang digelar berisikan kegiatan kemasyarakatan untuk negeri.
Seperti ambulan gratis, pembagian sembako tanpa melihat latar belakang masyarakat.
"Tidak ada niatan lain kecuali bentuk apresiasi. Sebagai cermin sikap kenegarawanan bang Surya Paloh yang selalu mengedepankan kepentingan masyarakat luas dan selalu mengapresiasi segala bentuk kreativitas anak bangsa," kata Tri dalam keterangannya, Selasa (28/1/2020).
"Nasdem merupakan partai kekinian. Memberi ruang bagi milenial untuk mempelihatkan kemampuan inovasi seperti bidang fotografi, desain, serta kreatifitas lainnya," sambungnya lagi.
Bagi None, lanjut dia, semangat dan aksi Nasdem ini memberi inspirasi untuk semua. Membangun Indonesia memang mesti timbul dari hati nurani, Nurani untuk Negeri.
Seperti yang selalu ditunjukkan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh.
”Editan itu juga ingin menunjukkan bahwa Nasdem itu partai yang merepresentasikan nilai ke-Indonesia-an. Seperti Bhineka Tunggal Ika, semangat daya juang yang tinggi membela kebenaran, dan nilai-nilai positif lainnya,” jelas pria yang akrab disapa Buyung itu.
“Bagi pihak-pihak yang merasa kurang nyaman dengan iklan tersebut, kami tidak ada maksud untuk melecehkan pihak manapun,” imbuh dia.
Baca: Lutfi Mengaku Dianiaya hingga Disetrum, Nasir Djamil: Tak Pantas Diperlakukan Seperti Itu
Menurut Pengamat Sosial Politik Dr Arief Wicaksono, iklan yang tengah viral itu adalah iklan humanis dan paling kreatif.
“Dari dulu kan Pak None itu kreatif dan inovatif. Iklan seperti ini sebenarnya tak ada masalah. Hakikatnya kan pesan moral, soal persaudaraan, loyalitas, nasionalisme, dan lain sebagainya. Itu baik,” ujar Wicaksono.
Pilwali Makassar menurutnya adalah perang kreativitas.
Semua calon walikota berusaha keras untuk meraih simpati partai dulu termasuk NasDem.
“Dan None selalu itu memperlihatkan perbedaannya dengan kreativitasnya,” tutup Wicaksono.