Mahasiswa Nanjing Normal Universtiy Pinjam Uang Kerabat untuk Pulang ke Aceh
Muhammad Sahuddin merasa sedih karena masih ada 12 mahasiswa asal Aceh yang kini terisolasi di Kota Wuhan
Editor: Eko Sutriyanto
Jumat lalu saat dia masih berada di Nanjing untuk melaksanakan salat Jumat di masjid, dia mendapati masjid yang sering didatanginya itu ditutup.
"Saat Hari Jumat itu saya mau ke masjid, tapi masjidnya ditutup tidak melayani jamaah, di situ saya mulai panik," cerita Sahuddin.
Melihat kondisi yang sudah semakin parah akibat virus corona, Sahuddin pun mencari solusi sendiri.
Keinginan terbesarnya adalah segera ke luar dari China dan pulang ke Aceh.
Sahuddin langsung mencari cara untuk bisa ke luar dari kota tersebut.
Meskipun ia mengaku, terpaksa meminjam uang ke kerabatnya untuk biaya tiket ke Indonesia.
Pemerintah Nanjing juga membuat aturan tidak boleh bertemu dengan orang ramai.
"Saya berpikir untuk ke luar dari China secepat mungkin minimal bisa sampai ke Kuala Lumpur saja,” ujar Sahuddin.
Selama perjalanan dari China ke Indonesia, Sahuddin menjalani pemeriksaan ketat dari pihak bandara.
Hal itu dialaminya, karena ia baru berangkat dari China.
Negara yang geger dengan virus mematikan itu.
“Alhamdulillah saya tidak ada apa-apa karena saya tidak ada riwayat perjalanan ke Wuhan, alhamdulillah saya steril," ujarnya.
Meskipun saat ini Sahuddin sudah tiba di Aceh, namun dia berharap Pemerintah Aceh segera memikirkan cara untuk mengevakuasi 12 mahasiswa Aceh di Wuhan.
"Memang ini otoritasnya pemerintah pusat. Mungkin, gubernur dan kepala dinas bukan tidak mampu memulangkan mereka, tapi karena tidak ada kapasitas untuk menyelesaikan hal itu, karena bidangnya KBRI dan Kemenlu. Saya berharap mereka segera dipulangkan karena bisa tertekan batin,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.