Melainkan hanya pada titik-titik tertentu saja yang mengawali.

Wania tidak menampik fenomena perubahan air Danau Batur ini berbuntut pada rasa kekhawatiran para pembudidaya ikan.

Sebab berdasarkan pengalaman, jika air danau berubah warna hijau maka indikasinya adalah belerang.

Pihaknya tidak bisa memprediksi sampai kapan fenomena ini berlangsung.

“Berdasarkan pantauan kami, fenomena perubahan warna namun tidak berbau ini belum pernah terjadi. Karenanya jika terjadi perubahan warna air danau, para peternak menduga kondisi ini akibat belerang. Sebab itu aktifitas di KJA pun tidak dilakukan. Yang paling dikhawatirkan adalah gejala tanpa ada perubahan warna, namun menyebabkan kematian ikan. Biasanya fenomena ini terjadi bulan Desember,” ucapnya.

Pihak Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli bersama Satpolair Polres Bangli dan Koramil Kintamani telah melakukan pemantauan langsung ke Danau Batur.

Berdasarkan hasil pemantauan, perubahan air danau belum menunjukkan dampak terhadap kematian ikan, baik ikan liar maupun ikan yang dibudidayakan masyarakat sekitar.

“Kami ingin melihat secara langsung bagaimana dampak perubahan air sejak kemarin. Astungkara sejak siang hari ini (kemarin) kondisi air sudah mulai kembali normal. Kami sudah mengambil sampel air dan telah dikirim ke laboratorium karantina Denpasar. Mengenai hasilnya baru diketahui besok. Dugaan sementara perubahan warna air disebabkan adanya perbedaan suhu antara bagian permukaan dan dasar danau,” ujar Koordinator Penyuluh Perikanan Bangli, Sang Putu Dirga.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Warna Air Danau Batur Berangsur Normal, Ikan-ikan di Danau Batur Terlihat Tenang