VIRAL Siswa SMP di Surabaya Urus 2 Adik dan Ibu yang Menderita Kanker, Pemkot Turun Tangan
Seorang pelajar SMP, Dika, yang mengurus ibu penderita kanker dan dua adiknya yang masih kecil-kecil akhirnya menerima bantuan dari Pemkot Surabaya.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Kisah miris seorang anak bernama Dika, teman anak saya,
"Di dunia ini yang dia punya hanyalah Ibu, Kakak, dan 2 adik-adiknya yg masih kecil-kecil.
Dia tidak punya saudara lain lagi selain mereka.
Saat ini ibunya sedang sakit kanker payudara stadium 4.
Dia hidup dari belas kasihan tetangganya, kalau ada yang ngasih makan ya makan,tapi kalo tidak ada yang ngasih ya tidak makan," tulis Merry di Facebook, Selasa (28/1/2020).
Merry pun menceritakan, Dika selalu menitipkan dua adiknya ke rumah tetangga setiap kali berangkat ke sekolah.
Sementara itu, sepulang sekolah, Dika menjemput adik-adiknya dan kembali mengurusnya hingga malam.
Tak hanya itu, Dika juga masih harus mengurus ibunya yang menderita kanker.
Menurut Merry, kakak Dika bekerja di rumah makan hingga larut malam.
"Kakaknya bekerja di rumah makan yang pulangnya selalu larut...jam 12 malam.
Gaji kakaknya selalu habis karena membayar hutang-hutang untuk biaya berobat ibunya selama ini.
Dan saat ini untuk hidup sehari hari mereka hanya bisa pasrah," ungkap Merry.
Melihat keadaan Dika tersebut, Merry pun merasa kagum dengan ketegaran Dika menjalani kehidupannya.
"Tapi saya salut dengan Dika, karena dia melakukan semua ini ikhlas tanpa mengeluh," ujarnya.
"Buktinya saat tetangganya lupa tidak membantunya memberi makan, dia juga tidak meminta. Dia sampai rela menahan lapar," tambah Merry.
Merry menyampaikan, Dika sempat menangis saat ia tanya mengenai bagaimana kebutuhan makannya sehari-hari.
"Waktu saya kesana, saya menyinggung masalah makan, saya tanya Dika makannya selama ini bagaimana, dia jawab sambil nangis," tutur Merry.
"Kalau ada ya dia makan bersama adik-adik dan Ibunya, kalau gak ada yang dimakan ya tidak makan katanya," sambungnya.
Ia pun menyampaikan kontrakan Dika yang berlokasi di Jalan Sidotopo Wetan Kelurahan Sidotopo Wetan, Kecamatan Kenjeran itu telah habis masa kontraknya.
Namun, saat itu pemilik rumah masih memberinya toleransi karena melihat kondisi keluarga Dika.
Merry menyebut Dika mengaku tak pernah menceritakan kesulitannya pada pihak sekolah.
Merry pun menanyakan mengapa Dika enggan menyampaikannya.
"Terus saya tanya lagi knp gak diceritakan kepada teman atau gurunya?
Dia jawab, saya tidak mau membebani orang te katanya," tulis Merry.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)