Gaya Nyentrik Bupati saat Tanggapi Pengrusakan Bangunan untuk Ibadah Muslim di Minahasa Utara
Minahasa menjadi sorotan di media sosial setelah viral video aksi pengrusakan bangunan untuk ibadah umat muslim.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Wulan Kurnia Putri
Dilansir Kompas.com, Komandan Kodim 1310/Bitung Letkol Inf Kusnandar Hidayat mengatakan, sebenarnya insiden itu tidak perlu terjadi.
"Sehingga mengakibatkan kejadian perusakan terhadap balai pertemuan di Desa Tumaluntung, Perumahan Agape," kata Kusnandar saat konferensi pers di Polres Minahasa Utara, Kamis (30/1/2020) pukul 13.11 WITA.
Kusnandar menjelaskan, awal perusakan terjadi karena kesalahpahaman informasi yang didapat oleh masyarakat.
Ada seseorang yang dicurigai dengan berpakaian sorban dan berjenggot.
Karena kekurangan informasi dan ketidaktahuan, terjadilah kesalahpahaman.
"Perusakan dilakukan oleh masyarakat atau ormas yang ada di Agape," ujar Kusnandar.
Ia mengungkapkan, ada 20 personel yang dikerahkan membantu kepolisian mengamankan kejadian tersebut.
Di lokasi, kata Kusnandar, dilakukan mediasi antara massa dan pihak ormas Islam.
Disepakati, baik massa dan ormas Islam mempercayakan kepada TNI-Polri menyelesaikan persoalan itu dengan pemerintah daerah.
Setelah ada kesepakatan, mereka kembali ke rumah masing-masing. Namun, ada yang tetap bertahan di lokasi, karena ada hal-hal yang belum dipahami.
"Saya dengan Kapolres AKBP Grace Rahakbau meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP), dan akhirnya masyarakat ormas khususnya agama Islam memahami. Itulah sekilas kejadian kemarin," ujar Kusnandar.
Kusnandar menegaskan, permasalahan ini intinya izin.
"Pada Rabu hari ini, dengan inisiator kita dengan kapolres telah melaksanakan rapat Forkopimda. Dalam pembahasan mencari solusi terkait izin, buntunya di mana?" sebut Kusnandar.
Dalam pertemuan itu, ada beberapa hasil kesepakatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.