Pelecehan Seksual Sesama Tahanan Terjadi di Rutan Perempuan Bandung
Selama menjabat kepala rutan, Lilis belum menemukan perilaku seks menyimpang antarsesama warga rutan yang didasari suka sama suka
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Adanya seks menyimpang yang dilakukan sejumlah tahanan di Rutan Perempuan Bandung ternyata benar-benar terjadi.
Seorang tahanan mengaku menjadi korban tahanan lain yang menyukai sesama jenis alias lebian.
Dia menangis dan ketakutan karena digerayangi oleh tahanan-tahanan yang lesbian.
Kepala Rutan Perempuan Kelas IIa Bandung, Dr Lilis Yuaningsih, mengatakan pelecehan seksual dari seorang tahanan yang memiliki orientasi seksual menyimpang kepada seorang tahanan baru memang sempat terjadi pada awal Januari lalu.
"Kemarin itu ada. Itu percobaan karena tidak ada respons dari pihak yang satunya. Baru percobaan untuk penyimpangan seksual. Setelah si yang tidak terima melapor, hari itu juga langsung diambil tindakan," ujar Lilis saat ditemui di sela pelaksanaan ujian CPNS Kemenkum HAM, di Jalan Pangaritan, Bandung, Senin (3/2).
"Itu tindakan penyelamatan supaya pelapor nyaman. Setelah itu, pihak terduga langsung diproses, dimintai keterangan, menjalani sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan), baru masuk sel isolasi seminggu. Putusan masuk sel itu rekomendasi dari sidang TPP," ujarnya.
Ia mengatakan, tindakan penyelamatan harus dilakukan untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan.
Baca: Perilaku Seks Menyimpang, Pasangan Ditampar dan Diludahi Saat Berhubungan Intim
Baca: Pegawai dan Guru Honorer Intim di Depan Siswi SMK, Kemudian Mengajak Berhubungan Seks Menyimpang
Baca: Siswa SMK Korban Pencabulan Guru Kembali Semangat Belajar, Pelaku Sudah Diringkus Polisi
"Setelah putusan sidang TPP merekomendasikan si terduga terbukti kemudian masuk sel isolasi, otomatis dia register F. Anak yang merasa dirugikan dipindahkan, selain itu ia sudah vonis. Itu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Lilis mengatakan, aksi lesbian di rutan yang dipimpinnya ini yang pertama.
"Kami langsung respons laporan tersebut karena prinsipnya kami punya kewajiban untuk pembinaan, memberikan edukasi supaya hal itu tidak terjadi," ucap Lilis.
Lilis mengatakan, perilaku lesbian umumnya tertutup.
Meski demikian, perilaku itu sedikitnya bisa diketahui dari fisik dan penampilan pelakunya.
"Rambut kayak cowok, enggak pakai anting. Itu ada kecenderungan (lesbian) meski tidak serta-merta dia punya perilaku seks menyimpang. Itu secara umum," ujar Lilis.
Berbekal indikator umum itu, kata Lilis, ia melakukan tindakan preventif.
"Ada warga rutan perempuan yang rambutnya pendek kayak cowok, enggak pakai anting, saya suruh dia pakai anting, bersikap selayaknya perempuan," ujarnya.
Selama menjabat kepala rutan, Lilis belum menemukan perilaku seks menyimpang antarsesama warga rutan yang didasari suka sama suka.
"Sejauh ini tidak ada karena kami batasi ruang geraknya supaya tidak terjadi seperti itu. Kemarin memang ada percobaan, tapi pihak yang satunya tidak terima dan laporan. Laporannya kami tindak lanjuti, kami pisahkan keduanya dan si pelaku percobaannya dimasukkan ke sel isolasi dan masuk register F," ucap Lilis.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Lesbian Mencari Mangsa di Rutan Perempuan Bandung, Kepala Rutan Sebut Ciri-ciri Luar Perempuan Lesbi