Trending #DIYdaruratklitih, 2 Kasus Klitih Kembali Terjadi di Yogya, Apa Sebenarnya Klitih Itu?
Fatur menjadi korban klitih di daerah Selopamioro, Imogiri, Bantul, pada Desember 2019 lalu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Media sosial Twitter hari ini, Selasa (4/2/2020) diramaikan dengan tanda pagar #DIYdaruratklitih.
Sebab, belakangan ini muncul kasus kekerasan remaja di Yogyakarta, yang disebut dengan klitih.
Mengutip Kompas.com, informasi terbaru dari kejahatan klitih ini, memakan korban atas nama Fatur Nizar Rakadio (16), yang meninggal dunia, Kamis (9/1/2020) lalu.
Fatur menjadi korban klitih di daerah Selopamioro, Imogiri, Bantul, pada Desember 2019 lalu.
Korban sempat mendapatkan perawatan, tetapi nyawanya tak tertolong.
Baca: Siswa SMA di Tempel Sleman Diduga Jadi Korban Aksi Klitih, Kepala Dihantam Batu
Baca: Trending di Twitter, Hubungan Lucinta Luna dan Keanu Memanas: Lucinta Luna Beri Peringatan
Pakar bahasa Jawa sekaligus Guru Besar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Pranowo, mengatakan, klithah diartikan sebagai keluyuran yang tak menentu atau tak jelas arah.
"Dulu, kata klithah-klithih sama sekali tidak ada unsur negatif, tapi sekarang dipakai untuk menunjuk aksi-aksi kekerasan dan kriminalitas. Katanya pun hanya dipakai sebagian, menjadi klithih atau nglithih yang maknanya cenderung negatif," kata Pranowo.
Klitih dulu merujuk pada kekerasan di kalangan remaja atau kelompok kriminal pelajar di Yogyakarta.
Sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Soeprapto menyebut, kasus klitih ini tidak bisa diselesaikan secara tuntas.
Menurutnya, kepolisian telah berbuat banyak untuk menangani kasus ini.
Ia menyebut klitih, ibarat rumput yang tidak tuntas dibersihkan, saat hujan tumbuh lagi.
Sehingga, penyelesaiannya tak hanya dari sisi hukum, tetapi harus sampai pada akar permasalahan.
"Momen munculnya klitih juga saat ada pesanan dari pihak tertentu," kata Soeprapto.
Fenomena klitih di Yogyakarta juga dapat muncul ketika sebuah kelompok melakukan rekrutmen anggota baru.