Ken Setiawan,Dirikan Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center untuk Menebus Dosa
Ken pernah didaulat sebagai perekrut terbaik. Ratusan orang berhasil ia rekrut dan bergabung dengan kelompok radikal itu.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan tribun lampung, Joviter Muhammad
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG-Ken Setiawan, pria asal Kebumen, Jawa Tengah ini pernah terpapar paham radikalisme dan menjadi anggota Negara Islam Indonesia (NII) dari tahun 2000 hingga tahun 2003 silam.
Dalam rentang waktu tersebut, Ken pernah didaulat sebagai perekrut terbaik. Ratusan orang berhasil ia rekrut dan bergabung dengan kelompok radikal itu.
Kebanyakan, orang yang berhasil ia rekrut merupakan warga perantauan di pinggiran Ibu Kota Jakarta. Lalu, apa yang membuat mantan panglima NII ini menyadari semua kesalahannya, sehingga berbalik melawan radikalisme dengan mendirikan pusat rehabilitasi kelompok radikal, NII-Crisis Center.
Baca: Info Harga Tiket Pertandingan Persis Solo vs Persib Bandung Telah Beredar, Simak di Sini
Berikut petikan wawancara khusus Ken Setiawan bersama Tribunlampung.co.id, Kamis (6/2/2020).
1. Bagaimana Anda bisa bergabung dengan organisasi radikal yang bertentangan dengan ideologi pancasila?
Awal tahun 2000 saya merantau dari Kebumen ke Jakarta. Disana saya bertemu dengan sesama perantauan. Sambutan mereka sangat baik sehingga tidak ada rasa curiga. Dari ketaatan mereka terhadap agama, membuat saya tertarik dengan ajakan mereka.
Sampai akhirnya saya resmi bergabung dengan NII. Selama saya bergabung, keluarga di kampung tidak ada yang tahu. Karena setiap anggota harus konsisten, jangan sampai orang diluar organisasi atau beda pemahaman tahu kalau saya ikut organisasi ini.
Baca: Kanada Minta PBB Tekan Iran untuk Segera Analisa Kotak Hitam Ukraina International Airlines
Anda pernah mendapat penghargaan dari Gubernur NII sebagai perekrut terbaik, bagaimana cara Anda meyakini orang agar mau bergabung dengan NII ?
Sama seperti halnya saya awal bergabung. Melakukan pendekatan secara personal, menggunakan teknik hipnosis dan doktrin. Melalui kedekatan secara emosional, akhirnya kami yang memiliki pemahaman yang sama sangat muda untuk bergabung.
Baca: Tiba, Penerbangan Keempat Pesawat Charter Jepang Membawa 198 Warga Jepang dan China
Lantas, apa yang menyebabkan anda sadar bahwa paham radikalisme yang selama ini kalian sebarkan ini salah, dan bertentangan dengan agama dan negara?
Seiring berjalan waktu saya menyadari bahwa ada yang tidak beres. Saya melihat banyak pembelokan ajaran islam. Seperti mengubah kalimat syahadat, membagi dua waktu sholat menjadi ritual dan universal.
Ada teman saya yang lebih dulu keluar, dia mengajak saya untuk berhenti mengikuti organisasi. Akhirnya saya keluar tanpa sepengetahun para petinggi organisasi. Kalau mereka tahu leher saya bisa dipenggal, karena sudah tersegel perjanjian diawal perekrutan.
Apa alasan Anda mendirikan NII-Crisis Center?
Hampir semua kelompok radikal di Indonesia ibu kandungnya adalah Negara Islam Indonesia. Dan mereka secara masif terus menyebarkan paham radikalnya kemasyarakat. Ditambah Impor ajaran HTI.
Mereka masuk ke masyarakat dengan metamorfosa lewat berbagai macam nama ormas sebagai propaganda agar masyarakat tidak curiga, bahkan mereka masuk sampai ke pendidikan usia dini ( PAUD ).
Dengan menanamkan intoleransi dengan menyisipkan lagu tepuk anak soleh agar ketika remaja dan dewasa maka pemikiran intoleransi semakin kuat.
Baca: Kanada Minta PBB Tekan Iran untuk Segera Analisa Kotak Hitam Ukraina International Airlines
Semua kelompok radikal menganut paham anti Pancasila dan menganggap sebagai taghut (berhala). Pembentukan NII CRISIS CENTER saya bersama para mantan aktifis radikal dari latar belakang berbeda yang telah sadar dan merupakan perwujudan dari tanggung jawab moral anak bangsa.
Baca: Roy Suryo Cerita Kehaluan Petinggi Sunda Empire, Hotman Paris Heran: Dia Kenal Barbie Kumalasari?
Karena melihat korban yang terus berjatuhan dari kalangan muda akibat perekrutan gerakan radikal. Secara pribadi saya anggap ini merupakan penebusan dosa atas apa yang telah saya lakukan dengan merekrut banyak orang untuk bergabung dengan NII.
Apa yang membuat NII - Crisis Center semakin tergerak memberantas radikalisme?
Di lain pihak, pemerintah belum mengambil sikap jelas terhadap maraknya perekrutan gaya baru model gerakan radikal NII dan sejenisnya yang justru menjadikan gerakan radikal semakin besar dan dapat merusak norma agama, norma sosial dan merongrong kedaulatan NKRI dimasa yang akan datang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.