Menelusuri Jejak Sekolah Arsitek RS Virus Corona Wuhan, Begini Kondisi Chung Hua Jember Sekarang
Nama Sekolah Chung Hua Jember tiba-tiba muncul ke permukaan seiring beredarnya informasi perihal Prof Huang Xiqiu, arsitek rs khusus pasien corona.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Nama Sekolah Chung Hua Jember tiba-tiba muncul ke permukaan seiring beredarnya informasi perihal Prof Huang Xiqiu, arsitek rumah sakit khusus pasien Virus Corona di Wuhan, Tiongkok.
Pembangunan RS khusus itu selesai dalam waktu 10 hari.
Nama Prof Huang Xiqiu tak lepas dari pembangunan RS tersebut.
Bahkan koran berbahasa Mandari Harian Nusantara memuat artikel tentang Prof Huang.
Artikel yang terbit 5 Februari itu berjudul 'Renhua itu Mengeluarkan Satu Orang Legendaris'.
Artikel tersebut ditunjukkan oleh mantan guru Sekolah Chung Hua, Iwan Natawidjaja yang ditemui SURYA.co.id di rumahnya, Jumat (7/2/2020).
Iwan juga mengartikan maksud dari artikel berbahasa Mandarin tersebut.
Judul artikel yang memuat tentang Prof Huang Xiqiu adalah 'Renhua itu Mengeluarkan Satu Orang Legendaris'.
"Renhua itu sebutan untuk Sekolah Chung Hua Jember. Legendaris yang dimaksud yang profesor itu. Artikel ini menceritakan perjalanan, dan kiprah Huang Xiqiu," kata Iwan.
Baca: Banyak Masker Beredar, yang Mana Paling Tepat untuk Mencegah Infeksi Virus Corona? Ini Trik Memilih
Baca: Karena Antibodi Bagus, 1.540 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Tapi Bisa Kambuh Lagi
Renhua merupakan sebutan akrab untuk Chung Hua Xue Xiao. Xue Xiao berarti sekolah.
Chung Hua Xue Xiao berarti sekolah untuk warga Tionghoa.
Huang Xiqiu, arsitek rumah sakit yang dibangun dalam 10 hari untuk menangani wabah Virus Corona di Wuhan, Tiongkok, merupakan alumni sekolah tersebut.
Iwan membenarkan hal itu. Huang Xiqiu menempuh pendidikan SD dan SMP di Sekolah Chung Hua itu.
Baca: Bangun Rumah Sakit Hanya dalam Waktu 8 Hari, Sang Arsitek Lahir di Jember & Besar di Indonesia
Baca: Untung Rp 5 Juta di Setiap Acara, Bos WO Pandamanda Beli Rumah Mewah Rp1,2 M,Baru Dibayar Rp300 Juta
Begitu juga dua adiknya yang sempat diajar oleh Iwan di sekolah tersebut.
Lalu seperti apakah Sekolah Chung Hua?
"Kalau sekolahnya sudah tutup, di tahun 1966. Sekolahnya itu ada di Lanasan, sekarang jadi Pertokoan Mutiara," ujar Iwan.
Sekolah Chung Hua memang pernah berdiri di lokasi tersebut.
Sekolah itu berdiri di tahun 1910, dan tutup di tahun 1966.
Sekolah itu menjadi tempat belajar etnis Tionghoa di Jember.
Muridnya berasal dari sejumlah daerah di Jember.
"Muridnya itu semuanya mencapai 2.000 orang," tutur Iwan yang masih memiliki ingatan tajam di usianya 81 tahun.
Sekolah Chung Hua Awalnya Berada di Rumah Sewa Sederhana
Mengutip hasil penelitian Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember Dr Retno Winarni MHum, saat pertama kali didirikan Sekolah Chung Hua bertempat di rumah sewa sederhana di jalan Lanasan kawasan Kampung Tengah.
Jalan itu sekarang bernama Jl Diponegoro, Jember.
Lokasi sekolah juga sudah menjadi kawasan Pertokoan Mutiara.
Chung Hua School berorientasi pada negeri Tiongkok sehingga terpampang lambang-lambang Republik Tiongkok di sekolah tersebut.
Pada masa akhir Pemerintahan Hindia Belanda hingga masa pendudukan Jepang, Chung Hua School hanya menyediakan jenjang pendidikan yu er yen (frobelschool/taman kanak-kanak) dan Siao xie (sekolah rendah).
Pendirian Chung Hua School bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan anak-anak Tionghoa keturunan yang berorientasi pada tanah leluhur yang pada masa itu mengalami euphoria menjelang lahirnya Republik Tiongkok.
Tujuan utama pendirian Chung Hua School untuk mendidik dan menumbuhkan semangat bela negara, mendidik keturunan Tionghoa dengan murah hati (biaya rendah) serta bervisi untuk menyebarluaskan pendidikan Tionghoa di Jember.
Untuk mencapai tujuan itu kegiatan belajar dilaksanakan dengan menitikberatkan pada pendidikan moral siswa, mengedepankan pengembangan pola pikir, mengarahkan siswa memiliki pandangan hidup yang benar, sehingga menekankan pada ilmu praktis bukan teoritik.
Tahun 1966 Chung Hua School dinyatakan ditutup.
"Hal ini berkaitan dengan semakin memanasnya kondisi politik Indonesia," kata Retno dalam tulisannya yang dikirimkan ke SURYA.co.id.
Sekolah Chung Hua resmi ditutup setelah keluar surat keputusan Menteri Pendidikan tanggal 6 Juli 1966 yang menyatakan menutup sekolah sekolah berbahasa pengantar bahasa Mandarin serta melarang sekolah-sekolah swasta menerima siswa-siswa eks sekolah Tionghoa, sedangkan sekolah negeri hanya diperkenankan menerima kurang dari lima persen dari jumlah murid mereka.
Dampak dari penutupan sekolah Chung Hua banyak orang tua siswa kebingungan mencari sekolah untuk anak-anak mereka.
Banyak siswa Chung Hua yang putus sekolah, terutama mereka yang berasal dari keluarga Tionghoa 'thothok' dan peranakan yang cukup fanatik terhadap pendidikan Tionghoa.
"Bagi mereka lebih baik tidak melanjutkan pendidikan jika tidak di sekolah-sekolah Tionghoa. Adapun yang melanjutkan pendidikan bermigrasi ke daratan Tiongkok. Bagi siwa yang tetap bertahan di Jember cenderung memilih melanjutkan ke sekolah-sekolah swasta Katolik atau pun Kristen," tulis Retno.
Kini Berubah Menjadi Pusat Perbelanjaan
SURYA.co.id mendatangi kawasan Lanasan atau Jl Diponegoro. Tidak ditemukan penanda jika pernah ada sekolah khusus warga Tionghoa di kawasan itu.
Setelah Sekolah Chung Hua tutup, kawasan itu sempat menjadi lokasi IAIN Jember.
Sekolah tinggi itu kemudian berpindah ke Mangli, Kaliwates.
Kini bekas lokasi sekolah itu menjadi pusat perbelanjaan di Jember.
Hanya para alumni sekolah itu yang masih mengetahui tentang sekolah tersebut, juga beberapa peneliti.
Tidak banyak warga sekitar yang mengetahui jika Pertokoan Mutiara itu pernah menjadi sekolah khusus warga Tionghoa.
Nama sekolah itu muncul lagi seiring munculnya nama Prof Huang Xiqiu, arsitek RS khusus pasien Virus Corona di Wuhan, Tiongkok.
RS itu dibangun hanya dalam waktu 10 hari.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Melihat Jejak Sekolah Chung Hua Jember, Tempat Arsitek RS Virus Corona Wuhan Menuntut Ilmu,
Penulis: Sri Wahyunik