Ibu Muda Tewas Ditusuk di Depan Dua Anak Balitanya di Surabaya, Berikut Fakta-faktanya
Tapi polisi menyatakan adanya dugaan pembunuhan setelah memeriksa saksi dan adanya luka tusuk di dada dan perut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kabar kematian ibu muda bernama Rika Murni (32) yang tewas dibunuh di depan 2 anak balitanya, menghebohkan warga di Jalan Tambak Wedi Langgar nomor 1A Surabaya, Jumat (7/2/2020).
Kematian ibu muda itu masih menjadi misteri dan masih didalami oleh Polsek Kenjeran.
Awalnya, ibu muda itu dikabarkan merupakan korban percobaan bunuh diri.
Tapi polisi menyatakan adanya dugaan pembunuhan setelah memeriksa saksi dan adanya luka tusuk di dada dan perut.
Di sisi lain, seorang tetangga kos korban mengaku tak mendengar teriakan atau tangisan korban.
Korban juga dikenal tetangga sebagai sosok yang ramah dan tak pernah ada masalah.
Baca: Ungkap Ingin Bercerai, Barbie Kumalasari Singgung Sempat Sakit Hati dengan Galih Ginanjar
Baca: Pemerintah Jepang Berupaya Lengkapi Persediaan Obat Penyakit Kronis Bagi Penumpang Diamond Princess
Baca: Kata-kata Menusuk Hati yang Diterima Dr Li Wenliang Sebelum Hari Kematian Menjemputnya
Dirangkum SURYA.co.id, berikut ulasan fakta-fakta kasus ibu muda di Surabaya dibunuh di hadapan kedua balitanya.
1. Kronologi
Sore itu, Rika tengah berada di rumahnya bersama dengan dua anaknya yang masih balita. Satu anak berusia 4 tahun.
Sedangkan yang bungsu berusia 2 tahun.
Sementara sang suami, Laksana Widi Putra (35) tengah bekerja.
Pelaku membunuh Rika dihadapan dua anak balitanya.
Saat itu mereka hanya bisa menangis menyaksikan ibunya dibunuh.
Menurut keterangan anak Rika yang dikutip dari kompas.com, ia melihat seorang pria mengenakan jaket hitam dan memakai helm berwarna hijau.
Menurut keterangan polisi, saat itu sang suami, Laksana pulang ke rumah kos usai bekerja sebagai buruh pabrik di Margomulyo sekitar pukul 17.30 WIB.
Sesampainya di rumah kos, Laksana merasa ada yang janggal lantaran lampu kamar kosnya tak menyala seperti biasanya.
"Suami korban saat datang itu kondisi lampu tidak menyala dan gelap. Kemudian saat masuk ke kamar, pintu kamar itu sudah tidak terkunci. Karena gelap, suami korban menyalakan lampu dan kaget saat melihat jasad istrinya bersimbah darah dengan isi perut terburai," kata PS Kapolsek Kenjeran, Kompol Agus Ariyanto, Sabtu (8/2/2020).
Saat ditemukan, Rika tewas terlentang di bawah tempat tidur ditemani dua anak balitanya.
Salah seorang saksi mata menyebut jika penemuan jasad Rika menjadi gempar ketika suami korban berteriak minta tolong.
" Tolong, siapa yang bunuh istri saya," kata Dadang sambil menirukan nada teriakan suami korban.
Pejabat Sementara Kapolsek Kenjeran, Kompol Agus Ariyanto membenarkan kejadian tersebut.
"Benar ada warga yang melapor ke kami jika ada penemuan jenazah perempuan dalam kamar kos. Dugaan sementara memang korban pembunuhan," kata Ariyanto, Sabtu (8/2/2020).
2. Awalnya dikira bunuh diri
Awalnya, korban dikabarkan merupakan korban percobaan bunuh diri, namun polisi memastikaan ada dugaan korban tewas karena dibunuh setelah memeriksa tiga saksi.
"Dugaan kuatnya dibunuh. Kami sudah perikda tiga saksi sejauh ini. Dua tetangga korban dan suami korban,"tandas Ari.
"Ada beberapa luka tusukan di dada, lali di perut.
Hasil autopsi, korban mengalami pendarahan hebat setelah tertusuk pada bagian jantung sebelah kiri tepat disekitar ulu hati" beber PS Kapolsek Kenjeran, Kompol Agus Ariyanto, Sabtu (8/2/2020).
3. Tetangga Tak Dengar Suara Ibu Muda
Tetangga korban mengaku tak mengetahui pasti kejadian dugaan pembunuhan tersebut.
Dadang, tetangga kos korban mengatakan jika pertama kali Rika ditemukan tewas setelah suaminya pulang kerja, Jumat (7/2/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.
"Saat itu hujan deras. Kondisi sepi sekali. Sekitar maghrib itu suami korban teriak. Itu baru warga berkumpul. Saya juga bantu ambil kain jarik untuk tutup jasad korban," kata Dadang, Sabtu (8/2/2020).
Lebih lanjut, Dadang sebut jika dua anak korban masih ada di dalam kamar saat ditemukannya jasad Rika oleh suaminya.
"Itu anaknya masih di atas kasur," tambahnya.
Meski bertetangga, Dadang dan warga sekitar mengaku tak mendengar teriakan atau tangisan korban maupun anaknya sebelum ditemukan tak bernyawa bersimbah darah.
"Gak ada yang dengar suara tangisan atau teriakan itu (dari korban) atau anaknya. Kondisinya sepi sekali. Kan hujan lumayan lebat," sebut Dadang.
Dadang juga menyebut jika ia pernah beberapa kali melihat adik laki-laki korban kerap berkunjung ke rumah kos.
"Korban ini punya jualan kecil-kecilan, kayak jualan pulsa, token listrik, mie goreng.
Itu gelar meja kecil di depan kamar. Cuma pas jam 12.00 siang selalu dimasukkan. Nah adiknya laki-laki itu kadang bantu-bantu," tandasnya.
4. Sosok korban menurut tetangga
Sementara itu, warga sekitar sebut, korban dikenal sebagai pribadi yang ramah dan mudah bergaul.
Sudah sekitar tiga tahun, korban dan suaminya tinggal di dalam kamar kos berukuran 4x4 meter dengan harga sewa Rp 500.000 per bulannya.
"Ya orangnya ramah, grapyak gitu. Tidak ada masalah selama ini," ujar Harti salah satu warga sekitar.
Tak ada yang mengira jika Rika ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di kamar kosnya sendiri.
"Memang saat itu hujan deras dan suasana kampung sedang sepi. Gak nyangka aja (korban) meninggal begitu," tandasnya.
5. Kasus lain, Mama muda tewas bunuh diri bersama bayinya
Di kasus lain, seorang mama muda nekat membawa bayinya terjun dari gedung rumah sakit.
Ibu yang masih berusia 16 tahun itu tewas mengenaskan setelah ia lompat dari sebuah gedung rumah sakit di Lahad Datu, Malaysia, Sabtu (1/2/2020).
Bayinya yang masih berusia 5 bulan juga meninggal seketika dalam gendongannya.
Kasus bunuh diri dengan cara terjun dari ketinggian juga sempat menghebohkan warga di Kupang Krajan, Surabaya.
Seorang pria nekat terjun dari flyover Kupang Krajan pada Rabu (29/1/2020) siang.
Dan kasus terbaru lebih mengenaskan, seorang ibu nekat membawa serta bayinya terjun dari gedung rumah sakit.
Berikut kronologinya dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Sambil Gendong Bayinya, Seorang Ibu Berusia Remaja Nekat Terjun dari Gedung, Berakhir Tragis'.
Asisten Komisaris Polisi Distrik Lahad Datu, Nasri Mansor mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal, anak perempuan korban telah dirawat di rumah sakit selama 11 hari terakhir untuk mengobati infeksi paru-paru.
"Sekitar jam 7.15 pagi, seorang dokter memerintahkan agar respirator dikeluarkan dari bayi karena napasnya telah kembali normal."
Menurut Nasir, mama muda itu berjalan menggendong bayinya dan meminta izin ke toilet
"Korban sedang berjalan dan menggendong bayinya di sekitar bangsal, lantas dia meminta izin dari penjaga keamanan untuk pergi ke toilet," katanya,
Nahas ibu yang masih remaja tersebut malah memanjat melalui jendela gedung rumah sakit yang terletak sekitar 60 m dari tanah.
Lantas penjaga keamanan di lantai bawah menemukan ibu dan putrinya tewas di tanah sekitar pukul 07.30 waktu setempat.
"Ketika ambulans tiba, kedua korban dinyatakan meninggal karena cedera kepala yang parah," katanya.
Dia mengatakan penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung. (Putra Dewangga Candra Seta)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 5 FAKTA Ibu Muda Surabaya Dibunuh di Hadapan 2 Balitanya, Berikut Kronologi hingga Pengakuan Warga