Helikopter MI-17 Milik TNI AD yang Hilang 18 Juni Lalu Ditemukan di Tempat Sakral Pegunungan Mandala
Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak pada 18 Juni 2019 dan akhirnya ditemukan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Tim evakuasi telah berhasil mendarat di dekat lokasi jatuhnya Heli MI-17 di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kamis (13/2/2020).
Hal itu disampaikan Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf TNI Luhut Binsar Sianipar.
Namun, menurut Luhut, tim masih harus mendaki untuk menuju lokasi puing-puing Helikopter MI-17.
Ia menjelaskan, 5 unit Heli Bel TNI Angkatan Darat yang disiagakan di Bandara Oksibil, telah digunakan untuk mengantar tim evakuasi ke titik terdekat dari lokasi kejadian yang bisa dijangkau.
Puing-puing Heli MI-17 terlihat di ketinggian 12.500 kaki.
Namun, Heli Bell TNI AD tidak bisa melakukan pendaratan di titik tersebut.
"Lima helikopter sudah kita terbangkan dan tim sudah kita terbangkan sebanyak 3 sorti. Sudah ada 1 SSB bersama masyarakat yang membantu di ketinggian 11.000 feet di bawah TKP," kata Luhut.
Diharapkan, pada Kamis sore, tim evakuasi sudah berhasil mencapai badan helikopter yang jatuh.
Sebelumnya, berikut beberapa fakta Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak pada18 Juni 2019 dan akhirnya ditemukan.
Keberadaan bangkai heli tersebut diketahui setelah adanya unggahan sebuah foto yang dilakukan netizen viral di internet, pada Selasa (4/2/2020).
Mendapat petunjuk tersebut, Kodam XVII/ Cenderawasih langsung menerjunkan tim untuk melakukan penelusuran.
Setelah dilakukan pencarian di lokasi sesuai petunjuk dalam foto tersebut, helikopter MI-17 akhirnya ditemukan oleh petugas dengan kondisi sudah hancur.
Berikut fakta selengkapnya:
1. Helikopter angkut 12 penumpang
Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak sejak Jumat 28 Juni 2019 itu diketahui membawa 12 penumpang. Terdiri dari 7 kru dan 5 anggota Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 725/WRG.
Adapun identitas tujuh kru helikopter adalah Kapten CPN Aris (pilot), Lettu CPN Ahwar (copilot), Kapten CPN Bambang, Serka Suriatna, Pratu Asharul, Praka Dwi Pur, dan Serda Dita Ilham.
Sedangkan lima anggota Pamtas Yonif 725/WRG yakni, Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin, dan Prada Tegar Hadi Sentana.
Helikopter tersebut sebelumnya terbang ke distrik Okbibab akan lanjut di distrik Oksibil untuk melakukan pengiriman logistik kepada prajurit di pos perbatasan RI-PNG.
2. Foto bangkai helikopter beredar di dunia maya
Setelah mengalami hilang kontak sejak Juni 2019, petugas yang melakukan pencarian heli tersebut tidak juga menemukan kabar.
Hingga akhirnya pada Selasa (4/2/2020), foto bangkai heli tersebut beredar di dunia maya dan media sosial.
Mengetahui kabar tersebut, Kodam XVII/ Cenderawasih langsung menerjunkan tim untuk melakukan penelusuran ke Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, untuk memastikan kebenaran foto.
"Pangdam XVII Cenderawasih telah memerintahkan satuan TNI kewilayahan terdekat untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan dari masyarakat Distrik Oksop guna memastikan kebenaran informasi tersebut," kata Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi seperti dikutip dari keterangan pers, Selasa (4/2/2020) malam.
3. Bangkai helikopter ditemukan
Setelah dilakukan pencarian, akhirnya Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak sejak Jumat 28 Juni 2019 berhasil ditemukan.
Bangkai heli itu saat ini berada di Pegunungan Bintang.
"Heli MI-17 Penerbad No Reg HA 5138 telah ditemukan di salah satu tebing di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang," ujar Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab melalui keterangan tertulis, Senin (10/2/2020).
Bahkan, untuk memastikan keberadaan heli tersebut dirinya ikut serta dalam proses pencarian melalui udara.
"Betul, tadi saya melihat langsung lokasi puing dari ketinggian 12.500 feet", kata Pangdam Asaribab.
4. Lokasi jatuhnya heli di tempat sakral
Setelah mengetahui keberadaan helikopter MI-17, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab akan melakukan proses evakuasi.
Hanya saja, proses evakuasi perlu dipersiapkan secara matang.
Sebab, lokasi jatuhnya heli berada di tebing cukup curam atau dengan sudut hampir 90 derajat.
Selain itu, dalam melakukan proses evakuasi tersebut pihaknya akan meminta izin kepada masyarakat sekitar.
Hal itu karena lokasi jatuhnya helikopter itu selama ini dianggap sebagai tempat yang sakral. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Fakta Heli MI-17 TNI AD Ditemukan, Berawal dari Foto di Internet hingga Lokasinya di Tempat Sakral"