37 Siswa SD di Kabupaten Sanggau Kompak Silet Tangan Masing-masing Hingga Berdarah, Ini Penyebanya
Saat di konfirmasi, Kapolres Sanggau, AKBP Raymond Marcelino Masengi membenarkan kejadian puluhan siswa yang melukai tangannya dengan silet
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Dan saya harapkan agar kejadian ini tak terulang lagi kedepanya. Jangan sampai ada terdengar kejadian serupa, beruntung tidak sampai terjadi hal-hal yang sampai berakibat fatal, "pungkas Yeremias Marsilinus.
Puspa Prihatin
Ketua Forum Komunikasi Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Kabupaten Sanggau, Abdul Rahim SH mengaku sangat prihatin atas kejadian puluhan siswa di satu di antara SD Negeri di Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, yang melukai tangannya menggunakan silet.
"Kita minta anak-anak korban penyiletan untuk diperiksa mental dan kejiwaannya. Saya betul-betul kaget dapat informasi ini, Harus dicari sebab musababnya. Jangan sampai ada aksi lebih nekad lagi yang dilalukan anak-anak itu,"kata Abdul Rahim, Jumat (14/2/2020).
• Betrand Peto Disunat, Ruben Onsu Terharu Lihat Tingkah Sang Putra ke Thania
• The Jakmania Dapat 4000 Tiket, Personil Keamanan Ditambah Jaga Laga Arema FC Vs Persija Jakarta
Untuk itulah, Rahim berharap kasus tersebut jangan sampai terulang. Kepedulian orang tua, guru dan lingkungan tempat anak-anak bermain, jangan biarkan mereka melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri mereka.
"Intinya adalah kepedulian kita semua, Kalau kita sudah cuek dengan anak-anak ini tentu mereka menganggap apa yang mereka lakukan itu benar, padahal salah. Kemudian pengawasan orang tua, guru serta masyarakat sekitar untuk memantau gejala-gejala dan perilaku yang menyimpang,"pungkas Abdul Rahim.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Prihatin Puluhan Murid SD Silet Tangan, DPRD Dorong Instansi Terkait Ambil Langkah dan BREAKING NEWS - Geger, 37 Siswa SD Negeri di Sanggau Silet Tangan Sendiri,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.