Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala Sekolah Terjerat Rentenir Gara-gara Dana BOS Telat Cair

Kegetiran itu ternyata juga dialami oleh beberapa sekolah daerah terpencil di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan (Sumsel).

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kepala Sekolah Terjerat Rentenir Gara-gara Dana BOS Telat Cair
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MUARATARA -- Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) setiap awal tahun sering terlambat cair hingga lima bulan bahkan lebih.

Fakta itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim di Jakarta belum lama ini.

Akibat dari keterlambatan dana BOS, kepala sekolah harus pontang panting mencari dana talangan demi kelangsungan belajar mengajar dan operasional sekolah.

Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, banyak kepala sekolah yang rela menggadaikan harta bendanya hingga meminjam uang.

Kegetiran itu ternyata juga dialami oleh beberapa sekolah daerah terpencil di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel).

Sementara itu, ada juga cerita dari salah seorang Kepala SD Negeri di Kabupaten Muratara yang mengaku sampai meminjam 'uang panas' kepada rentenir.

Baca: Demi Bayar Kencan, Gay Tersangka Pencabulan Anak di Tulungagung Utang Sampai Utang ke Rentenir

Baca: Meski Hidup Pas-pasan, Hasan Rela Utang ke Rentenir Hanya Untuk Biaya Berkencan Dengan Brondong

Hal itu terpaksa dilakukan untuk menalangi dana demi kelangsungan belajar mengajar dan operasional sekolah akibat keterlambatan dana BOS.

Berita Rekomendasi

"Kalau pas ada uang saya talangin pakai uang saya dulu, tapi kalau tidak punya uang lagi saya pinjam uang panas, minjam sama rentenir gitu," kata Kepala SD yang meminta namanya tidak ditulis, MInggu (16/2/2020).

Meminjam uang kepada rentenir atau tengkulak tentu ada bunga yang harus dibayar setiap bulannya sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

"Mau minjam di bank tidak ada jaminan, minjam sama guru-guru tidak punya, sama keluarga atau wali murid juga tidak punya, jadi terpaksa minjam uang panas," ungkapnya.

Kepala SD ini mengaku pernah meminjam uang kepada rentenir hingga mencapai Rp 10 juta dengan bunga yang harus dibayar setiap bulan sekitar 3%.

"Saya pinjam kadang sampai 10 juta, ya karena kebutuhannya banyak, untuk administrasi, ATK, transportasi keperluan sekolah dan lain-lain," ujarnya.

Namun untuk gaji para tenaga guru honorer katanya masih bisa diberikan pengertian bahwa akan dibayar setelah dana BOS cair.

"Kalau untuk guru honorer kita kasih pengertian, gajiannya pas dana cair, mereka juga paham, tapi kalau untuk administrasi itu penting, jadi terpaksa minjam uang," kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas