Kisah Para Pengantin Korban Wedding Organizer, Pesta Pernikahan Impian Pupus, Akad Digelar di Rumah
Oleh pemilik wedding organizer, MA sempat diajak ke lokasi pernikahan di kawasan Kota Bunga Cipanas, Kabupaten Cianjur.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Gelar Jagat Raya (25) berencana menikahi kekasihnya Febiana Ramadhan Putri pada 3 Februari 2019.
Ia memutuskan pesta pernikahan impiannya diurus oleh Wedding Organizer High Level Cianjur milik BJM (27).
Untuk resepis, ia membayar Rp 30 juta kepada BJM setelah diskon Rp 50 persen.
Sayangnya, saat hari pernikahan, resepsi pernikahan yang dimpikan oleh Gelar dan Febiana gagal digelar. Mereka hanya menerima papan background dan buket serta bunga kering.
"Sontak, kami waktu itu belingsatan, terpaksa memesan dadakan untuk kebutuhan resepsi,” ujar Gelar.
Korban lainnya adalah ST (24) yang melangsungkan pernikahan pada April 2020 nanti. Dilansir dari Tribun Jabar, ST telah menyerahkan uang Rp 15 juta kepada pemilik wedding organizer.
Namun setelah kasus penipuan mencuat, ST memilih membatalkan resepsi dan menggelar acara pernikahan sederhana.
Baca: Fakta Penipuan Wedding Organizer di Cianjur, Keberadaan Pelaku Masih Misterius, Tergiur Harga Murah
Baca: Deretan Foto Prewedding Talita Bachtiar & Aditya Prabowo, Ipar Tasya Kamila Tampil Menawan
Menurut ST, pemilik wedding organizer berjanji akan menyicil pengembalian uang muka pada bulan depan. Namun ia sudah tak percaya dengan janji tersebut.
"Keluarga belum tahu saya sudah bayar Rp 15,5 juta, paling mentoknya di rumah akad saja, ga jadi di gedung, secara sederhana saja," ujar ST.
Sementara itu ON (24) calon pengantin pria telah menyerahkan yang sebesar Rp 18,5 juta. Tak mau uangnya hilang, ia mencari keberadaan BJM.
"Saya sempat bolak-balik ke rumahnya, namun selalu tak diterima," ujar ON, Sabtu (15/2/2020) dilansir dari Tribun Jabar.
ON bahkan langsung ke sebuah pom bensin saat mendengar BJM ada di lokasi tersebut.
"Sesampainya di sana ternyata ia sedang dipergoki juga oleh korban lainnya yang sudah duluan menguntit," kata ON.
ON bersama pasangannya langsung mendesak BJM untuk mengembalikan uang mereka.
"Setelah didesak, suaminya yang merespons tapi hanya diganti Rp 5 juta," kata ON.
Salah satu korban wedding organizer lainnya adalah MA (22). Ia bersama pasangannya telah menyerahkan uang sebesar Rp 39,8 juta.
Oleh pemilik wedding organizer, MA sempat diajak ke lokasi pernikahan di kawasan Kota Bunga Cipanas, Kabupaten Cianjur.
Rencananya, konsep pernikahan MA adalah pesta kebun di kawasan vila.
"Iya saya sudah cek lokasi tempat bersama dia, konsepnya bagus," ujar MA.
Ia mengatakan, tak menyangka ia terkena tipu. Pada bulan September lalu, BJM mulai memperlihatkan gelagat tak benar.
"Saya tahu kena tipu bulan September, BJM ga ada kontak padahal saya sudah mengumumkan kepada semua orang akan menikah dengan konsep pesta kebun di vila Kota Bunga," ujar MA.
MA terpaksa merencanakan kembali dari awal pesta kebun di vila Kota Bunga.
"Iya saya modal lagi dari awal habis Rp 60 juta, karena undangan sudah disebar bersama tempat, jadi saya nikah minggu kemarin tanggal 9 Februari," ujar MA.
Buat grup, korban puluhan orang Minggu (16/2/2020), Gelar Jagat Raya didampingi istrinya melaporkan BJM atas dugaan kasus penipuan oleh BJM pemilik wedding organizer.
Gelar membawa sejumlah dokumen berupa bukti transaksi keuangan dengan terlapor dan sejumlah tangkapan layar komunikasi melalui aplikasi pesan instan WhatsApp dengan terlapor.
“Saya tadi melaporkan pemilik WO HL Cianjur karena telah merugikan saya dan istri,” kata Gelar.
Ia mengatakan ada beberapa korban lainnya yang akan membuat laporan.
Menurut Gelar, ia terpaksa menempuh jalur hukum karena BJM tidak menunjukkan niat baik.
“Kita sebenarnya membuka ruang komunikasi untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
Namun, karena dia tidak punya itikad baik, malah kabur-kaburan, ditelepon dan di-Whatsapp nomor sudah diblokir. Jadi, terpaksa kita tempuh cara ini (jalur hukum),” jelas Gelar.
Gelar mengaku tak mengetahui keberadan BJM. Namun sempat mendapatkan informasi jika BJM tinggal di Bandung selama dua bulan sebelum pindah ke Jakarta.
Para korban kemudian membuat grup WhatsApp. Total ada 24 orang yang menjadi korban termasuk pihak vendor yang turut dirugikan.
"Kita kan buat grup WhatsApp. Jumlahnya (korban) sudah mencapai 24 orang, termasuk ada korban dari pihak vendor juga," katanya kepada Kompas.com, Minggu malam.
Ia mengatakan, terpaksa berbicara ke publik karena tidak ada itikad baik dari pelaku untuk menyelesaikan masalah.
Sementara itu Polres Cianjur, Jawa Barat, mendirikan posko pengaduan dugaan penipuan wedding organizer di Cianjur, Senin (17/2/2020).
Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto mengatakan, pendirian posko ditujukan untuk lebih memudahkan jajarannya menangani kasus tersebut.
"Sejauh ini, baru dua orang yang melapor. Namun, informasinya hari ini akan ada yang lapor lagi, kita tunggu," kata Juang kepada Kompas.com di halaman Mapolres Cianjur, Senin (17/2/2020).
Ia meminta masyarakat yang merasa menjadi korban dugaan penipuan WO tersebut untuk segera membuat laporan.
"Kita juga sudah bentuk timsus untuk menangani kasus ini. Termasuk mendeteksi jejak keberadaan terlapor," ujar dia.
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Niki Ramdhany menambahkan, pihaknya sudah memgantongi jejak terlapor. Posisinya berada di luar Cianjur.
"Tim sudah diterjunkan sejak kita menerima laporan resmi dari korban. Doakan saja," ucapnya (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Para Pengantin Ditipu Wedding Organizer, Pernikahan Impian pun Akhinya Batal",