Warga Desa di Nagekeo Gotong Jenazah Seberangi Sungai Lowo
Yohanes juga menyebutkan anak-anak SMP jug harus menyeberang sungai jika hendak ke sekolah menuju Dhereisa
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
TRIBUNNEWS.COM, MBAY - Sejak Indonesia merdeka, rupanya warga Desa Alorawe di Kecamatan Boawae Kabupaten Nagekeo masih terisolir.
Infrastruktur jalan dan jembatan jauh dari harapan seperti warga lainnya di Indonesia.
Kondisi ini sangat memprihatinkan jika musim hujan tiba.
Ketiadaan jembatan membuat warga harus menantang derasnya air sungai Lowo Sesa.
Warga Desa Alorawe harus melawan derasnya arus Sungai Lowo Sesa jika hendak ke Kampung Alorawe.
Kejadian yang sangat menyedihkan terjadi, Kamis (20/2/2020) pagi.
Enam orang pria berjibaku menggotong sebuah peti jenazah melintas dan menabrak derasnya arus Sungai Lowo Sesa menuju Alorawe.
Hal tersebut terpaksa dilakukan warga lantaran tidak ada jembatan penghubung antara Desa Dhereisa dan Desa Alorawe.
Enam orang pria harus melintas derasnya arus hingga sampai di seberang Sungai.
Baca: Cerita Indra Pedagang Peti Jenazah: Biasanya Besok Dibeli Kalau Ada Suara Ketukan di Peti
Baca: Mayat Diduga PSK di Warung Remang-remang Ditemukan Tanpa Busana, Tangan dan Mulutnya Terikat Handuk
Baca: Bagini Penampakan Desain Konstruksi Tol Yogyakarta-Solo
Mereka menggotong peti jenazah almarhum, Priska Moy (17) yang meninggal di RSUD Bajawa, Rabu (19/2/2020).
Keluarga almarhum Priska Moy, Yohanes DB Moni, kepada POS-KUPANG.COM, dirinya sangat prihatin dengan keadaan tersebut.
"Kami memang begini sudah. Kemarin itu mereka tunggu air surut dulu baru bisa nyebrang, itupun air sampai ke pundak saat gotong saudari kami yang meninggal itu," ungkap Yohanes, Jumat (21/2/2020).
Yohanes mengatakan almarhum Priska Moy meninggal dunia RSUD Bajawa karena sakit.