Tragedi Susur Sungai Menewaskan 7 Siswa, Sri Sultan HB X Minta Pimpinan Sekolah Bertanggung Jawab
Sultan meminta dengan serius agar pihak penyelenggara mampu bertanggungjawab sepenuhnya atas peristiwa tersebut.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Tragedi susur sungai yang dialami ratusan murid SMPN 1 Turi, membuat Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama sang istri GKR Hemas bertolak menuju lokasi atau tepatnya di SMPN 1 Turi sekira pukul 23.00 pada Jumat (21/2/2020).
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut mengaku sangat sedih dan prihatin atas insiden tersebut.
"Ikut berduka cita atas meninggalnya anak-anak dari SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu aktivitas menyusuri sungai," ujarnya.
Selain mengungkapkan duka, Sultan juga sangat menyayangkan tragedi tersebut dan tak habis pikir kegiatan susur sungai yang melibatkan anak didik digelar di musim hujan seperti saat ini.
"Saya juga prihatin, kenapa justru musim hujan ada aktivitas menyusuri sungai," tegasnya.
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Sultan meminta dengan serius agar pihak penyelenggara mampu bertanggungjawab sepenuhnya atas peristiwa tersebut.
Baca: Mengenal Kegiatan Susur Sungai dan Prosedur yang Harus Diperhatikan
Baca: Kabar Almaratu Intan Istri Caisar, Kemarin Suaminya Menangis Dibelikan Token Listrik NIkita Mirzani
"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini. Itu saja yang bisa saya sampaikan, dengan sangat sedih dan rasa prihatin," ujarnya.
7 Korban Meninggal
Kakansar Yogyakarta, Lalu Wahyu Efendi mengkonfirmasi jumlah korban siswa SMPN 1 Turi yang meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Pramuka dengan kegiatan Susur Sungai Sempor di Turi, Sleman, DIY, Jumat (21/2/2020) sore.
Diketahui, ratusan siswa SMPN 1 Turi diketahui mengikuti kegiatan Pramuka dengan kegiatan Susur Sungai Sempor di wilayah Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman, Jumat (21/2) sore.
Beberapa di antaranya hanyut oleh aliran sungai yang tiba-tiba datang dari arah utara.
Wahyu mengatakan dari total 249 siswa yang mengikuti kegiatan, tujuh di antaranya ditemukan meninggal dunia. Sementara tiga lainnya belum ditemukan.
Baca: Betrand Peto Teriak saat Disunat, Ruben Onsu: Di Sebelah Orang Melahirkan Bayinya sampai Masuk Lagi
Baca: Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut, Pakar dari UGM Sebut Susur Sungai Bukan untuk Anak dan Remaja
"Terkonfirmasi selamat 216 siswa, luka-luka 23 siswa. Meninggal dunia 7 siswa dan belum ditemukan ada 3 siswa," ujar Wahyu, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (22/2/2020).
Wahyu menyebut tujuh korban meninggal dunia semuanya adalah perempuan. Pun demikian dengan siswa yang masih belum ditemukan adalah perempuan.
Berikut identitas korban meninggal dunia yang diterima Tribunnews.com dari Basarnas :
1. Sovie Aulia (15 tahun, kelas 8), warga Sumberejo, Kaliurang, Srumbung, Magelang
2. Arisma Rahmawati (13 tahun, kelas 7), warga Tepan, Bangunkerto, Turi.
3. Nur Azizah (15 tahun, kelas 8), warga Kembangarum, Donokerto, Turi.
4. Lathifa Zulfaa (15 tahun, kelas 8), warga Kembangarum, Donokerto, Turi.
5. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (14 tahun, kelas 7), warga Karanggawang, Girikerto, Turi.
6. Evieta Putri Larasati (13 tahun, kelas 7), warga Soprayan, Girikerto, Turi.
7. Faneza Dida (13 tahun, kelas 7), warga Glagahombo, Girikerto, Turi.
Baca: Kegiatan Ashraf Sinclair 24 Jam Terakhir Sebelum Meninggal Dunia, Kerja & Olahraga, Belum Tidur
Baca: Daegu, Kota Terbesar Keempat di Korea Selatan Seakan Jadi Kota Hantu, Konser BTS pun Batal
Wahyu mengatakan para korban yang mengalami luka-luka ada yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas Turi, Sleman.
"Korban luka total sebanyak 23 siswa. 21 siswa rawat jalan atau diperbolehkan pulang dan dua siswa menjalani rawat inap di Puskesmas Turi," kata dia. (Tribunjogja/Kurniatul Hidayah)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Sri Sultan Hamengku Buwono X : Saya Mohon Pimpinan Sekolah Bertanggung Jawab Atas Musibah Ini