Operasi Pencarian Siswa SMPN 1 Turi Sleman: Tim SAR Lakukan Pemantauan di Sejumlah DAM Malam Ini
Proses pencarian siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta yang hanyut terseret arus sungai Sempor ketika susur sungai masih terus dilakukan.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Proses pencarian siswa SMPN 1 Turi Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang hanyut terseret arus sungai Sempor ketika susur sungai masih terus dilakukan.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai unsur seperti TNI, Polri, PMI, Basarnas hingga relawan lainnya kini masih melakukan pencarian.
Laporan BPBD dalam siaran persnya, memasuki hari kedua pencarian, sebanyak dua siswa hingga kini belum terkonfirmasi keberadaanya.
Dua korban yang belum ditemukan tersebut dengan identitas Yasinta Bunga, kelas 7B, alamat Dadapan, Wonokerto, Turi dan Zahra Imelda, 7D d/a Kenteng, Wonokerto, Turi.
Adapun kegiatan susur sungai pada Jumat (21/2/2020) ini diikuti oleh kelas 7 dan kelas 8 sebanyak 249 siswa dari total siswa sebanyak 256 orang siswa.
Berdasar presensi atau daftar hadir siswa diketahui kelas 7 sebanyak 124 orang dan kelas 8 sebanyak 125 siswa, total 249 orang.
Baca: Cerita Salma Siswa SMPN 1 Turi Sleman: Jalan di Sungai Setengah Jam, Tiba-tiba Ada Arus Besar
Proses pencarian dihari kedua ini dihentikan pkul 21.00 WIB dan akan dilanjutkan pada keesokan harinya.
"Jam 9 malam akan kita tutup dilanjutkan besok pagi. Dengan pertimbangan jarak pandang terbatas, karena penerangan juga menggunakan lampu senter," ungkap Wahyu Efendi, Kepala Basarnas DIY.
Ia menerangkan di hari kedua, Sabtu (22/2/2020) telah ditemukan satu korban susur sungai atas nama Nadine Fadila.
"Hari ini sampai radius 3 KM dengan mengerahkan delapan tim. Besok pagi rencana pencarian dengan jarak kurang lebih 26 KM dengan asumsi pencarian dari titik awal," kata Wahyu seperti dikutip TribunJogja.
Baca: Suara Lirih Ayah Korban Meninggal Susur Sungai di Sleman: Saya Ikhlas
Ditambahkannya, dari jarak 3 KM dari titik awal kejadian ini terdapat lima palung sudah ditandai dan akan dilakukan penyelaman pada Minggu (23/2/2020).
Pihaknya akan melakukan tindakan penyelaman dengan personel dari Basarnas, SAR gabungan, DitPolair Polda DIY dan Brimob Polda DIY.
Ia menjelaskan, karakter sungai yang disisir tersebut mempunyai kedalaman rata-rata 50 cm hingga 1 meter dengan kondisi banyak bebatuan.
Sementara itu, BPBD Provinsi DIY melalui akun twitternya menyampaikan bahwa untuk Sabtu (22/2/2020) malam akan dilakukan pemantauan dibeberapa dam, dan tidak dilakukan penyisiran atau penyelaman.
Beberapa Dam yang dilaukan pemantauan yakni di Dam Matras, Dam bubrah, Dam lengkong, Dam polowidi, Dam watu gajah, Dam gawar, Tempuran bedog.
Baca: Tersangka Susur Sungai SMPN 1 Turi Sleman: Punya Ide tapi Justru Tinggalkan Peserta
Satu Tersangka
Pihak kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap 13 saksi dari 3 kelompok yang berbeda terkait peristiwa tersebut.
Tiga kelompok tersebut terdiri dari 3 orang pembina pramuka tingkat kabupaten, 3 orang warga setempat yang merupakan pengelola wisata dukuh sempor dan tujuh pembina pramuka SMPN 1 Turi.
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yulianto mengatakan dari 13 saksi tersebut, satu saksi dinaikkan statusnya menjadi tersangka yakni seorang guru pembina pramuka di SMPN 1 Turi yang berinisial IYA.
"7 orang pembina sekolah ini, 6 pembina mengantar ke tujuan lokasi wisata susur sungai, dan 1 menunggu di sekolah menjaga barang bawaan siswa, dari 6 yang mengantar, 4 orang mengikuti rombongan susuri sungai, satu orang menunggu di tempat finish."
"Dan satu (satu) pembina ada keperluan sehingga meninggalkan rombongan setelah mengantar siswa di lembah Sempor. Dan yang meninggalkan peserta inilah statusnya dinaikkan menjadi tersangka," ungkap Yulianto dikutip dari situs resmi Polda DIY.
Dari pemeriksaan saksi warga setempat diketahui bahwa rombongan pramuka ini tidak melakukan ijin/pemberitahuan ke warga.
Untuk tersangka IYA, dikenakan pasal 359 dan 360 UU KUHP karena kelalaiannya mengakibatkan nyawa seseorang melayang.
Baca: Dua Siswa SMPN 1 Turi Masih Hilang Pasca Banjir Bandang Sungai Sempor Sleman
Tanggapan Gubernur DIY
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyangkan kegiatan susur sungai yang diadakan SMPN 1 Turi, Sleman dilaksanakan pada saat musim hujan.
Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya beberapa siswa SMP N 1 Turi, Sleman saat kegiatan susur sungai di Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020) siang.
"Ikut berduka cita atas meninggalnya anak-anak dari SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu punya aktivitas menyusuri sungai," kata Sri Sultan dalam keterangannya seperti diunggah twitter Humas Pemda DIY @humas_jogja.
Namun disisi lain ia juga prihatin dengan peristiwa tersebut dan menyayangkan mengapa kegiatan tersebut dilakukan di sungai pada saat musim hujan.
"Tapi juga saya prihatin kenapa justru pada waktu musim hujan ada aktivitas untuk menyusuri sungai," ucap Sri Sultan.
Baca: UPDATE Pencarian Siswa SMPN 1 Turi Sleman: 230 Personel SAR Gabungan Dikerahkan, 4 Belum Ditemukan
Ia berharap pihak sekolah bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
"Dan saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini," kata Sultan
Ia mengimbau kepada semua tingkatan sekolah agar tak melakukan kegiatan di sungai ataupun di dekat sungai saat musim hujan.
"Saya hanya punya harapan kepada seluruh sekolah apapun tingkatannya, ini musim hujan jangan melakukan aktivitas dan berdekatan dengan sungai, apalagi menyusuri sungai, itu jelas sangat berbahaya," lanjut Sultan.
Ia berharap peristiwa tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.
"Saya minta para kepala sekolah, aktivitas kelompok masyarakat, aktivitas organisasi-organisasi yang lain, hindarilah musim hujan ini punya aktivitas untuk menyusuri sungai, untuk tidak terulang lagi," pungkas Gubernur DIY.
(Tribunnews.com/Tio, TribunJogja.com/SantoAri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.