Suraji Usap Tanah Makam Yasinta Siswi SMPN 1 Turi, Korban Susur Sungai Ini Sempat Minta Sepatu
Suraji, ayah Yasinta siswi SMPN 1 Turi yang tewas hanyut saat susur sungai, meminta maaf pada sang anak. Ia mengusap tanah makam putrinya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
![Suraji Usap Tanah Makam Yasinta Siswi SMPN 1 Turi, Korban Susur Sungai Ini Sempat Minta Sepatu](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/yasinta-siswi-smpn-1-turi-tewas-saat-susur-sungai-2422020.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Suraji (61) berusaha tegar saat pemakaman putri semata wayangnya, Yasinta Bunga, pada Minggu (23/2/2020) siang di Pemakaman Umum Dadapan Wetan.
Yasinta merupakan siswi SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta yang tewas hanyut saat kegiatan Pramuka susur sungai pada Jumat (21/2/2020) lalu.
Namun, Suraji tak sanggup melihat saat peti jenazah anak semata wayangnya diturunkan ke liang lahat.
Dikutip Tribunnews dari Tribun Jogja, Suraji berdoa sambil mengusap tanah makam Yasinta usai jenazah dimakamkan.
![Suraji mengusap tanah makam putri semata wayangnya, Yasinta Bunga, Minggu (23/2/2020). Yasinta merupakan satu diantara siswi SMPN 1 Turi yang tewas hanyut saat mengikuti kegiatan susur sungai, Jumat (21/2/2020).](https://cdn2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/suraji-ayah-yasinta-bunga-saat-pemakaman-jenazah2.jpg)
Ia meminta maaf pada Yasinta.
Baca: 6 Murid SMP Negeri 1 Turi Alami Gejala Psikologis Setelah Ikut Susur Sungai, Terus Didampingi
Baca: Cerita Heroik Kodir Selamatkan Nyawa Puluhan Siswa SMPN 1 Turi yang Hanyut saat Susur Sungai
"Dek, maafin Bapak ya," ujar Suraji lirih.
Mengutip Tribun Jogja, Yasinta diketahui sempat meminta dibelikan sepatu sebagai hadiah ulang tahunnya.
Namun, Suraji belum sempat memenuhi keinginan sang putri karena dagangannya masih sepi pembeli.
Sayang, saat Suraji akan membelikan sepatu, Yasinta meninggal dunia karena hanyut ketika mengikuti kegiatan Pramuka di Sungai Sempor.
“Pas ulang tahun kemarin, saya belum bisa kasih hadiah. Ya dia tanya, 'Bapak nggak ngasih hadiah ulang tahun?',” kata Suraji menirukan Yasinta.
“Sekarang belum, nanti ya, jualan baru sepi," kenangnya.
“Rencananya besok mau saya ajak beli sepatu untuk hadiah ulang tahun kemarin,” ucap Suraji.
Lebih lanjut, Suraji pun menceritakan ia dan sang istri menunggu sangat lama untuk memiliki Yasinta.
Karena itu ia belum pernah memarahi Yasinta sedikitpun.
![Suraji digandeng dua orang lainnya saat pemakaman Yasinta Bunga di Pemakaman Umum Dadapan Wetan, Minggu (23/2/2020).](https://cdn2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/suraji-ayah-yasinta-bunga-saat-pemakaman-jenazah.jpg)
Suraji pun mengungkapkan keluarganya menganggap Yasinta anak mahal karena penantian sekian lama.
Baca: Cerita Pilu Tragedi Susur Sungai, sang Ayah Rela Naik Motor Surabaya ke Sleman & Temui Jenazah Anak
Baca: Kronologi Pemancing Selamatkan 20 Lebih Siswa SMPN 1 Turi Sleman dalam Tragedi Maut Susur Sungai
“Dia itu sekalipun belum pernah saya marahin. Saya sudah tua, untuk punya anak satu saja, sama istri, itu lama sekali."
"Keluarga bilang, Yasinta itu anak mahal,” ujar Suraji lirih.
Suraji Sempat Cari Yasinta Sendiri
Dilansir Tribun Jogja, Suraji sempat mencari Yasinta Bunga, Sabtu (22/2/2020) subuh, sebelum putrinya ditemukan pada Minggu pagi.
Karena merasa gelisah, Suraji memutuskan menyusuri sepanjang aliran Sungai Sempor Sendirian.
Ia pun mengaku mengalami kram hingga hampir tak bisa bergerak.
“Saya gelisah. Pas habis Subuh, saya langsung ke dekat posko itu. Turun lewat jembatan."
"Saya nyusur sendiri, sampai saya kram di sana, hampir nggak gerak. Untung ternyata ada keluarga yang ikut juga,” tuturnya.
Suraji yang merasa tak sabar sejak Jumat sore, mengisahkan dirinya mondar-mandir untuk mencari keberadaan anaknya.
Ia pergi ke sekolah, klinik, posko SAR, dan puskesmas saat mendengar ada penemuan korban.
Baca: BMKG Sebar Informasi Peringatan Dini Cuaca Sebelum Tragedi Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi Sleman
Baca: Mahfud MD Temui Keluarga Korban Susur Sungai Maut di Sleman, Sampaikan Duka Cita Pemerintah
![Suraji, ayah Yasinta Bunga.](https://cdn2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/suraji-ayah-yasinta.jpg)
“Mulai Jumat sore itu, saya sudah tidak sabar. Saya cari infonya di mana- mana, sekolah saya datang, ke SWA (klinik), posko SAR, Puskesmas, semua lah."
"Setiap ada kabar ada korban ketemu, saya datang, ternyata bukan anak saya."
"Ada lagi korban di Puskesmas, 3 kali saya bolak-balik, terakhir jam 2 malam, katanya ada yang mau dicocokin, ternyata bukan anak saya. Makanya saya turun subuh-subuh itu,” terangnya.
Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Dapat Pendampingan Psikologis
Senin (24/2/2020) pagi, siswa kelas 7 dan 8 SMPN 1 Turi berada di kelas masing-masing menjalani pendampingan dan terapi dari tim psikolog dan relawan.
Ketua Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Wilayah DIY, Siti Urbayatun, mengatakan tragedi susur sungai yang diikuti dan dialami oleh siswa SMPN 1 Turi tempo hari merupakan kejadian luar biasa.
![Hari pertama sekolah di SMP N 1 Turi, Sleman, Senin (24/2/2020) pagi pascatragedi susur sungai kegiatan Pramuka yang menewaskan 10 siswanya.](https://cdn2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/hari-pertama-sekolah-smp-n-1-turi-2.jpg)
"Kita membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif."
"Universitas di Yogyakarta yang memiliki Fakultas Psikologi kami minta bantuan, organisasi masyarakat juga banyak yang membantu," ujarnya.
Saat ini dibuka dua posko untuk penanganan psikis siswa pascamusibah, yaitu di Puskesmas Turi dan SMPN 1 Turi.
Tim psikologi telah berjaga mulai Jumat hingga Senin pagi ini selama 24 jam untuk melakukan pendampingan psikologi.
Baca: Tersangka Tragedi Maut Susur Sungai di Sleman Mengaku Cetuskan Ide, hingga Tinggalkan Para Siswa
Baca: 7 Fakta Baru Tragedi Susur Sungai Sleman, Reaksi Kepsek dan Alasan Polisi Tetapkan Pembina Tersangka
"Kemungkinan sampai seminggu ke depan kami stand by di dua posko. Jika diperlukan kami juga melakukan home visit," ungkap Siti.
Hingga saat ini ada enam siswa yang mengalami gejala gangguan psikologis.
"Sekali lagi ini baru gejala bukan gangguan, ada yang menangis dan berteriak-teriak misalnya. Kami akan terus mendata gejala yang ditunjukkan adik-adik," jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Suasana di SMPN 1 Turi Pascatragedi Susur Sungai, Para Siswa Mendapat Pendampingan Psikologis"
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Tribun Jogja/Hendy Kurniawan/Maruti AHS)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.