Cerita Korban Selamat Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi: Siswa Tolak Perintah Kakak Pembina
Saat cuaca sudah mendung, pembina pramuka tetap bersikeras melanjutkan aktivitas susur sungai.
Editor: Ika Putri Bramasti I R I P
TRIBUNNEWS.COM - Ada kisah para korban yang selamat dari tragedi susur sungai SMPN 1 Turi.
Saat cuaca sudah mendung, pembina pramuka tetap bersikeras melanjutkan aktivitas susur sungai.
Beruntung korban selamat ini tak mengikuti saran dari kakak pembina.
Karena selang beberapa detik kemudian, air sungai meluap dan menenggelamkan beberapa temannya.
Siswa-siswi SMPN 1 Turi mendapatkan pendampingan trauma healing di hari pertama mereka ke sekolah pascainsiden susur Sungai Sempor.
Hari itu tak banyak aktivitas siswa di luar kelas. Di setiap sudut lebih banyak didominasi oleh jajaran kepolisian, media massa, dan pegawai pemerintah.
Kasus ini menjadi banyak perhatian semua pihak, bahkan pascakejadian banyak yang institusi yang menerjunkan personelnya yang ahli dalam trauma healing.
Tim gabungan ini berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam hal ini menerjunkan Tim Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Tim Psikolog Puskesmas Kabupaten Sleman dan wilayah DIY, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPKI) dan HIMPSI, Baznas Kabupaten Sleman, para tenaga relawan psikolog dari universitas, mahasiswa mapro dan S1 psikologi di universitas/perguruan tinggi, dan elemen lain yang terkait.
• Yasinta Bunga Korban Meninggal Susur Sungai SMPN 1 Turi, Putri Tunggal yang Fasih Baca Alquran
• Alasan Tersangka Susur Sungai SMPN 1 Turi Muridnya Tak Diberi Alat Keselamatan: Airnya Cuma Selutut
Banyaknya pihak yang terlibat untuk penyembuhan trauma yang dialami anak, diapresiasi orang tua dan kerabat.
Salah satunya adalah Nindia (21) warga Wonokerto Turi, kakak dari pelajar kelas 8, Annisa Ramadhani (15).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.